Begitu tiba di ruang tamu depan, ia sadar bahwa dirinya telah keliru.
Seharusnya disini, ia melihat tubuh yang tergeletak. Namun matanya hanya menangkap bekas bercak darah di lantai belakang sofa. Ini artinya, member tertua BTS itu belum mati. Ia masih berkeliaran.'Ia masih hidup?' katanya dalam hati keheranan. Berada dimanakah Seokjin? Bersembunyi dimana dia?
Lalu, ia melihat sinar dari lampu mobil di depan sana. Sinar itu lalu hilang. Yang berikutnya, ia mendengar derap langkah kaki, lalu bunyi pagar dibuka.
Disana, dua anggota BTS lainnya mulai terlihat. Park Jimin dan Jeon Jungkook.
Sambil menentengi pistol di tangan, ia pun tersenyum senang dibalik topeng yang dikenakan.
-o-
Sebenarnya, tindakan Jimin dan Jungkook sudah termasuk melanggar peringatan yang telah diberikan ketua mereka. Tapi setelah berunding, dalam hati kecil mereka yang kelihatannya seperti heroik, mereka tidak bisa membiarkan bahaya mengancam dua anggota tertua mereka saat ini. Jadilah mereka nekat untuk turun dari mobil.
Saat ini, Jimin dan Jungkook sedang melihat kondisi meteran listrik di depan dorm mereka.
"Kabelnya diputus." ucap Jimin, setelah mengecek dengan senter dari handphone di tangannya.
"Digunting?" tanya Jungkook.
Jimin mengangguk. "Sepertinya begitu." Ia lalu melihat-lihat sekitar dorm dari luar. Rumah milik mereka saat ini benar-benar gelap gulita. Tidak ada penerangan sama sekali.
Ya ampun, masuk ke dalam rumah sendiri saja sudah membuat hati Jimin berdebar. Bukannya ia penakut atau apa, tapi dalam kondisi seperti ini, rasanya semua menjadi suram.
Tahu-tahu, Jungkook menghilang dari sampingnya. Ia kembali lagi ke mobil nya untuk mengecek bagasi. Di tangannya saat ini, ia memegang pemukul baseball sambil berlari kembali ke sebelahnya Jimin. Yang tentu saja, ia memberikan tatapan aneh.
"Jungkook, itu untuk apa?"
"Pertahanan diri. Karena sepertinya situasi kita tidak berbeda jauh dari film-film."
Karena beralasan yang dianggapnya konyol, Jimin pun menghela napas. "Kau tahu ini bukan saatnya bercanda."
"Tentu aku tahu." balas Jungkook serius.
"Tapi, kenapa kau menyimpan benda seperti itu di mobil mu?"
"Untuk jaga-jaga. Kalau situasi darurat seperti ini terjadi." jawabnya, sambil senyum bangga.
Seniornya masih mengangkat alisnya penuh tanya. Ia belum sepenuhnya yakin dengan penjelasan yang diberikan member terbungsu itu. Tapi biarlah. Toh mereka memang butuh sesuatu untuk melindungi diri.
Entah kenapa, Jimin melihat Jungkook seperti menikmati situasi yang sedang terjadi. Ia yakin, dalam hatinya saat ini berbunyi, 'Keren! Kapan lagi kita terjebak pada situasi seperti ini?'. Kira-kira begitu.
Ia jadi menyesal kenapa mengiyakan ide gilanya Jungkook, yaitu turun untuk menginvestigasi keadaan dan menyelamatkan Hyung mereka. Tapi didorong rasa sayang serta penasaran, Jimin pun juga tidak bisa menolak.
Jungkook membuka pintu untuk masuk ke dorm. Namun ternyata,
"Pintunya terkunci."
"Apa?"
Giliran Jimin yang memegang gagang pintu itu. Dan benar saja, pintu itu tidak bisa bergerak. Terkunci dari dalam.
"Aku coba cek pintu belakang." kata Jimin. Ia pun berjalan memutar ke arah kanan, meninggalkan Jungkook seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampu Padam | BTS Fanfiction
Fanfiction[EDITED AND RE-PUBLISH] Saat kembali ke dorm mereka, tiba-tiba saja mati lampu. Bagi Seokjin, mati lampu di malam hari merupakan hal yang cukup menegangkan. Ia pun segera mengecek meteran listrik. Ditambah lagi Yoongi yang tidak menjawab panggilann...