Epilog.
“Omo, apa ini baby-ah? Kau menulis lagi? Dan apa ini? Kenapa aku seperti ini? Dan kau? Kenapa kau jahat seperti ini, eoh?” Yesung terus mencerca Ryeowook dengan rentetan pertanyaan.
“Aigoo, aku mempunyai seorang istri yang jahat rupanya.” Ujar namja berkepala agak besar itu pada seseorang yang terduduk santai di ranjang di sebuah ruangan dengan perut besarnya itu.
“Ck, Hyung! Memang apa salahnya? Lagi pula, aku hanya sedikit menulis sambil menunggu baby kita lahir. Dan satu lagi, mulai sekarang jangan panggil aku baby! Sebentar lagi 'kan kita akan memiliki baby yang sebenarnya, Hyung. Arraseo?!” Ucapnya sekaligus protes Ryeowook tegas.
Dengusan kecil yang dilontarkan oleh sang suami, membuat sang istri menatapnya dengan delikan mata.
“Baiklah. Kalau begitu aku akan memanggilmu yeobo saja, kau suka 'kan? Dan jangan menatapku seperti itu, aku tak suka!” Yesung menaruh laptop sang Istri di lemari kecil dekat ranjang rumah sakit.
“Ya! Aku bukan memandangmu seperti itu. Ta-tapi perutku sakit ... Pabbo!” Eranganpun tak terelakan. Sang suami kalang kabut, kebingungan.
“Omo, eotteokkhae?? Y-yeobo, bersabarlah. Akan ku panggil dokter,” ucapnya kebingungan.
“Tekan tombol pemanggilnya saja, Yesung Hyung. Arght...” Ryeowook tak tahan menahan rasa sakit diperutnya. Yesung tergesa menekan tombol pemanggil di samping ranjang Ryeowook.
“OMO! Istriku akan melahirkan!”
~~~The ~~~
Ini saya berikan epilog..
Biar ga ngesel-ngeselin amat yakk..Hahah..
Gimana suka?? Jelek?? Hahah..
Kadang ekspektasi tak sesuai dengan realita.Last word..
Votmen jusseyo.. ^^