"Mau enggak sarapannya bagi dua?",tanyanya santai dari meja kerjanya. Aku mengiyakan dengan melangkahkan kakiku ke meja makan kita.
Suapan pertama, suapan kedua, dan seterusnya, ditemani dengan canda dan tawa yang sudah biasa. Suasana hangat tergambar jelas.
Di alam bawah sadar kita, tanpa sadar kaki kita bersentuhan lama. Hatiku merengkuh cintanya, mencoba menangkap setiap peristiwa bersamanya.
"Foto yuk!",dia mengeluarkan alat berukuran 6 inchi dari saku celananya.
Klik, aku merangkul pundaknya. Layaknya sepasang kekasih yang sedang foto bersama. Aku hanyut padanya, dia menenggelamkan dirinya untukku.
"Last...",pintanya tersenyum dan melanjutkan mengambil foto. Tubuhku tepat berada di belakangnya sampai bisa kurasakan aroma khas tubuhnya.
"Halo...",dia menjawab panggilan masuk dari kontak bernama Sayang. Aku melanjutkan sarapanku dengan degup jantung berlarian dan napas yang berdesakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Bulan
Romancememiliki boleh jadi, mencintai sudah pasti. cinta memang tidak harus saling memiliki.