( 1 ) ( Perkenalan dengan Hilma )

166 3 0
                                    

Siang itu, langit sangat cerah di Tangerang. Tepatnya tanggal 03 Desember 2017. Rafaeyza terlihat sangat bersemangat merapikan buku buku di rak yang mulai berantakan. Dia adalah seorang penjaga toko buku. Toko tersebut lumayan ramai pengunjung setiap harinya, terutama saat weekend. Karena di sana tersedia pula cafe dan perpustakaan terbuka. Hari itu Rafa telah izin untuk pulang lebih awal karena sore harinya dia akan mengikuti kompetisi futsal. Rafa memang pecinta olah raga futsal, jadi setiap minggu dia selalu meyisihkan waktunya untuk kegiatan tsb.

Pada hari itu, sebenarnya suasana hati Rafa sedang tidak baik. Lebih tepatnya Rafa sedang galau berat. Dua hari yang lalu, dia telah memutuskan hal yang sangat penting dalam kehidupan asmara dengan Sang kekasih. Mereka sepakat bahwa hubungan mereka harus berakhir.Itu sebabnya dia berusaha mencari hiburan dengan mengikuti kompetisi futsal.

Setelah Rafa menyelesaikan tugasnya, dia bergegas pergi. Saat berjalan menuju parkiran dia mengecek ponselnya dan mendapat pesan dari Hilma. Rafa teringat bahwa hari ini ada janji untuk bertemu dengan Hilma. Hilma adalah teman baik mantan kekasih Rafa, dan entah kenapa Rafa ingin sekali banyak bercerita kepada Hilma. Wajar saja, karena sebelum hubungan asmara Rafa berakhir, Mantan kekasih Rafa sering menyebut nama Hilma. Hilma sering di ceritakan sebagai gadis yang galak namun sedang mencari seseorang yang mau di ajak serius dalam menjalin sebuah hubungan asmara. Dari hal itu Rafa merasa tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang Hilma. Tak lama setelah Rafa sampai di tempat futsal, dia menelfon Hilma,

"Halo, assalamungalaikum...."

"Wangalaikumussalam..., iya Rafa, ada apa?"

"Maaf yah ganggu waktunya!. Aku Cuma mau mastiin, gimana kalau kita ketemu nanti malam?, soalnya sore ini aku ada kegiatan futsal".

"Oh iya boleh, aku juga lagi di jalan nih, abis ketemu temen aku".

"Loh, terus kamu capek gak kalau nanti malam ketemu aku?".

"Gak kok , tenang aja kali".

"Kalau gitu nanti aku jemput aja yah? , tapi ngomong ngomong rumahmu di mana toh?".
"Gak usah deh, kasihan kamu. Aku bisa naik Gojek kok. Lagian rumahku jauh, nanti malah lama nyari nyarinya."

"Ya Udah deh kalau begitu. Gimana kalau kita ketemu di tempat yang deket rumahmu aja, tapi tempatnya yang enak buat ngobrol!".

"Hmmm, aku ada tempat sih yang enak buat ngobrol. Gimana kalau kita ketemu di pasar lama aja? Di sana ada tempat makan yang enak banget, tapi aku lagi pengen yang pedes. Kamu suka pedes gak?".

"Wah pas banget, aku juga suka pedes. Kayanya enak juga makan yang pedes pedes. Ya udah di situ aja. Eh tapi pasar lama itu dimana yah?".

"Ya ampun Rafa , kamu udah berapa lama di Tangerang sih? Masa gak tau pasar lama di mana?."

"Hahaha, ngledek luh. Coba deh pancing aku, pasar lama itu deket apa gitu!".

"Huh dasar, gak pernah keluar main yah?, hahaha. Itu loh yang deket stasiun tangerang."

"Ohhh, iya iya ... aku tau itu. Ya udah sampai ketemu yah, aku abis maghrib berangkat dari sini".

"Ok , tapi kamu gak capek tuh futsalan dulu?".

"Udah tenang aja, enggak capek kok. Ya udah yah, sampai ketemu. Assalamungalaikum..".

"Wangalaikumussalam...".

Entah kenapa setelah menelfon Hilma, Rafa merasa lebih bahagia. Dia bisa melupakan semua rasa galau di hatinya. Sebenarnya jarak tempat tinggalnya ke pasar lama juga termasuk jauh, apalagi dia sedang mengikuti kompetisi futsal. Biasanya Rafa langsung tidur ketika selesai , tapi kali ini semangatnya berlipat lipat kali. Dan dengan santai dia berkata "Siapa yang peduli dengan jarak. Ketika aku mulai jatuh cinta, Maka aku akan menjadi orang yang baik, disiplin,kuat, kebal, dan berani. Jauh jadi deket, dingin jadi hangat, laper jadi tambah laper. Hahaha. Jadi harus semangat dan tetap jangan lupa makan."

Ketika Tuhan Menerbitkan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang