Miraculous by DSelviyana

258 20 2
                                    

“Aku hanya menginginkanmu. Beri aku kehidupan yang lainnya. Bersamamu.”

•••

Chapter 01

Decakan kesal Amelia menggema di studio mini itu. Wanita itu bertanya-tanya mengenai keberadaan para pegawainya. Ke mana mereka semua saat dibutuhkan? Amelia mempercepat langkahnya menuruni lantai dua studionya. Tidak mengacuhkan usaha seseorang yang sejak tadi berusaha menyejajari langkahnya.

“Amelia! Kita harus berbicara,” ujar pria yang kini berhasil mengejarnya.

Amelia menulikan telinganya. Ia tetap melangkah tanpa perlu repot-repot melirik ke sebelahnya. Ia sedang menuruni tangga, ingat? Amelia tentu tidak ingin membagi fokusnya yang bisa mengakibatkan dirinya jatuh terguling. Sudah cukup rasa sakit yang ia terima karena pria itu.

Saat mencapai lantai dasar, lengannya ditarik oleh pria itu. Amelia mendengkus. Menggeliat agar cekalan pria itu terlepas. Manik hijaunya menghujam tepat pada bola mata sang pria. “Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Semuanya berakhir saat hakim memutuskan perceraian kita,” jelasnya. Ia berusaha untuk tidak mengertakkan gigi sebagai bentuk kekesalannya.

“Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kita bisa memulai dari awal,” pria itu berbicara dengan nada mengiba.

Oh, Amelia tidak peduli. Sungguh. “Dengar, Mr. Harris—”

Pria itu—yang bernama Mr. Harris mendesah. “Dulu kau memanggilku Christian,” keluhnya.

“Kita tidak sedekat itu untuk saling memanggil dengan nama kecil kita, bukan?” sergah Amelia.

“Kau masih keras kepala seperti dulu.”

“Memangnya apa yang kau harapkan? Aku menangis terharu atas ajakanmu dan menghambur ke dalam pelukanmu?” Nada sarkatis sangat kentara dari pertanyaannya.

Tanpa bisa dicegah, kelebatan ketika mantan suaminya bergumul dengan wanita tua kaya di apartemen kecil mereka berkelebat. Menghadirkan kembali perasaan marahnya. Amelia menarik napas panjang. Mencoba menghilangkan ingatan menjijikkan yang hadir karena kemunculan mantan suaminya. Ia sangat menjunjung tinggi loyalitas dan kesetiaan. Amelia tidak akan ragu bertindak saat perasaan dan harga dirinya diinjak-injak oleh pengkhianatan mantan suaminya.

“Aku minta maaf—”

“Aku memaafkanmu tetapi dengan satu syarat. Jangan temui aku lagi. Cari wanita lain yang lebih mapan dariku. Itu keahlianmu, bukan? Aku hanya seorang mantan paramedis yang tidak bisa menghasilkan banyak uang. Aku tidak bisa menjadi Victoria Beckham untukmu. Selamat tinggal, Mr. Harris,” potong Amelia.

Ia bergegas keluar dari studio mininya dan menghentikan taksi. Tidak memedulikan tatapan cemas segilintir pegawainya yang baru saja keluar dari pantry. Amelia sungguh-sungguh berharap Christian tidak lagi mengganggu hidupnya yang tenang.

***

Amelia menghempaskan bokongnya ke salah satu sofa panjang di rumah minimalisnya. Tangannya terangkat untuk menutupi matanya. Ia merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan banyak aktivitas. Amelia baru saja tiba di studio mininya dan Christian—berengsek—Harris kembali menemuinya. Pria itu seakan tidak pernah putus asa walaupun keberadaannya selama seminggu ini tidak diacuhkan Amelia.

A DAY IN THE PAST [HAI BOOK-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang