Apa alasan masih menginginkan yang lama bila telah menemukan yang baru dan lebih nyaman?
8
Alan sudah pergi dari kehidupan Meira. Cowok yang selama ini terus mengejar Meira kini tengah lengah. Ia pergi meninggalkan Indonesia ke New York. Apakah memang dia ingin kuliah di sana? Atau hanya ingin membuang kekecewaannya terhadap Meira yang sudah tidak ingin kembali bersama Alan.
"Meiraaaaaaaa!!" teriak seseorang masuk kamar Meira tanpa permisi.
Meira yang duduk selonjoran di kasur terkaget hingga buku yang sedang ia baca lepas landas dari tangan lembutnya.
"Astaghfirullah!" Meira turun dari kasur dan menatap sinis orang lancang itu. Dilihatnya seorang perempuan manis. Kerudung hijau lupusnya tampak serasi dengan sepatu flatshoes yang dia pakai. Perempuan ini begitu tertutup. Tubuhnya dibalut gamis anggun berwarna coklat muda dengan gambar bunga-bunga hijau lupus. Bahkan dia memakai handshock dan kaus kaki polos.
Siapa perempuan yang ada di hadapan Meira kini?
"Hey! Bukannya dipeluk malah bengong?" ucap perempuan itu.
Meira yang tadinya terlihat bingung, sekarang hatinya terasa takjub, "Ririn? Masyaallah ... Kamu Ririn?"
Ririn, sahabat SMA yang sudah dua tahun tak bersua dengan Meira. Saat Ririn angkat bicara, barulah Meira mengenali suara lengkingnya.
"Siapa lagi sih temen yang boleh masuk kamar kamu, Mei, selain aku? Hahaha," lanjut Ririn, "Eh jangan-jangan kamu punya sahabat baru yang lebih asik ya?"
Masih tak tersangka bahwa sahabat lamanya itu ada di depan Meira sekarang. Setelah lulus SMA, Ririn pergi cari kerja ke Thailand. Efek dari dulu suka nonton Thailand movie dan terobsesi dengan negeri gajah putih tersebut, Ririn memutuskan untuk kerja di sana. Ia berangkat atas saran dari teman speaky dari Thailand, namanya Nunnaphat Pair Tanmanee. Seorang mahasiswa sukses pemilik restoran ala remaja. Nah, Ririn bekerja dengannya.
"Rin, kangeeeeen!" Meira dan Ririn berpelukan cukup lama sebagai balas dendam atas rindu yang mereka alami.
"Bu Fala emang keren, Mei! Berkat tugas akhirnya dulu itu, aku jadi dapet pekerjaan deh di Thailand. Seru banget. Mana bos aku itu gak pernah anggep aku sebagai karyawan!
Ya kali dia masih mahasiswa. Dia anggep aku sahabatnya. Sering diajak jalan-jalan pula.
Aih Mei! Rasanya gak pengen balik ke Indonesia huehehe. Cuma ya gimana, mamaku lagi sakit parah."
Cerita Ririn mengingatkan Meira tentang Aiman. Meira juga bertemu Aiman di speaky.
"Meira ... Bengong mulu deh. Aku kan pengen cerita banyak sama kamu," timpal Ririn.
"Afwan, Ririn sahabatku sayang. Akhir-akhir ini aku lagi gak fokus."
"Kenapa?" lanjut Ririn, "Alan ganggu kamu, Mei?"
"Alan, dia cumlaude! Sekarang dapet beasiswa gitu di New York."
Ririn nyaris tak percaya. Tetapi pernyataan itu keluar dari mulut sahabatnya yang dia percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Bukan Diaku
SpiritualPerempuan itu memutuskan berhijrah tanpa sebab. Disaat ia masih dalam status berpacaran semasa putih abu-abu. Meira, perempuan labil yang masih sering terombang-ambing itu bersua dengan laki-laki asal Malaysia. Lelaki berkacamata itu acapkali membay...