Tanya Jawab

37 3 0
                                    

Malam ditemani dengan keramaian turut hadir pada satu meja makan di warung pecel ayam. Tawa canda meledak dan tumpah ruah, aku beserta kawan-kawanku tidak menghiraukan keadaan sekitar.

"Gar...menurut loe, Sena itu cantik, gak?",tanya Huda penasaran sekaligus mencari bahan candaan untuk mengusir jauh-jauh keheningan.

"Cantiklah. Cantik banget. Sena itu wanita tercantik di alam raya". Hegar menjawab dengan senyum tampan yang telah bercampur dengan gaya khas becandanya.

"Gar...Sebenarnya, Sena itu loe anggap apa, sih?"Huda menambahkan dengan tatapan tenang disertai tawa canda yang tidak ada habis-habisnya.

"Soulmate. Belahan jiwa. Nih liat buktinya!", Hegar mendaratkan tangan kanannya yang sudah dibentuknya seperti setengah hati ke hadapanku. Tanpa sadar, aku menyambut tangannya dan terbentuklah satu hati penuh dari tangan kami.

"Bang Hegar, kalau kak Sena dan pacar abang tenggelam, dan abang cuma punya satu pelampung, siapa yang bakal abang selamatkan?", Tanya Dian spontan.

"Ya jelas dong, pacarkulah", terang Hegar. Hegar hanya melihat ke arahku dengan tawa yang sudah-sudah.

"Ih...Kak Sena sakit hati loh dengar jawaban abang", timpal Dian dengan becanda.

"Ya kali masa gue. Tolong bedain antara kekasih dan belahan jiwa. Hahaha", aku memotong pembicaraan Dian dengan maksud lain.

Aku pandangi wajah Hegar lekat, mencoba membaca raut wajahnya dan mencari arti diriku yang sebenarnya untuknya.

Memeluk BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang