Empat : No Cursing [ special ramadhan ]

135 16 38
                                    

3.30

Fia melirik jam dinding kemudian mengerjap, "Eh, sahur. EH SAHUR SAHUR!!!!"

"Berisik banget sih, Fi."

"Sahur bego, Del. Bangun buruan!"

Satu persatu penghuni seluruh kamar pun keluar dengan muka bantal mereka. Ada yang masih jalan sambil merem, ada yang masih belekan, ada yang jejak ilernya masih ada di pinggir mulut, ada yang jalan cepet tapi begitu duduk di kursi langsung molor lagi, ada yang digendong ( Sean naek ke punggung Jupri ), ada yang digusur ( Pak Danu digusur Bu Wita ), macem-macem pokoknya.

"Weeeey, bangun semuanyaaah bangun. Nih kita bertiga udah kolaborasi bikin makanan spesial buat menu sahur hari ini." Kata Bidu dengan heboh. Tapi tetep aja yang lain nggak pada peduli, masih pada ngantuk soalnya.

"Ini mah harus dikasih senjata pamungkas, euy." Saran Alesha.

"Oh, oh siap!" Seolah mengerti apa maksud Alesha, Leta segera menarik napas dalam-dalam kemudian berteriak,

"WAKWAAAAAW ADA YANG MAU DI CU'TE????"

"HAH GAMAU ANJING"
"AAAAA"
"APAAN HAH MANA TUKANG CUTE MANA"
"GAMAU GAMAU"

Semuanya langsung bangun dan panik ketika Leta teriak kayak gitu. Apalagi Sean, dari kejadian beberapa hari lalu yang Jupri tiba-tiba muncul di depan televisi itu, Sean-lah yang paling depresi.........

"Yan.... yan maapin gua elah yan."

"Diem."

"Yan..." Jupri mencoba menyentuh pundaknya, namun Sean buru-buru menepis.

"GAUSAH PEGANG PEGANG GUE YA LO PK BANGSAT"

"YAN GUA KAN BERCANDA YAN"

"PERGI. GUE TAKUT SAMA LO. PERGI! PERGI LO ANJEEEEEENK"

Yah.... gitu kira-kira.
Makanya pas Leta teriak kayak tadi, Sean yang lagi enak-enak nemplok di punggung Jupri langsung panik teriak-teriak sambil mukulin Jupri, "TURUNIN GUA. TURUNIN GUA SEKARANG JUGA GUA GAMAU DICUTE. TURUNIN GUAAAA!"

"Tenang, tenang, wargaku. Tadi mah alarm palsu aja biar lo pada bangun. Udah setengah empat lebih neeeh, mau sahur kapan? Pas imsak?!" kata Leta.

Sahur-lah mereka bareng-bareng. Bahkan penghuni yang tidak beragama Islam seperti Bulan, Yema dan Sandro pun ikut bangun untuk membantu anak Camp lainnya memasak, dan tentu saja membantu menghabiskan makanan.

Di hari pertama puasa ini, Bu Wita mengumpulkan anak-anak di ruang tengah. Bukan, bukan buat disuruh bersih-bersih camp lagi kok. Tapi Bu Wita punya satu pengumuman penting.

"Anak-anakku sekalian, karena kita memasuki bulan yang suci dan penuh berkah ini, maka saya dan Pak Danu sepakat untuk membuat peraturan baru yang diharapkan bisa diterapkan tidak hanya ketika bulan Ramadhan saja. Tapi, seterusnya." Ucapnya.

"Peraturan barunya adalah, semua penghuni Camp dilarang keras untuk berbicara kasar." Bu Wita melanjutkan pidatonya.

"YAAAAH" Sontak seisi ruangan tampak kecewa.

"Tapi, bu..... cursing itu.... Half of my life, bu." Kata si tukang ojek, Kage.

"Ya pada mau emang puasanya batal?!?!?!"

"Ya... enggak sih."

"Bu! Saya ada saran." Wawan mengacungkan tangannya.

"Boleh, nak Wawan."

"Gimana kalo, kita dibolehin cursing pake bahasa yang gak terlalu kasar gitu, bu."

"Contohnya?"

BADASS CAMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang