Bagian 2

1K 25 3
                                    

     Hari ini adalah hari kedua MOS.
Semua siswa/siswi di suruh membawa bekal dari rumah masing-masing dan kemudian bekal mereka akan di tukar dengan yang lain.
     Salah seorang siswi lupa membawa bekal.
     "Yo, dia nggak bawa nih!" seru Desi sambil memanggil Aryo seraya menunjuk seorang peserta MOS.
     Aryo berjalan mendekati Desi bersama dengan Gilang.
     "Siapa nama lu?" tanya Aryo kepada salah seorang wanita cantik berkacamata. Namun tampaknya dia agak lugu.
     "Jessie, kak!" sahut wanita yang menyebut dirinya bernama Jessie itu.
     "Oh, Jessie!" sambung Gilang.
     Aryo menatap tajam pada Gilang. Seolah mengisyaratkan bahwa ia tak suka jika Gilang ikut campur.
     "Ih, Gilang..." lirih Desi sambil mencubit tangan Gilang dengan keras.
     "Ouwhhhh...!" rintih Gilang kesakitan.
     "Bisa diam nggak sih!" lanjut Desi.
     "Iya,,"
     "Eh, ngapain lu nggak bawa bekal?" tanya Aryo kepada Jessie dengan sinis.
     Jessie hanya diam sambil tertunduk.
     "Eh, jawab dong..." Desi ikut marah melihat respons Jessie yang hanya bungkam sembari mendorong bahunya dengan sedikit kasar.
     Jessie semakin takut.
     "Jawab dong! Nggak punya mulut lo ya?" Ayo ikut mendorong kepala Jessie dengan kasar pula.
     "Eh, udah dong! Kalian kok kasar gitu?" ucap Gilang. Ia merasa iba melihat Jessie di perlakukan seperti itu.
     "Eh, lu bisa diam nggak?" Aryo memarahi Gilang.
     Gilang yang tak bisa menentang itu akhirnya diam.
     "Ayo jawab...." Aryo meneruskan ucapannya.
     "Lu...lu..lupa, kak!" jawab Jessie dengan terbatas.
     "Lupa?" Bentak Desi dengan keras.
     "Belum tua, udah pikun!" sambung Desi seraya membelalakkan matanya ke Jessie.
     "Maa....aaf, kak!" lirih Jessie.
     "Maaf, maaf!" ucap Desi.
     "Berdiri lu!" Bentak Aryo dengan kasar.
     Jessie pun berdiri. Semua siswa/siswi hanya terperangah dengan kejadian itu.
     "Kasar banget, ya?" ucap salah seorang siswa yang bicara pada temannya.
     "Apa lu bilang?" Aryo menoleh pada siswa itu.
     "Eh, enggak kak!" ucapnya.
     "Gimana, Yo?" Desi memberi kode pada Aryo.
     "Kita sikat!" jawab Aryo.
     Gilang menghentikan langkah mereka.
     "Tunggu..tunggu..!" kata Gilang.
     "Ada apa sih, Lang?" Desi mengeluh.
     "Nggak ada cara lain apa? Mending jangan pakai kekerasan deh.." saran Gilang.
      "Lu bela dia?" Aryo menunjuk Gilang.
     "Bukan gitu, tapi kasian!"
     "Cemen lu...!" cemooh Desi.
     "Kalau lu nggak mau ikut, ya udah. Diem lu di sini!" cetus Aryo.

Ada Pocong di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang