Taekwoon tergagap. Puluhan simbol kecil menghiasi punggung Hakyeon. Masing-masing bersinar seakan terus-terusan menyalurkan sihir. Rasa pahit menyerang tenggorokannya. Rasa sakitnya pasti tak ada bandingannya. Dan butuh beberapa menit untuknya menelan ludah sebelum dia benar-benar berbicara tanpa memuntahkan isi perutnya.
"Siapa yang melakukan ini padamu?" dia tak bisa membayangkan alasan apapun yang menyebabkan besarnya rasa sakit yang dirasakan matenya. Kemarahan membuat cakarnya keluar dari ujung jarinya. Serigalanya ingin keluar untuk melindungi matenya dari monster macam apapun yang berani menandai kulit indah Hakyeon. Apapun yang terjadi pada Hakyeon, jelas itu sangat terencana. Masing-masing simbol terhubung dengan baris tepat, baik itu horizontal maupun vertikal.
Hakyeon berbalik untuk menatap Taekwoon. Rasa sakit dimatanya membunuh Taekwoon. Dia menarik tangan Hakyeon dan membawa tubuh mungil matenya itu keatas pangkuannya. "Katakan apa yang terjadi."
Setelah terdiam beberpa lama, Hakyeon berbicara dengn suara lirih. Jika Taekwoon tak memiliki pendengaran berlipat ganda, mungkin dia tak bisa mendengar suaranya. "Setiap penyihir terlahir dengan seorang peramal disampingnya, seorang yang bisa membaca masa depan penyihir yang baru lahir itu. Ibuku memiliki penyakit, sehingga beliau meninggal ketika melahirkanku dan memberikan kekuatan sihirnya padaku. Sang peramal memberi tahu ayahku kalau aku akan meninggal karena penyakit yang sama nantinya, kecuali jika dia melakukan upacara bernama Ribuan api. Untuk menyelamatkan hidupku, ayahku melakukan upacara itu dengan memberi potongan sihirnya padaku sedikit demi sedikit, mengikat kehidupannya bersamaku, hingga aku cukup kuat untuk selamat. Dan ketika aku cukup kuat, seluruh kehidupan ayahku diserahkannya padaku."
"Demi dewa, aku belum pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya." Taekwoon mengelus punggung telanjangnya dengan ujung jarinya. Air mata Hakyeon membuatnya hancur juga. Dia tidak bisa membayangkan segala yang telah dilakukan ayah Hakyeon untuk putranya itu. Dan juga menjelaskan kenapa aroma sihir sangat terasa disekeliling Hakyeon.
"Ayahku mengorbankan hidupnya agar hidupku terus berjalan," Air mata memenuhi wajah penyihir mungil itu.
"Shh, jangan menangis, mateku." Taekwoon mencium pipinya, dan mengusap air mata Hakyeon saat menyentuh kedua sisi wajahnya menggunakan tangan besarnya. "Ayahmu sangat berani dan ingin kau memiliki hidup yang bahagia."
Hakyeon menelan ludahnya. "Maksudku adalah, aku mengatakan padamu bahwa sudah dua orang yang menyerahkan hidup mereka untukku. Dan jika kau menjadi yang ketiga, aku akan membunuh diriku sendiri. Aku taruhan paling buruk, Taek. Aku tahu kau sangat senang telah menemukan matemu, tapi aku berbahaya aku tidak hanya punya kekuatan sihir dari satu orang. Aku punya tiga. Aku mungkin saja kehilangan kendali dan membunuhmu."
"Mereka menyerahkan kehidupan mereka karena mereka ingin Hakyeon, bukan karena kau memaksa mereka. Kau tahu apa yang ku dapat setelah mendengar ceritamu?"
Hakyeon menggelengkan kepalanya.
"Ceritamu berkata bahwa kau memiliki dua orang tua hebat yang tahu kau akan tumbuh dan mengerjakan hal-hal hebat. Dan aku akan jadi seorang yang berdiri disampingmu ketika kau melakukannya."
"Terima kasih," kedua mata Hakyeon bersinar sedikit, terlihat seksi. "Aku tidak tahu apakah aku cukup berharga untuk semua pengorbanan itu, tapi aku terlalu lemah untuk melepasmu ketika kita baru saja bertemu."
Taekwoon mencium bibir Hakyeon, lembut dan hangat. "Kita akan menjalaninya dengan mudah, mateku. Sebesar apapun aku ingin memilikimu dan menyimpanmu untuk diriku sendiri, aku tidak mau kau tinggal bersamaku karena rasa kasihan. Ketika aku mengklaimmu sebagai milikku, itu karena kau memutuskan bahwa akulah satu-satunya untukmu, bukan karena kau ingin membagi rasa sakitmu bersamaku. Aku tidak akan menjadi salah satu orang lagi yang membebani jiwamu. Hanya berjanjilah padaku, bahwa setelah memutuskan takdir kita, kau tak akan berpaling. Aku mungkin tidak bisa menahan diri jika ada orang lain yang menyentuhmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/147282594-288-k418870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakyeon's Wolf
Fanfiction"Milikku," diikuti geraman. Dan mau tidak mau Hakyeon harus merinding dengan nada ke posesifan yang jelas didengarnya dari Jung Taekwoon, seorang werewolf yang mengatakan bahwa dia adalah 'Mate' nya. Terjemahan dengan ubahan tokoh, Judul asli "Jay...