Dua : Kenalan.

200 21 21
                                    

"Hadeuh. WOI NAPADAH JOROK BANGET LO PADA JADI CEWEK. GAK LIAT INI ADA TAMU BARU?!" Leta mengerahkan semua sisa tenaganya untuk berteriak kearah gadis-gadis jorok itu.

Para gadis menoleh kearah Leta. Kemudian si gadis yang punggungnya penuh bekas kerokan berkata, "Wah, tumben banget ada yang mau jadi anggota baru kamar satu. Biasanya juga kalo ada tamu baru larinya langsung ke kamar sebelah."

'Ya.... nggak heran, sih.' Batin Fia.

"Jangankan eluuuu, gue aja bingung kenapa ga ditempatin di kamar sebelah." Celetuk Della.

"Kamar sebelah udah penuh, Bin." Gadis pembaca novel yang daritadi kelihatan kalem itu akhirnya membuka suara.

"Yaudah, kenalan dah lo pada." Komando Leta sembari duduk dipinggir ranjang kamar.

"Lah terus lo ngapain disini?" Kata Arumiㅡgadis yang makan sambil ngangkat kakiㅡdengan sinis kepada Leta.

"Lah ya gue mau liat yang kenalan lah blog????"

"APAAN. GAADA GAADA. KELUAR LO."

"WOI SANTAI"

Abis itu Leta keluar dari kamar sembari membasuh butiran peluh yang jatuh membasahi pelipisnya menggunakan lap yang ada di pundaknya.

"Ya.... Jadi, kenalin, nama gue Fia. Kalo ini-"

"HAI CHINGU!!! Nama nae Della Ayu, panggil nae Della aja. Bangapta all!"

jeprut

Sebuah dampratan mendarat di kepala Della. Sang kakak adalah pelakunya.

"Mon maap ya gais ini adek gue emang suka extra."

"Oh, lo berdua adek kakak?" Sahut Sabrina, gadis yang tangannya bau GPU Yahut bekas ngerokin Sabina.

"Iya, nih." Jawab Fia.

"Ini gue sama Sabina juga kembar. Tapi nggak identik."

Nah, kenalan, lah, mereka semua. Di kamar nomor satu sekarang ada enam orang. Della, Fia, Sabrina, Sabina, Arumi sama Aurel.

Diem-diem Aurel berdoa dalam hati, "Ya Allah, semoga ini dua manusia enggak bikin recok dan nggak sejorok temenku yang lain, Ya Allah. Aamiin."

Tapi, maaf, Rel. Doamu...... tidak diijabah.

Beralih ke lain tempat, kalau di kamar nomor satu ada si cewek-cewek jorok, di kamar nomor dua ada para gadis bak bidadari, lalu, di kamar nomor tiga, ada siapa?

Mari kita lihat!

ROOM 003

Begitulah tulisan yang terpatri di papan kayu yang ditempel didepan pintu. Kamar nomor tiga adalah satu-satunya kamar tempat para pejantan tangguh berlabuh.

"ITU SIAPA YANG BERAK GA DISIRAM ANJIR" Seorang pria bersuara agak mirip kodok kegencet itu teriak sambil lari-lari keluar dari kamar mandi.

"Setau gua, yang terakhir ke wc ya si Jupri." Sahut Yema, Si cowok berkacamata.

"Terus. TERUUUUS. Tuduh gua aja terus!" Si tertuduh yang tengah duduk sambil main ponsel itu protes.

"....ya tapi emang bekas gua, sih." Lanjutnya.

"JOROK B***SAT!"

"Tinggal disiram aja elah, Yan. Ribet amat idup lu." Kata Jupri enteng.

"Gua gak mau tau, ya, Jupri. SIRAM SEKARANG ATAU GUA LAPORIN LO KE BU WITA?!" Ancam Sean.

"ADUAN BANGET SIH, LO. PARAH. IYA IYA GUA SIRAM. MINGGIR!"

Jeblag

Seisi kamar dikagetkan oleh suara pintu yang tertutup dengan keras, bersamaan dengan masuknya satu pria ke dalam kamar.

BADASS CAMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang