Chapter 6

4.5K 871 20
                                    


Taehyung

“Jadi setelah kau tahu ini, masih berniat melanjutkan?”

Lily diam, mengaduk mangkuk es krim yang sudah kosong dengan sendok sebelum kepalanya menengadah untuk menatapku. “Hah?”

“Sekarang kau tahu Hoseok gay, lalu kau mau apa?”

“Tidak, tidak. Aku tidak tahu.” Lily menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, membuat beberapa helai rambutnya mendarat di wajahnya. “Aku tidak tahu, Tae.”

“Tapi kau cerita tadi.”

“Itu kata Kak Yoongi.”

Sejujurnya aku sendiri cukup kaget dengan fakta ini. Hoseok termasuk populer, dari SMA begitu. Meski sebelumnya aku tidak pernah peduli, tapi aku menyadari seberapa besar presensi Hoseok begitu dia dan Lily dekat. Yah, cerita lama.

Hanya saja itu tetap tida bisa membuatku memaklumi soal satu ini. Gay. Bukannya aku skeptis dengan sesuatu yang kedengaran menyimpang begitu, tapi bukan hal yang mudah untuk percaya begitu saja, apalagi menyangkut Hoseok.

Lily juga pasti merasa begitu. Kelihatan sekali. Namun aku tahu Yoongi tidak pernah bohong. Sikapnya yang tadinya kukira sebagai gejala brother complex rupanya punya alasan yang cukup logis—meski alasan itu sendiri tidak dapat aku telan bulat-bulat.

Dan kalau itu benar, Lily seharusnya menjauhi Hoseok.

Lalu bagaimana dengan... Hyoeun? Apa jangan-jangan Hyoeun juga tidak tahu soal hal ini?

“Kau sebaiknya tanya Hoseok, Lil,” kataku, dan Lily sudah mengeluarkan ekspresinya. Ekspresi tanda tak setuju.

“Menurutmu aku mau tanya bagaimana? ‘Hoseok, kau gay ya?’ Apa harus begitu?” balasnya, dia kelihatan marah.

Ya, oke. Aku tahu. Kemungkinan besar aku juga akan melakukan hal yang sama. Tapi menjalani hubungan begitu bukanlah hal yang sehat.

“Sebaiknya kau bicara dengannya soal ini, Lil,” aku menimpali, “harusnya kau menghubunginya dulu baru aku.”

Mendadak Lily tertawa. Aku menatapnya heran, dan tak perlu dua kali untuk berpikir kalau itu bukan tawa yang sebenarnya. “Kau gila ya?” sambarnya. “Kau pikir bagaimana reaksinya?”

“Tapi itu lebih baik daripada—”

“Kau sendiri bagaimana, huh?”

Eh?

“Kenapa kau tidak tanya pada Hyoeun kenapa dia berselingkuh?” Aku membelalakkan mata. Kenapa Lily tiba-tiba membelokkan pertanyaan begini? “Kenapa juga kau tidak mengakhiri hubungan kalian?”

“Lily, kenapa jadi begi—”

“Seharusnya kau bicara dengannya juga, kan? Menurutmu bagaimana reaksinya kalau kau bertanya begitu?” Lily langsung memotong. Suasana jadi mencekam. Kedua tangannya mengepal dan tatapan matanya memancarkan rasa tak suka.

Aku hanya kasih saran padanya, sumpah. Salahnya di mana? Kenapa dia jadi sensitif begini?

“Lil, kenapa kau jadi sensitif begini sih?” tanyaku, dan itu justru membuat keningnya makin mengerut.

“Kau tahu aku benci saran seperti itu, Taehyung,” suara Lily kedengaran sedikit bergetar, tapi bagiku ekspresinya jauh menangis, “aku tidak bisa mengakhiri hubunganku dengan Hoseok begitu saja.”

Ya, aku tahu. Tak satu pun dari kami ingin mengakhiri hubungan masing-masing. Aku tahu. “Tapi, Lily, kau tidak bisa mempertahankan ini kalau dia—”

“Aku mencintai Hoseok, Tae, aku tidak bisa melakukannya.” Entah sudah yang keberapa kalinya Lily memotong ucapanku, namun kali ini dia berdiri, bahkan sampai menghentak meja dengan tangannya. Beberapa pengunjung cafe pasti sudah memerhatikan kami.

Aku mencoba memegang tangannya. Memintanya untuk kembali duduk. “Lily, pelankan suaramu.”

“Kau sendiri bagaimana? Masih mau mempertahankan hubungan kalian?” tanyanya tatkala menepis tanganku.

Seharusnya Lily tidakk tanya ini. Dia tahu jawabannya kan? Kenapa dia bertanya?

“Kau tahu aku tidak bisa, Lil,” aku menjawabnya sambil menghela napas, “kau tahu aku sudah bersumpah untuk tidak menjadi seperti si bajingan itu.”

Dan di detik berikutnya Lily tertawa. Ya, dia tetawa. Tapi itu bukan tawa yang membahagiakan, percayalah. Dia baru saja meremehkanku.

“Jadi kau mencoba mempertahankan hubungan yang sudah hancur dengan Hyoeun hanya karena sumpahmu itu? kau konyol, Tae.”

Seharusnya ini tidak begini. Aku bingung kenapa ini jadi begini. Kita di sini untuk membicarakan Hoseok, bukan? Kita tidak perlu membahas ini. Kita tidak seharusnya ribut begini.

Aku masih mencoba berpikir apa yang sebaiknya dilakukan, bagaimana caranya untuk menenangkan Lily karena kami tidak pernah berdebat soal ini sebelumnya. Namun sebelum aku sempat menemukan solusi, Lily sudah mengambil mantelnya.

“Persetan denganmu, Taehyung,” katanya sebelum pergi meninggalkanku sendiri, “kau egois.”

Dan ketika dia keluar dari pintu cafe, aku hanya diam, padahal seharusnya aku mengejarnya.

Kupikir aku melakukan ini karena aku tak ingin egois. Aku tidak ingin menyakiti siapapun, tapi yang terjadi justru kebalikannya.

Aku memilih Hyoeun karena dia mengisi kekosonganku. Dia bilang dia akan menghilangkan amarahku saat itu. saat Lily tidak ada dan menyibukkan diri dengan Hoseok. Hyoeun membantuku, dan aku ingin dia tetap bersamaku.

Hanya saja kenyataannya tidak begitu.

Hyoeun bermain di belakangku, dan aku melakukan tepat seperti yang dia lakukan, bermain dengan Lily.

Aku mempertahankan ini semua karena tak ingin egois. Nampaknya aku salah.

Lily pergi dan bilang aku egois.

Aku egois.

Aku... sama seperti bajingan itu.

Ayah.

*

Cataclysmic (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang