"Eeeeh, tapi...."
Belum sempat Gilang bicara. Aryo dan Desi sudah menyeret Jessie.
"Lepaskan kak!" Jessie membantah bajunya yang di seret oleh Aryo.
"Berani ngebantah lu, ya?" Aryo semakin kesal dan semakin menyeret Jessie dengan kasar.
Jessie pun merintih keperihan. Karena lengan bajunya robek akibat di seret oleh Aryo. Membekas luka goresan di lengan Jessie.
Kumudian, Aryo mendorong Jessie, hingga ia jatuh terpelanting ke lantai.
"Ayo, Des." ajak Aryo pada Desi mengoperasikan rencananya.
"Oke."
Aryo mengikat tangan Jessie ke belakang punggung. Sementara Desi mencoret-coret wajah Jessie dengan spidol ditambah dengan Aryo menyirami Jessie dengan bubuk cat yang di beri air.
"Ihhh, kalian nggak kasian apa sama dia?" ucap Gilang yang sedari tadi hanya diam.
"Lu mau gua bikin kaya dia?" ucap Aryo menakut-nakuti Gilang.
"Nggak, enggak!"
"Ya, udah. Diam lu!!"
Gilang terpaksa diam dan tak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya Gilang tak tega, tapi karena teman-temannya ia menjadi terbawa-bawa.
Saat ini, penuh sudah wajah Jessie dengan coretan spidol di tambah Rambutnya yang basah karena cat.
"Kalian kejam! Kalian nggak punya hati nurani dan kemanusiawian!" Jessie membentak sambil menangis.
"Oh,, jadi lu marah?" tanya Desi dengan sinis.
"Berdiri lu!" ucap Aryo membentak.
Jessie di paksa berdiri.
"Sekarang, lu bersihin wc itu!" ucap Aryo sembari menunjuk sebuah wc yang amat kotor.
"Nggak mau?" Jessie membantah lagi.
"Lu ngebantah gue? Gue Ketua OSIS di sini! Lu berani ngebantah gue??" Aryo membusungkan dadanya.
"Lu adalah Ketua OSIS yang songong!" ejek Jessie.
Plakkk! Sebuah tamparan membekas pada pipi Jessie. Tamparan itu dari Aryo. Ia merasa kesal dengan ucapan Jessie yang bilang dia Ketua OSIS yang songong.
"Lu bilang gue songong?" Aryo menarik rambut Jessie dengan kasar.
"Lu lihat, apa yang akan gue lakuin ke lu!!" ancam Aryo.