Chapter 20 | [Flashback 3] |

4.9K 274 20
                                    

'Prilly's Story & Flashback'

______________________________________

Yang mulus belum tentu tulus, yang 'katanya' cantik belum tentu menjadi yang terbaik. Cinta tumbuh bukan karena paras yang sempurna tetapi karena rasa nyaman dan akhirnya berkembang menjadi rasa sayang.

_________________

Banyak yang bilang kalau orang yang sabar di sayang Tuhan. Dan ada juga yang bilang orang yang sabar selalu makan hati. Untuk kali ini Prilly merasakan pada opsi kedua. Prilly akui ia selalu makan hati karena perubahan sikap Ali. Mencoba bersabar dan memaklumi tetapi terselip keraguan di dalam hatinya.

Apalagi saat melihat kakaknya yang kerap memberi perhatian lebih kepada Ali sehingga membuatnya merasa tersisihkan. Dalam benaknya bertanya, sebenarnya ia atau Aurel istri Ali? Pertanyaan itu berputar di otaknya. Hati kecilnya menguatkan dan mencoba berpikir positif, tetapi semakin hari perlakuan Aurel kepada Ali semakin melebihi batas sewajarnya. Bagaimana tidak melebihi batas sewajarnya kalau dengan tidak sengaja Prilly melihat Aurel datang ke rumahnya untuk menunggu Ali pulang kantor. Lalu, setelah Ali pulang dari kantor, Aurel dengan semangat menyambut kedatangan Ali di depan pintu serta tak lupa membukakan dasi Ali dan membawakan tas kerjanya. Prilly yang melihatnya merasa sakit hati. Tetapi Prilly tahan dan beranggapan bahwa yang Aurel lakukan sebagai bentuk perhatian 'kakak ipar kepada adik ipar'.

Sinar matahari menyengat ke kulit pada siang hari. Prilly yang saat itu tengah menemani Icha yang memaksa pergi ke taman dekat rumahnya. Prilly mengibaskan tangannya saat keringat membanjiri wajah cantiknya. Prilly mengembangkan senyumnya saat anak semata wayangnya menghampirinya.

"Mama," rengek Icha yang bergelayut manja pada lengannya.

"Ada apa, hmm?" Tanya Prilly lembut.

"Icha pengen es clim." Icha menampilkan puppy eyes-nya agar Prilly menuruti permintaannya.

Lagi dan lagi Prilly tersenyum, "Kamu tunggu di sini ya, mama mau belikan kamu ice cream." Ucap Prilly yang di balas anggukan ceria oleh Icha.

Prilly beranjak dari duduknya menuju penjual ice cream yang berada di luar dekat taman. Tiba di tempat penjual ice cream, Prilly membeli ice cream kesukaan Icha. Saat dirinya beranjak dari penjual ice cream. Tiba-tiba saja matanya tak sengaja menangkap sepasang manusia yang sangat ia kenali duduk berdua di kursi taman dengan posisi si perempuan bersandar pada bahu si lelaki. Tubuhnya membeku melihat pemandangan itu. Mereka, Ali dan Aurel. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Secepat kilat Prilly menghapusnya dan segera berlalu meninggalkan Ali dan Aurel.

Tiba di kursi taman yang ia tempati. Prilly menyodorkan ice cream kesukaan Icha. Icha menyambut uluran ice cream dengan sangat antusias.

"Icha ayo pulang!" Prilly menggendong Icha membawanya segera pulang karena ia tidak mau Icha melihat adegan romantis kedua orang yang dia sayangi di kursi taman yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Icha gak mau pulang ma. Icha masih mau disini sampek sore." Rengek Icha yang berontak di gendongan Prilly.

Prilly menggeleng keras. "Icha pulang ya sayang, Icha harus bobo soalnya sinar mataharinya panas banget."

Akhirnya Icha pasrah dan mengangguk sembari menjilat ice creamnya yang hampir mencair.

...

This Pain [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang