VII

282 26 0
                                    

"Taehyung, ya ampun!"

Pekik Seokjin, terkejut begitu mendapati dongsaeng-nya tiba-tiba terjun dari atas sana.

Taehyung masih terdiam. Matanya masih tertutup dengan serpihan kaca yang berserakan dimana-mana. Wajahnya tergores sedikit akibat beling pada bagian pipi kanan dan dagu bawah.

"Taehyung-ah, bangunlah!" panggil Seokjin, yang tidak kalah khawatir. "Kumohon, sadarlah!"

Di samping Seokjin, Yoongi meronta-ronta, berusaha melepaskan ikatan tali pada tangannya yang menggantung ke atas. Namun usahanya sia-sia saja.

"Akh, sial!" jeritnya kesal. Yoongi berteriak ke arah Taehyung, "Taehyung, kalau kau tidak segera bangun, aku akan menendangmu nanti!"

Seokjin dan Yoongi hanya bisa menatap dengan sedih pada tubuh Taehyung yang masih tergeletak tengkurap. Tidak ada tanda pergerakan sama sekali.

Apakah ia pingsan? Ataukah ia...

Tak lama, jemari kiri besar itu mulai melakukan pergerakan kecil. Perlahan-lahan, ia menggerakan tangan. Taehyung mulai mengeluhkan tubuhnya yang terasa sakit. Kepalanya mulai ia angkat dari punggung penjahat dibawahnya.

"Taehyung! Yoongi, ia sudah sadar!" ucap Seokjin bahagia lalu menoleh ke arah Yoongi.

Pemuda yang pendiam itu hanya tersenyum haru. Dalam hati, ia sangat bersyukur bahwa pemuda yang satu kampung halaman dengannya itu baik-baik saja. Yoongi khawatir sekali.

"Ugh...ish..." Taehyung pelan-pelan meringis kesakitan. Kepalanya terasa pusing hebat.

Kemudian, ia mulai menggerakan tubuhnya ke sisi kanan untuk menjauh dari si psikopat. Taehyung melihat ke arah kedua Hyung yang ada didepannya. Dirinya tersenyum.

"Syukurlah Jin-hyung, Yoongi-hyung, tidak apa-apa. Aku belum terlambatkan?"

"Belum, jika kau membantu melepaskan kami." balas Yoongi.

Kemudian, mata milik Taehyung mendarat pada lengan kanan Seokjin yang diperban. Hal itu membuatnya terdiam.

"Apa orang ini yang..."

"Ya, Taehyung. Orang itu yang menyekapku dan...hampir membunuh Jin-hyung..." kemudian, nada suara Yoongi bergetar, "Mereka ingin mencelakai kita semua. Jimin dan Jungkook..."

"Dimana mereka?"

"Orang gila itu ada dua orang. Kawannya yang satu lagi ada di luar. Aku tadi mendengar suara teriakan Jimin dan..."

Terjawab sudah. Pantas saja ia tidak menemukan kedua maknae line yang lain.

Mendengar kalimat Yoongi barusan, Taehyung terlihat sedang mencari sesuatu. Ia langsung memegang kuat-kuat pundak psikopat itu, lalu membalikkan tubuh yang besar tersebut.

Terlihat bahwa jantungnya sudah tertusuk oleh pisau dapur yang dipegangnya. Darah pun mengalir, begitu juga dari mulut.

"Ia mati." kata Taehyung. "Kupikir ia hanya pingsan."

"Dia...tertusuk sendiri?" tanya Seokjin. Nada bicaranya terdengar ragu-ragu.

"Sepertinya begitu."

Jawaban Yoongi sudah cukup membuat Seokjin menahan napas panjang, sambil memejamkan kedua matanya. Dalam hatinya, ia tidak tahu harus merasa takut atau, merasa lega barangkali?

Di sisi lain, Taehyung masih sibuk merogoh-rogoh seluruh kantung yang tertera pada pakaian si penjahat. Ia belum menemukan kunci borgol untuk Seokjin.

"Dimana sih?" keluhnya kesal. Sesekali, ia meringis sakit. Badannya terasa ngilu disana-disini.

Tak lama, di luar mereka mendengar suara-suara berisik dari kejauhan. Itu sirene mobil polisi.

Lampu Padam | BTS FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang