Chapter 1 : What a Cute Cat-Is It Really a Cat?

7.2K 829 340
                                    

Malam itu air terus jatuh dari langit. Dan Yukhei harus pergi belanja bahan makanan karena persediaan makanan di kulkasnya sudah habis. Perutnya juga sedang keroncongan. Kalau tidak, saat ini pasti dia sudah tidur lebih awal.

Di tangan kirinya, Yukhei memegang payung, sedangkan di tangan kanannya, Yukhei memegang kantung barang belanjaannya. Yukhei terus mengeluh karena kenapa bahan makanannya harus habis saat hujan begini? Dia ini paling malas kalau harus berpergian saat hujan-hujan begini.


Saat Yukhei hendak melewati persimpangan jalan, tiba-tiba ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah belakangnya dan hampir mengenai Yukhei. Untung saja Yukhei segera menyingkir ke tepi.

"Hei, pak! Hati–"

Yukhei hampir memaki pengendara motor itu begitu melihat pengendara motor itu menyipratkan air becekan ke seekor kucing. Bulu-bulu si kucing yang berwarna coklat keemasan itu terlihat turun karena basah kuyup, tubuhnya bergetar pelan karena kedinginan, dan langkahnya juga menjadi pelan.

Yukhei segera menghampiri kucing itu. Kucing itu melirik takut ke arah Yukhei. "Jangan takut dear, aku orang baik kok." Ketika melihat tubuh si kucing yang bergetar kecil, Yukhei segera mengangkut tubuh si kucing dan membungkusnya ke dalam mantel Yukhei. Sekedar untuk menaikkan suhu tubuh si kucing walaupun hanya sedikit.

Begitu memastikan si kucing aman dalam gendongannya, Yukhei segera berlari ke rumahnya. Bahkan payungnya hampir terbang sanking cepatnya dia berlari. Kantung belanjaannya yang Yukhei gantung di lengannya juga ikut bergoyang-goyang. Begitu Yukhei telah berhadapan di depan rumahnya, Yukhei segera membuka dan menutup pagar dengan terburu-buru.

Yukhei membuka pintu rumahnya lalu meletakkan si kucing di sebuah sofa yang empuk di ruang tamunya. Yukhei pergi sebentar dari ruang tamu itu untuk mengambil sebuah handuk kering. Kemudian Yukhei duduk di samping si kucing. Melihat si kucing yang menggigil itu, tangannya langsung bergerak untuk mengeringkan bulu-bulu si kucing dengan handuk yang dia ambil tadi.

Si kucing terlihat meraung kecil, membuat Yukhei gemas sendiri. Si kucing berjalan pelan ke arah Yukhei, kemudian si kucing menggosok-gosokkan pipinya ke pinggang Yukhei. Mungkin si kucing bermaksud untuk berterima kasih karena telah menyelamatkannya. Aduh, padahal Yukhei tidak tahan dengan hal-hal imut seperti ini dan si kucing jadi terlihat seperti menggoda Yukhei di matanya.

"Lucunya kamu, aduh, lucunya!"

Yukhei menggendong si kucing. Dan si kucing menatapnya dengan polos membuat Yukhei tidak tahan untuk tidak menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidung si kucing. Si kucing membalas Yukhei dengan meraung pelan dan karena tidak tahan lagi akan keimutan si kucing, Yukhei mencium si kucing.

Tiba-tiba saja, keluar asap dari tubuh si kucing. Tanpa sadar, Yukhei berdiri sambil menggendong si kucing karena panik. Apa yang terjadi? Apa kucing ini semacam bom yang di selundupkan oleh teroris-teroris?

Keluar begitu banyak asap sampai-sampai penglihatan Yukhei menjadi tidak begitu jelas. Lalu tiba-tiba tubuh si kucing meledak. Yukhei merasakan tubuh kucing itu meledak karena dia memegang tubuh si kucing. Sebenarnya bukan meledak, tetapi tubuh si kucing seperti menghilang karena ledakan? Dan lagi, tangannya juga tidak terluka dan tidak ada suara ledakkan seperti yang biasa Yukhei tonton di film-film.

Tangan Yukhei masih mencoba menggapai-gapai si kucing di kumpulan asap itu. Lalu tiba-tiba saja dia memegang 'sesuatu' yang berat. Dan karena hal itu terjadi tiba-tiba dan Yukhei sama sekali tidak siap untuk membopong 'benda' berat itu, 'benda' berat itu terjatuh dan menimpa Yukhei sehingga kepalanya membentur lantai dan yang Yukhei lihat selanjutnya adalah hitam semua.

[Stopped] Turquoise ; LuMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang