Chapter 6

209 23 0
                                    

"Kau pikir kau bisa membunuhku dengan peluru ini?" Selvana menangkap peluru itu dengan tangannya.

Dia mengeluarkan pedang kematian dari balik jubahnya dan menusuk laki-laki itu. Tubuh laki-laki itu terjatuh kelantai rumah.

Selvana membuka pintu yang terbuka sebelah dan terlihat dua laki-laki dengan seorang anak perempuan yang pakaiannya tidak lagi utuh. (Semua perempuan pasti tahu) (Semoga para laki-laki tidak muntah).

Anak perempuan itu juga berlumuran darah. "Sam, tolong temanmu itu!, aku akan mengurus para binatang ini!" seru Selvana.

Sam langsung berlari menuju anak perempuan itu dan Selvana melepaskan petir birunya, tubuh dua laki-laki itu ambruk kelantai.

Selvana bergegas menghampiri anak perempuan yang malang itu. "Kenapa kau tidak menolongnya?" tanya Selvana bingung melihat Sam yang menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Aku malu" Sam mengintip Selvana dari sela-sela jarinya. Selvana berjongkok dan tersenyum.

Selvana menyentuh tubuh anak perempuan itu, cahaya hijau keluar dari tangannya lalu merambat keseluruh tubuh anak perempuan itu.

"Dia diperkosa dan disiksa, para binatang itu benar-benar mesum dan kejam" Selvana bergumam sendiri, dalam sekejap tubuh anak perempuan itu tidak berlumuran darah lagi dan semua lukanya sudah tertutup.

Selvana mengeluarkan selembar kain berwarna hijau dan menutupi tubuh anak perempuan itu lalu menggendongnya.

"Ayo Sam, kita harus pergi dari sini" Selvana berdiri lalu keluar dari rumah sambil berlari, dibelakangnya Sam mengikutinya.

Selvana memegang tangan Sam lalu berteleportasi menuju hutan yang menjadi satu-satunya jalan menuju Kerajaan Peri.

Mereka muncul disalah satu pohon dan turun dari pohon itu. "Kenapa kita tidak berteleportasi lagi?" tanya Sam bingung.

"Kita tidak berteleportasi karena hutan ini bebas teleportasi, jadi kita harus berjalan" Selvana mulai berjalan. Sam mengikutinya dari belakang.

"Siapa namamu?" tanya Selvana pada anak perempuan itu yang semenjak tadi wajahnya pucat. "Li-Liza" suara anak perempuan itu terdengar lemah.

"Mirip dengan nama istri Queron, astaga! mengapa aku memikirkan orang menjijikan itu! hapus dari pikiranmu Selvana, hapus!!" Selvana berjuang dengan pikirannya sendiri.

"Berapa umur kalian?" Selvana menayakan hal lain agar Queron pergi dari pikirannya. "10 tahun yang mulia" Sam menatap Selvana.

"Terima kasih telah menyelamatkan kami" Sam berkata sopan. Pipi Selvana memerah. "Astaga! dia berterima kasih kepadaku!"

"Untung saja kau menyalakan tanda itu" Selvana tersenyum, menutupi kegugupannya. "Maaf, jika kami mengganggu yang mulia malam-malam" Sam terlihat bersalah.

"Tidak apa-apa, aku senang dapat menolong orang lain" Selvana menggeleng. "Anak ini, dia pemberani sekali, menolong temannya, sayangnya dia bukan reinkarnasi kak Sam, aduh, aku jadi merindukannya"

"Ada apa dengan kakak anda? tadi anda menghentikan perkataan anda bukan?" tanya Sam ingin tahu.

"Dia sudah tiada" Selvana menjawab cepat. "Maafkan saya" Sam terlihat lebih bersalah. "Tidak apa-apa, itu masa lalu" Selvana tersenyum, menyembunyikan kesedihan didalamnya.

"Kita sudah sampai" Selvana menghela napas lega, dia melihat kedepan, banyak rumah-rumah berbentuk jamur yang mengelilingi Istana Peri, inilah Kerajaan Peri.

"Ya-yang mulia" Sam yang melihat kebelakang terlihat khawatir, dia menarik jubah Selvana dengan kencang.

"Ada apa?" tanya Selvana bingung. "Lihat dibelakang kita" Sam terlihat panik. Selvana menatap Sam tidak mengerti lalu berbalik kebelakang.

Matanya menatap tajam puluhan pasang mata berwarna merah yang sedang mengintip dibalik pohon-pohon.

The Big PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang