Saat ini, Sehun kesal sekali. Kai, bodyguard abadinya tidak berjalan di samping Sehun seperti biasa dan malah mengobrol santai di bawah sana dengan perempuan yang Sehun kira sangat terkenal satu sekolah. Mereka jadi bahan perbincangan orang-orang.
"Sehun!"
Sehun terlonjak, dadanya bergemuruh dengan cepat efek kaget. Kepalanya diputar cepat ke samping. Karena saat ini si tersangka sudah berada di sisi kanannya dengan tangan merangkul pundak Sehun akrab.
"Yaaak ... Lee Hongbin! Kau mau membunuhku, huh?"
Hongbin, teman yang selalu Sehun katai bodoh sepanjang waktu, hanya tersenyum polos. Diteriaki Sehun itu sudah jadi hal yang biasa untuknya, jadi tidak akan dia ambil hati.
"Maaf ... maaf. Omong-omong, apa yang kau lakukan di sini? Mana bodyguard-mu itu?"
Tuh, kan. Memang bukan hanya Sehun yang menyebut Kai begitu, orang lain juga. Itu semua semata-mata karena tingkah laku Kai yang selalu mengekori dan menjaga Sehun di sekolah. Persis seperti seorang bodyguard.
Hongbin mengajukan pertanyaan sensitive. Tak dilihatnya wajah Sehun yang semakin kesal setelah mendengar pertanyaan itu. Pandangan mata Sehun lurus menatap dua orang yang masih sibuk berdua di bangku taman.
Sehun diam, tidak menjawab. Tapi matanya menjelaskan semua. Hongbin pun mengikuti arah pandang Sehun. Menatap dua anak manusia berbeda gender yang tengah duduk di bangku taman itu, terlihat sangat mesra dari atas sini.
Memang, saat ini Sehun dan Hongbin tengah berdiri di pinggir lorong menuju kelas. Bangunan sekolah ini besar dan luas. Dindingnya terbuat dari kaca, hingga memudahkan orang-orang melihat dunia luar tanpa harus ke luar gedung.
"Kakakmu punya pacar? Aku kira dia tak suka wanita lagi." Hongbin tertawa di akhir kalimatnya. Dia hanya bergurau, mencoba mencairkan suasana yang beku sejak tadi.
"Tsk ... wanita itu bukan pacarnya." Sehun menjawab dengan ketus. Kemudian beranjak menuju kelas. Memperhatikan Kai dengan wanita itu hanya membuat Sehun semakin kesal.
Mendengar jawaban Sehun, Hongbin ingin tertawa keras rasanya. Beruntung, ia masih bisa menahan diri. Rupanya, Sehun sedang cemburu.
"Hei ... kawan, apa kau cemburu? Kau marah karena Kai mengabaikanmu?"
"Aku? Cemburu? Hah ... yang benar saja. Buat apa aku cemburu. Aku tidak peduli dia mau dekat dengan siapa. Lagi pula kalau dia sibuk, aku kan jadi bisa bebas. Si cerewet itu tidak akan seenaknya memerintahku lagi."
Bohong.
Hongbin tahu, kata-kata Sehun itu lain di mulut lain di hati. Hongbin paham apa yang dirasakan Sehun. Di nomor duakan setelah menjadi prioritas itu memang tidak enak. Rasanya ada yang sakit dan terluka. Seperti tidak rela, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
"Ayolah Kim Sehun, kau tidak pandai berbohong. Aku ini temanmu dari lama. Aku tahu kapan kau berkata jujur dan berbohong. Semua terlihat dari wajahmu."
Sehun terdiam. Dia memang tidak pandai berbohong. Segala perkataan tidak jujurnya pasti akan segera terdeteksi dengan mudah. Sama seperti kasus menghemat obat yang dilakukannya diam-diam kala itu. Akhirnya, Kai mengetahui dan memarahinya, kan.
Sehun mendengus, tambah kesal rasanya jika ingat kejadian itu lagi.
***
"Wajahmu pucat, apa kau sakit?"
Krystal Jung atau yang akrab disapa Krysatal, gadis dengan paras cantik dan rambut panjangnya ini resmi menjadi kekasih dari seorang Kim Jongin tiga hari yang lalu. Laki-laki dingin dan kaku yang tak pernah merasakan apa itu pacaran. Bukannya tak laku, hanya tak mau.
YOU ARE READING
The Dearest
FanfictionHidup sebagai empat bersaudara tanpa orangtua bukanlah hal yang mudah. Anak-anak keluarga Kim harus rela merasakan sulitnya bertahan hidup di tengah berbagai cobaan yang datang. Tapi bagi mereka, selama masih bisa bersama, itu sudah cukup. Jika pa...