Setelah kepergian Ryeowook dari ruang tamu, Donghae membuka suara. “Mau sampai kapan, Hyung? Kau tak merasa kasihan pada istrimu? Bahkan ia selalu menangis karenamu, bukankah kau mengatakan tak akan membuatnya menangis? Apalagi menangis karenamu. Tapi nyatanya?” Donghae mendesah tak mengerti.
“Justru kini kau selalu membuatnya menangis setiap harinya. Aku bingung, sebenarnya apa yang sedang kau cari, Hyung?” Ucap Dongahe dengan nada kesal.
Bagaimana tidak? Temannya ini sudah bersikap sangat keterlaluan terhadap istrinya sendiri.
“Aku hanya ingin dia tahu, apa yang di lakukan dulu salah. Aku tahu hampir setiap hari aku berlaku jahat padanya, bahkan aku tahu jika dia menangis. Sangat tahu.” Desah Yesung mengakui kesalahannya.
“Tetapi, kau harus tahu bahwa aku masih sangat mencintainya. Aku hanya ingin ia berubah, Donghae-ah. Aku takut dia kembali seperti dulu, aku tak bisa seperti itu lagi. Aku ingin membangun pernikahan ku dengan baik, hanya itu.” Lanjut Yesung dengan lancar.
“Tapi kau tahu sendirikan, Hyung? Ryeowook sudah berubah, ia tak seperti dulu lagi. Aku yakin kau tahu akan hal itu. Kau melihatnya, karena kau tak benar-benar buta.” Donghae menekan kata buta pada ucapannya.
“Ap-apa! Tak bu ... ta?” Ucapan bernada terkejut yang terlontar dari arah belakang mereka.
Terkejut. Mereka pun menoleh bersamaan, di sana tampaklah Ryeowook dengan pandangan tak percayanya. Istri dari Kim Yesung itu, menutup mulutnya dengan satu telapak tangannya. “Hyung, tak buta? Benarkah?” tatapan nanar Ryeowook berikan.
“Wookie-ah, dengarkan penjelasan Hyung dulu, oke? Kumohon agar kau jangan salah paham terlebih dahulu.” Yesung berucap dengan nada terbata.
“Jadi, selama ini Hyung menipuku dengan berpura-pura buta? Apa yang sebenernya hyung lakukan, eoh? Kau benar-benar jahat, Hyung! Bahkan aku rela kau suruh seperti babu untuk menebus kesalahanku, aku rela menerima semua cacian darimu, aku sungguh berubah untukmu. Tapi kau malah menipuku! Kau jahat, Hyung!” Ryeowook berlari meninggalkan rumah Donghae, tanpa mendengar panggilan Yesung yang memanggil namanya, dan berlari menyusulnya.
Sampai di sebuah taman, Yesung akhirnya berhasil menarik tangan Ryeowook. Ryeowook harus mendengarkan penjelasannya. Yesung menarik istrinya kesebuah bangku taman terdekat. Ryeowook terus terisak.
“Hiks, kenapa Hyung lakukan itu padaku? Kau menipuku. Kau sangat jahat!” Ryeowook memukul lemah bahu Yesung.
“Wook-ah, mianhae. Dengarkan penjelasan Hyung terlebih dahulu, kumohon.” Ryeowook tak menjawab, namun ia menganggukan kepalanya pelan.
“Maaf, Hyung tahu ini salah. Maafkan aku.”
“Baiklah, dan kuharap Hyung tak menipuku lagi. Ini benar-benar membuatku sangat sakit, Hyung.” Ryeowook berusaha untuk meredam tangisnya, demi mendengar penjelasan Yesung.
“Jujur, saat di mana aku di nyatakan sadar dari kematianku, saat itu kau sedang berada di luar. Dokter yang menanganiku datang, dan saat ia memeriksa keadaanku, ia terkejut mengetahui bahwa aku tak buta. Dokter menjelaskan padaku, bahwa sebelumnya ia mendiagnosis bahwa aku akan mengalami kebutaan saat tersadar dari tidur panjangku. Mendengar itu, aku pun mendapatkan sebuah ide. Aku meminta bantuannya, untuk tetap mengatakan aku buta padamu. Awalnya dia tak mau, karena itu melanggar janjinya sebagai Dokter. Tapi akhirnya dia mau membantuku. Dan yah, Dokter mengatakan seusai yang harus di katakan jika aku butakan?”Yesung mengakhiri penjelasan panjang lebarnya.
Ryeowook menganggukan kepalanya. “Tapi bagaimana bisa kau melihat, Hyung? Bukankah matamu terkena serpihan kaca?” Tanyanya sedikit bergedik takut, tak berani membayangkan.
“Kau benar, tapi analisa dokter sedikit salah. Serpihan itu tak mengenai kornea mataku, jadi aku masih bisa meliat sampai sekarang. Aku melakukan ini bukan karena aku ingin membalaskan semua perlakuanmu padaku, tapi aku melakukannya karena aku ingin tahu apakah kau benar-benar mencintaiku? Seperti saat kita belum menikah dulu.” digenggamnya kedua tangan Ryeowook lembut, “Kau berubah saat kita menikah, itulah yang membuatku melakukan ini. Aku sungguh minta maaf padamu, Baby-ah.” Jelas Yesung kembali. Ia menangkup kedua belah pipi Ryeowook dengan tangannya.
Ryeowook menatap Yesung tepat di matanya. Orang selalu mengatakan ...
Mata tak mungkin berbohong.
Dan yang ia lihat di mata suaminya itu adalah kejujuran dan kesungguhan. Ryeowook hanya takut Yesung berbohong padanya.“Baiklah. Tapi berjanjilah untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi, Hyung. Aku bisa mati kalau kau melakukan hal seperti ini lagi. Kau menyiksaku, Hyung. Hiks ...” Airmata kembali berjatuhan dari manik indah sewarna karamelnya. Entah sudah kali keberapa ia menangis hari ini, karena suaminya itu.
“Hyung berjanji tak akan lakukan hal itu lagi. Hyung sadar, selama ini Hyung sangat jahat padamu. Hyung benar-benar menyesal, Baby Wook. Maafkan hyung, ne.” Dipeluknya tubuh mungil yang masih menangis itu. Bahkan tangisan itu semakin menjadi kala tubunya dipeluk oleh sang suami.
“Sst ... uljima, Baby-ah. Hyung tak akan lakukan hal itu lagi, mianhae.” Yesung mengecup puncuk kepala namja mungil yang masih menangis dalam pelukannya itu.
“Hiks, aku percaya. Aku percaya padamu, Hyung. Hiks ... Aku juga minta maaf karena kelakuanku dulu, Hyung. Mianhae” Ryeowook balas memeluk Yesung dengan erat.
“Ya, aku selalu memaafkanmu, Baby-ah. Saranghae, jeongmal saranghae , Kim Ryeowook.” Yesung memeluk istrinya erat, ia pun mengecup kening sang istri sayang.
“Nado, Hyung. Jeongmal saranghae, Kim Yesung."
~~~End~~~
Hahha...
Maaf ya.. ini work merusak mata banget..
Ending ga memuaskan..
Hancurlah ya pasti..Maaf banget..
Tapi saya suka yang seperti ini,,
Sejujurny diambil dari pengalaman pribadi..
Lebih suka buat work yang diambil dari pengalaman sih, biar seru..Sooo..
Last word..
Votmen jusseyo.. ^^