chapter 10

462 20 1
                                    

“oh you know each other?” tanyaku antusias

Bukannya menjawab, mereka hanya bertukar pandang bingung. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Aku benar-benar tidak mengerti.

Aku menatap kearah harry dan justin yang masih terdiam

Astaga, sebenarnya ada apa ini?

Ini persis seperti adegan telenovela saat seorang kakak bertemu adiknya setelah sekian lama berpisah.

Astaga.....

Ok i know its lil bit awkward

But, who cares?

 

“justin..... harry...” gumamku sembari menggerakkan tanganku keatas dan kebawah tepat didepan wajah mereka

“hey boy, what are you doing huh? Mengapa kalian menjadi seperti aktor telenovela?” ujarku dengan nada agak tinggi yang sukses membuyarkan lamunan mereka.

Merekapun langsung menatapku dengan gelagapan.

“umm nothing”  seringai harry. Aku hanya memutar kedua bola mataku ini.

“oh okay, apa kalian keberatan jika aku tinggal dulu untuk beberapa saat? Aku akan menyimpan koperku dulu” tanyaku sambil menatap koperku yang terlihat berat ini

“ummm no clary” jawab harry sambil menggelengkan kepalanya.

“need a help?” tanya justin

“no, go talk with harry” jawabku sambil tersenyum lebar kearahnya

“but clarice...” “no but”

*justin pov*

Clarice sedang menaruh kopernya itu ke kamarnya. Dan sekarang tinggalah aku dan harry.

Lebih tepatnya aku dan adikku yang selama setahun ini tidak pulang karna memiliki masalah dengan keluargaku. Aku sendiri tidak tahu masalah apa, yang jelas ia pergi meninggalkan rumah dan berusaha untuk lost contact.

Someone open your mouth please

“harry” panggilku dengan pelan. Tapi meski pelan harry masih bisa mendengarku.

“untuk apa kau datang kemari? Bersama clarice?” jawabnya dengan dingin

“aku hanya mengantarnya pulang” ujarku. Dan setelah itu kembali hening karna harry tidak menjawab kalimatku sebelumnya.

“harry”

“what?” jawabnya masih dengan nada dingin dan dalamnya itu.

“pulanglah, kami semua merindukanmu” jawabku sambil menepuk bahu harry.

Setelah itu harry menyeringai dan tertawa kecil

“kau fikir aku akan percaya padamu huh? Nck, never!” ujarnya sambil menatapku dengan matanya yang sedikit demi sedikit berubah warna menjadi merah.

 

Ok, perubahan suasana hati

 

“hey budy, aku tak pernah tau masalhmu apa sampai-sampai kau meeninggalkan rumah. But please, pulanglah. Mom sangat menghawatirkanmu” jelasku padanya. Dan lagi-lagi ia menyeringai kearahku

“mana mungkin dia menghawatirkanku. Bukankah dulu ia yang menyuruhku untuk pergi. And finaly, aku pergi. Bukankah seharusnya ia senang?”jawabnya sambil mengatupkan gigi-giginya itu.

forever [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang