Akhir-akhir ini Ruth sering memaksa Devin menuruti maunya entah untuk makan bareng atau mengantarnya pulang.Sampai suatu ketika Devin berhasil bertemu dengan ayah Ruth di sekolah dan mengajaknya membicarakan suatu hal di cafe tak jauh dari sana.
"Ada apa om Dion tiba tiba panggil saya??Jarang sekali kita bicara diluar seperti ini."Tanya Devin membuka kalimat pertama ketika sampai di Cafe itu.
"Devin.Om sebenarnya gak mau bicara ini.Tapi ini perlu dibahas secara serius."
"Ada apa?tentang nilai atau apa?"Tanya Devin terlihat bingung.
"Tolong jauhi Ruth."
"Saya sudah mengira anda akan mengatakan itu.Saya memang tidak pantas bagi anak orang besar seperti anda."
"Bukan itu maksud saya.Ruth adalah anak perempuan saya satu-satunya.Ia pintar,cantik dan baik.Saya tidak mau ia mempunyai pujaan hati seseorang yang belum mengerti arti hidup dan masa depan yang belum pasti."
"Itu sama saja-kan.Ini pasti tentang masa lalu saya.yah,memang seseorang punya kesempatan baru.Tapi,tetap masa lalu akan mengikutinya."
"Bukan masa lalu.Tapi kejelasan status keluarga kamu."Ucapan terakhir Om dion membuat Devin terkaget.
"Anda belum mengetahui?"
"Belum.Saya tidak mau anak saya bergaul dengan keluarga yang tidak sepantaran dengan saya."
"Berarti anda tidak mengenal saya dengan jelas.Lagi pula,Saya tidak punya satu perasaan-pun pada Ruth.Ia bukan tipe saya.Maaf saya harus pergi."Ucap Devin lalu mengakhiri perbicangannya dengan om Dion dan kembali ke sekolahnya.
Devin berlalu dengan hati yang memanas.Ia mungkin sering dihardik bahkan dihina tapi kali ini mungkin adalah hal paling menusuk untuknya.
"Kak Devin.Makan yuk."Ajak Ruth tapi Devin hanya diam mematung.
"Berhenti bersikap seperti itu pada ku.Dasar cewek manja.Aku benci itu."Ujar Devin dingin seraya melengoskan padangannya kearah lain.
"Kak Devin kenapa??bukannya kakak suka.Ada apa??"
"Kau pikir aku suka.Aku hanya berpura pura sejak dulu.Sebenarnya aku muak dan kau harusnya pergi menjauhi ku."
Devin mengatakan kalimat yang mengintimidasi itu agar ruth terbebas darinya.
"Maaf Ruth,Aku menyakiti perasaan mu yang rapuh itu.Ini semua demi kebahagiaan mu.Ayahmu.Dan Bastian."
"Gue emang munafik Ruth,gue emang Jahat."Batin Devin dan menatap Ruth menjauh.
****
Devin telah menyelesaikan seluruh mata pelajarannya hari ini.
Ia sedikit pusing.
"Kamu sakit?"Tanya Bastian yang kini telah sampai di depan kelas Devin.
"Tidak."
"Tapi,kelihatan banget kamu pucat."Tanya Bastian ketika melihat wajah Devin yang begitu tegang.
"Sudahlah kak.Jangan berdebat dengan Devin sekarang.Devin hanya ingin pulang ke rumah."Celoteh Devin lalu berjalan kearah parkiran.
"Kamu kenapa?!Denger kakak."
"Please.Don't ask me about my problem.I very tired.I will go home now."
"Kamu marahan sama Ruth?"
Mendengar pertanyaan Bastian,Devin mendengus kesal.
"Ruth lagi Ruth lagi.Jangan bicarakan soal itu.Aku sedang muak.Sekarang kita pulang bersama atau aku pulang sendiri."
"Devin,kakak hanya khawatir."
![](https://img.wattpad.com/cover/124619849-288-k336686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodius Voice(HIATUS)
Teen FictionSuara katakan semua kegelisahanku. Suara ceritakan semua kisahku. Benar-benar susah untuk menghapus luka dan semua kegundahan hati dan pikiranku.Sulit menahan semua rasa sesak dan sakit dalam dada ku.Dimana tak ada satu tempatpun untuk ku menaungkan...