Part 7

595 62 16
                                    

Marsha yang baru saja tiba sehabis merayakan ulang tahun temannya itu.Mendadak kaget melihat seseorang yang jatuh dipelataran resto yang dekat dari tempatnya.

Ia menghapiri dengan perasaan wawas,

"Kak Devin."Teriaknya ketika melihat siapa yang pingsan.

Dengan sigap,Marsha membawa Devin ke-klinik dekat sana.Untuk memeriksa keadaannya.

"Kak Devin.Kakak gak papa-kan?"Tanya Marsha begitu cemas.

"Sudah baik kok.Terimakasih Sha udah bawa gue kemari.Gue gak tahu kalo gak ada lo.Mungkin gue udah kehabisaan napas disana."

"Emang apa yang terjadi kak?"

"Tadi gue mau jemput Adik gue.Tapi,Adik gue malah udah pulang duluan.Tiba-tiba dada gue sesek banget.Dan gue lupa bawa hidrand."

"Emang kakak sakit apa?"Tanya Marsha yang nampak masih sangat gusar.

"Asma.Sebenarnya udah lama kagak kambuh.Tapi,Akhir-akhir ini sering ngerasa sesek."

****
Marsha mengantar Devin pulang.Dan terkagetnya Marsha melihat rumah Devin yang berkali-kali lipat lebih besar dari rumahnya.

"Itu foto kakak,Ridwan dan satu cowok lagi."Ucap Marsha sembari melihat kearah sebuah foto keluarga besar yang terpampang diruang tamu.

"Iyah,Gue sama Ridwan ituh sodaraan.sama Bastian juga.Kakak kelas kita."Jawab Devin.Marsha seketika melongo akan penjelasan Devin.

"Tapi,kenapa gak ada satu muridpun yang tahu."

"Gak perlu harus diumumin kan.Lagi pula gue gak mau Ridwan maupun Bastian kena masalah gara-gara gue."

"Ini udah malem,aku akan mengantarmu pulang Sha."Ucap Devin kemudian berdiri.

"Nggak usah kak Devin.Kak Devin kan masih sakit."

dengan sedikit paksaan akhirnya Marsha menuruti untuk pulang diantar Devin.

Tapi,Devin tidak langsung mengantar Marsha dan malah berhenti disebuah area Taman yang ramai dengan para muda-mudi yang sedang berpacaran.

"Kok kesini sih kak.Angin malem gak baik lo kak."

"Kan lo bisa kerokin gue kalo gue masuk angin.Sebenarnya gue mau curhat,Jadi cowok itu susah sha."

"Susah."

"Jadi,cewek mah enak.Tinggal nunggu cowok nembak lah cowok masih harus buat kata-kata buat nembak cewek."Entah apa yang Devin pikirkan ia sekarang menyender pada tubuh Marsha.

"Tapi,cowok kan enak Kak.Bisa nembak cewek yang dia suka.Kalo cewek cuma bisa ngode,kalau udah ngode si cowok gak peka ya cuma bisa diam."

" Gue bingung kalo mau nembak cewek itu gimana.Gak pernah nembak sama sekali....Hehehehe."Seru Devin disertai tawa candanya yang sangat pelan.

"Masa sih,Bukannya kakak tuh players."Ceplos Marsha,Devin langsung mengangkat kepalanya dari bahu Marsha dan mengepalkan gengamannya keatas.

"Enak aja.Tinju mudah ngehajar para brandalan,tapi sorry ya kalo buat cewek gue bakalan hargain mereka kayak gue ngehargain mama gue sendiri.Oh ya Sha kasih contoh buat nembak dong."

"Kok Marsha??"

"Iyah,Lo kan katanya pinter buat kata-kata coba deh contoin gue.Soalnya gue mau nembak cewek tapi gak bisa buat kata-katanya."

Marsha berdiri dan mengengam kedua telapak tangan Devin,ia mulai mengingat kata-kata yang sering ia baca di novel saat menyatakan perasaan.

"Kak Devin,Gue udah lama ngrasain perasaan ini.Tiap liat kakak,Tiap hari,Selalu pengen Marsha teriak bilang suka.Dan disini sebagai bukti lambang ikatan ini.Gue Mau kakak jadi pacar gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melodius Voice(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang