Bagian 9

603 20 2
                                    

     Aryo dan Gilang berada di ruangan KepSek bersama dengan KepSek.
     "Bapak sudah bilang pada kalian, jangan pernah mencoba mendekati gudang itu!" ucap KepSek.
     "Tau nih, si Aryo tuh pak" Gilang menunjuk Aryo sebagai kambing hitam.
    "Loh, kok gue. Kan lu juga ikut!" ucap Aryo membela diri.
    "Gue cuma ikut-ikutan..." tukas Gilang.
    "Sudah... Sudaahh! Ini gara-gara kalian berdua yang keras kepala. Sekarang, Kalian tahu kan apa akibatnya?"
     "Tau pak!" jawab Aryo dan Gilang serempak.
    KepSek menghembus napas panjang.
    "Tapi, soal pocong itu nggak bener, kan pak?" tanya Aryo meminta kepastian.
    KepSek hanya merespons dengan diam. Lalu ia mengobrak-abrik beberapa berkas yang ada di lemari yang ditutupi kain. Lemari itu tampak sudah mulai rapuh.
    "Bapak cari apa?" tanya Aryo.
    Lagi-lagi KepSek hanya diam tak menggubris.
     Kemudian ia menemukan beberapa dokumen yang di arsipkan. Lalu di perlihatkan kepada Aryo dan Gilang.
    "Ini....." kata KepSek menyerahkan sebuah arsip.
    "Ini apa pak..?" tanya Aryo.
    "Itu data siswa 10 tahun lalu yang meninggal." jawab KepSek.
     Aryo membacanya dengan seksama. Di sana tertulis:
Nama: Gito Arwana
Tanggal Lahir: 21 April 1999
Wafat: 3 Maret 2007
     "Jadi, peristiwa gudang sekolah itu beneran, pak?" tanya Aryo.
     KepSek menjawab dengan anggukan kepala.
     "Tuh, kan, Yo. Apa gue bilang... Itu semua bener!" cetus Gilang.
     Aryo hanya diam. Sambil menggenggam tangannya erat-erat. Dahi dan hidungnya sedikit di kernyitkan.
Lalu, Aryo keluar dari tempat itu. Di susul oleh Gilang yang berada di belakangnya.

Ada Pocong di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang