chapter 9

654 41 3
                                    

i dont care if he is not a human.

I dont care if he is a vampire.

All i know is,

Im in love with him

Im in love with a vampire

Yes i love him.

“kau yakin akan pulang hari ini?” tanya justin yang sedang berdiri menyender di tiang penyangga tempat tidurku.

Aku menatapnya sebentar dan kembali mengepak barangku

“yes, aku takut irina pulang. Aku tak ingin membuatnya khawatir. Lagipula selena sudah tidak pernah muncul lagi. Dan tidak ada tanda-tanda dari vampire asing. Jadi mungkin aku aman” jelasku panjang lebar

“tapi clarice, di florence tidak ada orang yang menjagamu jika sewaktu-waktu ada vampire asing yg mengganggumu. Atau lebih buruknya selena, apa yang akan terjadi? ” jawabnya cemas.

Aku hanya tertawa melihat tingkah justin yang seperti anak-anak ini. Aku menghampiri justin dan menatapnya lekat

“tak ada yang harus dicemaskan. Aku berjanji aku akan baik-baik saja” ujarku sambil menenangkan justin.

“aku ingat terakhir kali kau bilang kau tak akan apa-apa, aku menemukanmu di hutan bersama selena dan christian” ujarnya dengan nada ketus

“tapi kali ini berbeda justin. Dia tidak akan mengetahui keberadaanku bukan?”

“kau lupa? Kami vampire. Melacakmu itu sangat mudah. Dasar bodoh” jawabnya masih dengan nada ketus

“jika aku bodoh, mengapa kau ingin bersamaku?” jawabku ketus

Dan akhirnya justin haya menatapku dengan tatapan ‘stop it’

Akupun tertawa dan mencubit kedua pipi justin

“sudahlah justin, kau melebihi kakak ku. Aku akan baik-baik saja. Aku janji” jawabku

Justin hanya menatapku flat. Tetapi aku menyunggingkan senyum manisku dan langsung mencium bibir justin yg sangat menggoda itu.

Setelah beberapa saat, akhirnya ia membalas ciumanku dan langsung memeluk pinggangku.

 

Aku tau, ketika kita berciuman justin harus bersusah payah menahan nafsunya untuk tidak meminum darahku.

Tapi entah mengapa aku sangat suka mencium justin?

Ummm.. i think he is a good kisser.

 

“you are a good kisser too sweety” bisiknya dan kembali menciumku.

Pipiku mulai memanas dan akupun melepaskan bibir justin

“okay, can you help me to bring it to your car??” tanyaku sambil menunjuk koperku

“anything” jawabnya dan langsung mengambil koperku dan menarikku keluar kamar.

 Justin membawa barangku menuju mobil, sedangkan aku masih berada di ruang keluarga. Aku memeluk satu persatu dari mereka

“kau yakin akan pulang sekarang clar?” tanya niall sembari melepaskan pelukannya.

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum.

forever [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang