Chapter 4

222 22 8
                                    

"Cepat sekali kembalinya" Chris melihat Selvana yang sedang meletakkan pedang Sam kembali dikotak kaca. Chris memang masih disana, menunggu Selvana.

"Aku cepat-cepat" Selvana menyegel kotak kaca itu. "Ayo keatas, kau masih banyak tugas bukan?" Selvana menarik tangan Chris. Chris hanya geleng-geleng kepala.

**

"Bagaimana ujian praktik kalian?" tanya Selvana saat makan malam. "Aku dapat A" kata Will dengan bangga.

"Aku juga dapat A!" Luna tak mau kalah. Selvana melihat Sera yang tidak menjawab dan hanya menyuap makanannya.

"Bagaimana denganmu sayang?" Selvana sedikit mengencangkan suaranya. "A+" jawab Sera singkat lalu menyuap makanannya lagi.

"Kau dapat A+?!!" tanya Luna tak percaya. Sera mengangguk pelan. "Memangnya kenapa? itu bagus bukan?" Selvana tahu sebenarnya Luna hanya iri dengan kemampuan adiknya.

"T-tapi......"

"Sebaiknya kita lanjutkan makan malam dengan tenang" ujar Selvana lembut. Luna terdiam, melanjutkan menyuap makanannya.

Diantara tiga bersaudara, Will yang paling mahir menggunakan senjata. Senjata apapun itu, dia pasti bisa.

Sedangkan Luna yang paling hebat dalam pertarungan fisik, dengan tulangnya yang sudah sekeras baja, tidak ada yang dapat mengalahkannya.

Lain juga dengan Sera. Meski pendiam dan agak dingin, dia mempunyai kekuatan yang luar biasa. Bahkan dia lebih kuat dari Selvana.

Setelah selesai makan malam, Selvana memutuskan pergi kekamar untuk tidur. Sebelum tidur, Selvana sering melihat keluar lewat balkon kamarnya. Malam ini dia melakukannya lagi.

Selvana melihat keluar, membiarkan kesiur angin memainkan rambutnya. Udara malam terasa dingin.

Tapi, Selvana melihat sebuah cahaya hijau yang berkelap-kelip dari jarak yang sangat jauh, sepertinya itu dari kota. Itu seperti sebuah tanda meminta pertolongan.

Tanpa berpikir dua kali, dia langsung mengambil jubahnya dan meloncat dari balkon. Selvana mengeluarkan sayap putihnya dan terbang menuju kota.

Dia tidak melakukan teleportasi karena ingin melihat pemandangan dibawah. Selvana terbang dengan sangat cepat, khawatir jika orang disana membutuhkan pertolongan.

Selvana turun kebawah hutan didekat kota dan menapakkan kakinya ditanah, sayapnya dihilangkannya.

Kebetulan suasana kota sedang gelap, jadi Selvana memakai tudung jubahnya. Tidak ada yang akan menyadari seseorang bertudung hitam menyelinap dikota bukan?

Selvana berlari menuju sumber cahaya. Dia memasuki sebuah jalan sempit dan menemukan seorang anak laki-laki yang sedang diserang oleh dua orang laki-laki berbadan besar.

Selvana melepaskan petir birunya dan dua laki-laki itu langsung terkapar, tubuh mereka diselimuti listrik.

"Apa kau tidak apa-apa?" Selvana mendekati anak laki-laki itu dan mengulurkan tangannya. "Aku Selvana, Ratu Kerajaan Petir" Selvana tersenyum.

"Aku tidak percaya" anak itu semakin takut. Selvana berjongkok didepan anak laki-laki itu lalu menyentuh tangannya.

Cahaya lembut berwarna hijau keluar dari tangan Selvana lalu menyelimuti anak laki-laki itu, dan dalam sekejap semua luka anak laki-laki itu hilang.

"Kau percaya sekarang?" Selvana berdiri dan mengulurkan tangannya lagi. Anak laki-laki itu akhirnya menerima uluran tangan Selvana dan berdiri.

"Siapa namamu?" tanya Selvana ramah sambil tersenyum. "Sam, namaku Sam" jawab anak laki-laki itu gugup.

"Apa?!! namanya Sam?!!"

"Apa ini mimpi?"

The Big PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang