chapter 4

6.3K 827 61
                                        

MUB-4

Hari ini Sakura sengaja datang lebih awal ke kafe untuk bertemu Tobi alias Obito alias Uchiha Obito, si Supervisor Universe kafe yang sebenarnya tidak ada gunanya.

Naruto dan Kiba juga sudah datang. Mereka sedang menyiapkan dapur untuk medan tempurnya saat kafe buka nanti. Tayuya si penjaga kasir juga sudah bekerja kembali setelah beberapa hari ijin karena sakit.

"Tumben Ra, udah datang aja?" tanya Kiba. Sakura kini duduk cantik di bangku dekat dapur.

"Gue belum gajian, makanya gue datang awal pengen nanya Tobi."

"Lhah kog belum, tumben?" timpal Naruto.

Sakura menggelengkan kepalanya.

"Tanya Sasuke saja, mungkin dia lupa." Naruto memberi saran.

"Tumben si Sasuke sampai gak teliti gitu?" tanggap Kiba sambil mengasah pisaunya.

"Lagi banyak kerjaan kali dia."

"Iya sih secara Sasuke bisnisnya banyak."

"Kalian ngomongin siapa sih Sasuke Sasuke?" Kata Sakura bingung. Nama itu sangat asing di telinganya.

"Lhah?" Naruto dan Kiba cengo. Mereka saling pandang satu sama lain.

" Lo gak tahu siapa Sasuke?"

Sakura menggeleng lagi yang membuat Naruto dan Kiba kompak ber'haduh ria.

"Ini nih karyawan durhaka," kata Kiba.

"Iya Kib, pantesan gaji gak turun..nama bos sendiri aja dia gak tahu."

"Owh jadi pemilik kafe ini namanya Sasuke?" Kata Sakura tanpa merasa bersalah. Emang gak salah kan?

"Catet tuh nama, ntar lupa lagi," kata Kiba.

"Iya bawel,..lagian bos kog gak pernah sekali-kali nengokin kafe, wajar kan kalau gue gak kenal?" Sakura tak mau kalah. Ini kafe pemiliknya bangsa ghaib kali ya? Gak pernah keliatan.

"Perasaan malem Minggu kemarin dia ke sini deh," kata Naruto sambil mengingat-ingat.

"Heh? Yang bener? Yang mana orangnya?" Kata Sakura penasaran. Dia mencoba mengingat satu persatu pelanggan yang datang kemarin malam. Namun lupa. Ia hanya mengingat mas-mas galak yang sayangnya cakep. Gak mungkin kan kalau dia pemilik kafe ini? Dia kan temennya si Bos.

"Duh..yang mana sih orangnya?" Sakura terus penasaran. Lebih tepatnya penasaran dengan dirinya sendiri, sebenarnya  kesalahan apa yang telah ia lakukan hingga si Bos tega tidak mentransfer gajinya.

"Jawab gue dong, orangnya yang kaya gimana?"

Pertanyaan Sakura diabaikan Naruto dan Kiba. Mereka malah asik menyiapkan bahan-bahan mentah untuk diolah nanti.

"Jawab gue dong please."

"Berisik lo, Ra, tinggal chat aja si Sasuke suruh kirimin foto wajahnya. Beres!" ucap Naruto kesal.

"Poto profil aja gak ganti-ganti, mana mau dia ngirim foto ke gue."

"Udah gak usah diributin, intinya si Bos sama gue gantengan gue," timpal Kiba.

Terserah lo Kib.

***

"Ayolah bang Tobi yang baik." Sakura memasang muka melasnya. Yah, akhirnya cowok itu datang juga ke kafe hari ini.

"Bukannya gue gak mau bantu lo, Ra. Tapi gue lagi males sama Sasuke."

"Lo kan atasan kita di sini Bang, bantu-bantulah sama bawahan."

Tobi menghela nafasnya. Akhir-akhir ini dia memang sedang malas dengan Sasuke. Kalau sampai dia menghubunginya saat ini, pastilah ia akan ditanya macam-macam soal perkembangan kafe sampai akar-akarnya.

"Mending Lo nanya langsung aja deh, serius gue males."

'Whatt? Terus kerjaan lo disini ngapain Tobi? Dasar tukang makan gaji buta!'

Tak ada pilihan lain untuk Sakura. Memaksa Tobi pun percuma. Ia kemudian meninggalkan Tobi dan berjalan menghampiri Ino yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Sakura sendiri sengaja tak pakai seragam karena mungkin saja ia memang sudah dipecat?

"Gimana kelanjutannya?" tanya Ino.

Sakura cuma menjawab dengan gelengan kepala, "Pusing gue, mana besok harus bayar kosan."

"Pinjem duit gue dulu gakpapa, Ra, kaya gak punya temen aja Lo."

"Gak..gak gue gak mau punya hutang," tolak Sakura. Ia tak mau membebani Ino apalagi gadis itu sudah terlalu banyak beban yang ia tanggung. Pinjam ke Tenten mustahil. Hidupnya saja masih dibiayain orang tua. Miris.

"Coba lo minjem ke Gaara, Lo mau minjem berapapun pasti dikasih. Bahkan kalaupun gak dibalikin pasti dia mau."

Glek

Sakura menelan ludahnya kasar.

"Lo tega lihat gue ditempelin mulu sama dia?" Sakura begidik. Pikirannya langsung teringat pada Rei Gaara anak fakultas hukum yang dulu naksir dirinya. Ia pergi kemanapun pasti diikuti, melebihi stalker. Selalu membelikannya makanan enak yang membuat kantongnya selalu utuh. Bahkan dulu, Garaa sempat menawarkan akan membayar biaya kuliahnya selama dua semester. Benar-benar cowok yang terobsesi.

Ganteng iya, kaya juga iya, sayang aja kelakuannya kaya sesaeng. Kenapa akhir-akhir ini banyak banget orang ganteng tapi aneh?

"Apa gue nelfon si Bos aja ya No, ngomong langsung?"

***

Ada yang aneh dari Sasuke sejak tadi pagi. Suigetsu sebagai asisten pribadinya pun heran. Tak biasanya Bosnya itu terus-menerus mengecek ponselnya setiap sepuluh menit sekali.

"Sas, HPnya gue jagain deh, gak bakal ilang kog. Lo beresin dulu aja berkas Lo," kata Suigetsu yang sudah menganggap atasannya itu sebagai teman sendiri.

"Hn." Sejak tadi hanya kata itu yang keluar dari mulutnya, namun matanya tetap saja beralih pada i-phone ya g tergeletak di hadapannya.

Kalau sudah seperti ini Suigetsu yang bakal kelabakan. Karena berkas yang di meja itu harus kelar hari ini. Jika gagal rampung, bisa dipastikan dirinya akan lembur sampai malam untuk menyelesaikan semuanya.

'Please gue gak mau lembur Bos, gue ada kencan sama Karin' Kata Suigetsu dalam hati.

Sebenernya kabar dari siapa sih yang ditunggu Sasuke? Tidak biasanya pria itu terlihat gelisah. Bermain ponsel pun jarang. Bahkan pernah ponsel tertinggal di rumah dan dia masih santai santai saja.

"Sui, tolong Lo revisi yang ini," kata Sasuke sambil menyerahkan beberapa berkas ke Suigetsu.

Suigetsu tampak memijit keningnya lagi, "Ini belom Lo kerjain Sas?" tanyanya frustasi.

"Belum, makanya gue kasih ke Lo."

"Terus dari tadi ngapain aja?" Suigetsu berusaha bicara sesantai mungkin. Padahal dalam hati dia ingin sekali misuh-misuh. Kenapa nyuruhnya gak dari tadi Bos?

Beruntung kelakuan absurd Sasuke tidak diketahui Om Fugaku, ayah Sasuke. Beliau mungkin akan kecewa dengan sang anak yang bermain main saat mengurus perusahaan seperti sekarang.

Drrtt....drrttt..drrttt...

Brakk

Sasuke langsung berdiri dan tak sengaja menendang kursinya sendiri sampai terjungkal ke belakang. Saking semangatnya, mungkin. Dia segera mengambil ponselnya yang bergetar karena sebuah panggilan. Smirknya tiba-tiba muncul sewaktu ia tahu siapa yang menelfon dirinya.

"Ehermm." Sasuke mengatur suaranya sebelum mengangkat panggilan itu.

"Halo?" ucap Sasuke dengan suara yang dibuat cool.

Suigetsu cengo. Dia menatap Sasuke dengan pandangan tak percaya. Sebenarnya dia itu kenapa?

"Sas, lo salah makan apa kemarin?"

MY UNIVERSE BOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang