V

257 29 0
                                    

Jimin meringis kesakitan sambil memegangi lengan atas kirinya yang berdarah.
"Lepaskan aku! Dasar bajingan!"

Emosi Jimin bukan main meluap-luap. Bagaimana tidak? Saat ini, psikopat yang tadi telah melukainya, langsung mengangkat tubuhnya disalah satu pundaknya dan membawanya menjauh dari pekarangan.

Orang ini, berciri-ciri dengan tubuh besar dan berotot. Pakaiannya serba hitam dan menggunakan topeng aneh menyerupai kepala babi. Benar-benar mengerikan.

Jimin benar-benar tidak menyangka. Kejadian yang awalnya untuk mencari tahu sekaligus menolong, justru berbalik menjadi petaka. Seharusnya Jimin dan Jungkook tidak melakukan hal ini. Seharusnya mereka membiarkan polisi yang melakukannya.

Tapi, mau sampai kapan menunggu? Bisa-bisa keburu dua Hyung BTS itu celaka lebih dulu. Ataukah memang mereka berdua sudah...

Ditambah lagi, orang itu berniat akan menenggelamkan Jimin ke perairan tersebut. Kalau ditanya soal adu kekuatan, dari tinggi badan dan bentuk fisik saja sudah beda jauh. Jimin sudah jelas kalah.

Pemuda itu hanya bisa pasrah, karena psikopat itu terus berjalan sampai ke dekat perairan. Ia hendak menurunkan tubuhnya sebelum mendengar suara seseorang berteriak.

"Jimin!" seseorang memanggilnya dari kejauhan.

Itu Jungkook! Dengan pemukul baseball digenggamannya, ia datang menyelamatkan Jimin yang terluka.

"Jungkook-ah!" teriak Jimin nyaring.

Dengan kecepatan lari layaknya hewan yang berhasil mengejar mangsa, ia segera menyikut psikopat itu dari belakang. Kaget, orang asing itu menjatuhkan tubuh Jimin dan membuatnya terpelanting ke belakang.

"Akh!" Jimin jatuh terguling di tanah sebelum akhirnya berhenti.

Wajah imutnya dan pakaian yang dikenakannya pun kotor. Ia merasa tubuhnya sakit semua akibat benturan, sambil terus memegangi lengan kirinya.

Matanya tadi sempat tertutup. Begitu dibukanya lagi, pemandangan serasa berputar. Namun Jimin melihat dihadapannya, Jungkook hendak memukul orang tersebut dengan pemukul baseball miliknya. Sayangnya, serangannya berhasil dihindari. Ajang adu kekuatan fisik pun terjadi.

Psikopat itu berusaha mendorong tubuh Jungkook agar tercebur ke air. Namun keadaan malah terbalik, Jungkook yang malah berhasil mendorongnya hingga terjatuh kesana. Air yang semulanya tenang, menjadi terdengar riak yang sangat kencang.

"Hah...hah..." Jungkook berusaha mengambil napas.

Perkelahiannya tadi cukup menyita energi. Ia harus merelakan pemukul baseball-nya yang terlempar ke dalam air akibat perkelahian yang sengit. Jungkook hendak berdiri, namun tahu-tahu punggungnya dicengkeram kuat dan ditarik dari belakang. Maknae BTS itu masih berusaha melawan.

"Jungkook!" panggil Jimin panik, berusaha menggerakkan badannya. Ia harus segera membantu Jungkook.

"Lepaskan aku!" katanya melawan. Orang itu masih mencengkeramnya kuat. Kali ini, tangannya beralih ke pundak Jungkook. Karena lengah, Jungkook akhirnya terseret juga ke dalam air.

Sayup-sayup, Jungkook masih mendengar Jimin memanggil namanya.

-o-

Di bawah air, Jungkook masih berusaha melawan cengkeraman orang di belakangnya. Ia tidak memikirkan suhu yang luar biasa dinginnya. Ia harus bisa lepas!

Semakin lama, tubuh mereka semakin ke bawah. Jungkook tidak tahu berapa meter kedalamannya. Jungkook masih terus menyikut psikopat itu. Dari belakang, sebuah kilat pisau terlihat dan ia arahkan ke depan wajah Jungkook. Pisau itu menciptakan baretan kecil di pipi kirinya.

Karena panik, kekuatannya semakin bertambah. Si pemuda akhirnya berhasil melepaskan diri, sebelum pisau itu diayuhkan hingga membentuk luka garis di bagian perutnya. Jungkook pun merasakan pedih yang sangat akibat lukanya terkena air dingin. Ditendangnya dada orang itu, hingga menghasilkan jarak diantara keduanya. Ia segera mengayuh kakinya lebih cepat.

Jungkook berusaha berenang ke atas sambil menahan sakit, hingga akhirnya permukaan danau mulai terlihat.

-o-

Jimin akhirnya berdiri dengan susah payah. Di samping danau itu, terdapat pistol yang tergeletak begitu saja. Pasti benda itu terjatuh dari kantung si penjahat. Buru-buru diambilnya benda itu. Kebetulan, riak air mulai terlihat di depan matanya. Dengan tangan gemetar, Jimin segera membidik pistol ke arah sana.

"Jangan tembak, ini aku!" teriak si perenang berusaha mengambil napas. Ia menyeka air yang membasuh wajah tampannya agar penglihatannya membaik.

"Jungkook?!" mendengar suara dongsaeng-nya telah membuat hatinya sangat lega. Ternyata itu Jungkook, yang berusaha berenang mendekat ke tepian.

Jimin segera menghampirinya dan merentangkan tangan kanannya untuk Jungkook raih. Ia pun langsung menggenggam tangan Hyung-nya dengan erat.

"Ya ampun, syukurlah-"

Dan lagi-lagi, tangan besar yang lain mencengkeram punggung Jungkook sekali lagi. Topengnya sudah menghilang, dan terlihat pria berwajah keturunan Kaukasia itu memegang pisaunya tinggi-tinggi. Ekspresi Jimin langsung berubah menjadi ketakutan lagi. Pria itu akan menusuk Jungkook!

"Tidak, jangan!" teriak Jimin panik.

Beruntung, Jungkook berhasil mengelak dari serangan tersebut. Sorot matanya seketika berubah menjadi mengerikan.

"MENJAUH DARIKU, BABI!"

BUAK!!!

Jungkook melancarkan tendangan yang sangat kuat ke arah wajah orang tersebut, hingga kau bisa mendengar bunyi tulang yang patah. Ya, kepalanya sampai tertekuk ke samping, menyebabkan tulang lehernya patah. Si psikopat akhirnya terpental dan tercebur ke perairan lagi. Tubuhnya terus turun menjauh dari permukaan, dan tidak sekalipun menggerakan tangan maupun kakinya. Matanya menatap kosong ke arah permukaan air.

Jeon Jungkook...
Dendam akan nama itu akan ia bawa sampai mati.

Akhirnya, member termuda BTS itu berhasil naik ke daratan. Jimin segera memeluknya erat-erat, tidak mempedulikan Jungkook yang basah kuyup dari ujung rambut sampai kaki. Matanya mulai meneteskan air mata.

"Hush, hush, Jimin-ah jangan menangis..." Jungkook pun memeluknya balik. Matanya lalu menangkap lengan kiri Jimin yang berdarah.

Di hadapannya, Jimin berusaha merobek bagian bawah kaus yang ia kenakan, untuk dijadikan perban menutupi lukanya sendiri. Karena tangannya sakit, ia jadi kesulitan melakukannya.

Melihat itu, akhirnya Jungkook harus mengorban kausnya untuk dirobek bagian bawah oleh dirinya sendiri.

"Jungkook, baju kamu-"
"Tak apa." Jungkook pun membantu mengikatkan kain tersebut. "Bagaimana pun, pendarahanmu harus dihentikan."

Jimin pun hanya bisa tersenyum haru, mendengar ucapan penuh perhatian yang diberikan anggota terbungsu mereka kepada dirinya. Lalu, matanya tertuju pada wajah dan bagian perut bawah kanan Jungkook.

Diwajahnya, terdapat luka garis kecil. Di perutnya juga terdapat luka berbentuk garis miring yang sudah cukup mengering, seperti besetan pisau.

"Kau terluka?!" titah Jimin sambil menyentuh wajah Jungkook, dan mulai mengalihkan perhatian pada luka di perutnya.

"Ah, tidak apa, hanya luka kecil."

Daripada mengindahkan nada khawatir dari senior kesayangannya, pemuda junior itu malah sibuk membentuk simpul dari kain bajunya. Yang kemudian ia kencangkan agar pendarahan pada luka Jimin terhenti.

"Oh, Jungkookie...kepalaku..."

"Jimin?"

Kepala Jimin tiba-tiba saja terasa berat.

"Hah? Jimin-kau tidak apa?"

Tiba-tiba, wajah Jimin berubah menjadi pucat. Sorot matanya pun lama-lama melemah.

Melihat itu, Jungkook tidak tahu harus apa. Ia buru-buru menggendong Jimin dan menentengnya dengan kedua lengannya.

'Jimin-ah, bertahanlah! Bertahanlah untukku, juga yang lainnya, kumohon!'

Lampu Padam | BTS FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang