-Hari Kamis, di bulan April-
"Besok nonton gak?", tanya Hegar sambil melihat jadwal tayang film di handphone-nya dari meja kerjanya.
"Ya jadilah, seperti biasa", jawabku dengan tatapan yang tidak lepas dari layar komputer dan jemariku yang tetap menggenggam mouse. Aku tetap melanjutkan pekerjaanku untuk mengurung perasaan bahagia yang meluap-luap karena ajakan Hegar.
"Besok kujemput ya", tambahnya santai. Kalau tiba hari nonton berdua, itu juga adalah hari bagi Hegar untuk menjemputku ke kantor.
***
Di hari yang sama, terjadi percakapan singkat di handphone-ku:
Hegar: Sen...besok gak jadi nonton ya. (8.45 PM)
Me. : Loh, kenapa? (8.45 PM)
Hegar: Lupa. Ada janji. (8.46 PM)
Me : Ok (8.47 PM)"Janji apa? Sama siapa? Kenapa tidak cerita?", batinku penuh tanya. Tidak seperti biasanya, alasan yang diberikannya hanya satu kata, 'janji'. Lalu, bagaimana dengan janjinya padaku? Bukankah mengajakku nonton, juga sebuah janji?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Bulan
Romantikmemiliki boleh jadi, mencintai sudah pasti. cinta memang tidak harus saling memiliki.