Glek'
Apa dia mendengar teriakanku?
"Kau hidup? Apa ini benar kau? Bukan hantu? Kau tidak hilang ingatan kan? Tebak! Siapa aku!" Aku mengacungkan tiga jariku. "Berapa ini? Jariku ada berapa?"
Dia malah menatap malas padaku "Tidak ada obat untuk mengobati kebodohan.." Ucapnya.
Dia masih hidup..
"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya. Taeyong membenarkan posisi kaca gantungnya! Mengaca dan menyusut darahnya sendiri dengan lengan bajunya.
"Aku tidak apa-apa!" Ucapku ketus. Aku mengambil belakang lehernya membuatnya wajahnya berhadapan dengan wajahku.
Mulai menaikkan rambut yang menghalangi keningnya yang terluka dengan hati-hati. Astaga! Lukanya parah!. "Kau ingin mati? Bagaimana kalau bukan pembatas jalan yang kau tabrak! Bagaimana kalau jurang! Laut! Gunung! Kalau kau masih mempunyai masalah. Katakan padaku! Jangan seperti ini!.."
Aku melepaskan tanganku. Taeyong duduk menyender dengan lelah "Maaf. Pikiranku masih kacau.."
Aishh! Kacau! Kacau! Kacau! Pikiranku juga ikut kacau kau tahu?!
Aku merogoh laci mobil, berniat ingin menutup luka Taeyong dengan hansaplas juga. Tapi, kenapa tidak ada?
"Kau menaruh hansaplasnya dimana?" Tanyaku. Dia menolehkan wajahnya ke arah pintu mobil!
Baiklah... Anggap saja aku pintu mobil_-Kau tidak harus menjawab pertanyaanku. Tatap saja pintu mobil itu sampai matamu mengeluarkan emas batangan! "Hansaplasnya hanya satu.." Ucapnya.
"Hanya satu? Lalu bagaimana dengan lukamu! Kau harus cepat menutup lukamu agar tidak berdarah lagi!"
Seakan bosan dengan omelanku, akhirnya dia menoleh padaku. "Hanya satu makanya aku pakaikan padamu" Ucapnya.
"Apa?"
Ini romantis namun tidak lucu!
Sret-
Aku membuka kembali hansaplasnya dari keningku. "Aw!" walaupun ini bekas, aku yakin perekatnya masih kuat. Lagi pula keningku hanya lebam tidak sampai berdarah.
Hansaplas sudah di tangan tinggal 'Cos'
Tingaall tiga meter untuk menempelkan pada keningnya. Tanganku ditepis makhluk ciptaan tuhan itu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Menutup lukamu!"
"Jangan khawatir. Lukaku terhalang poni.."
"Ya! Jangan memikirkan gaya rambut sekarang! Kau harus pakai ini.."
"Kau sudah gila? Mana mungkin aku memakai hansaplas bekasmu. Pakai kembali!"
Sialan~
Aku mencoba menempelkannya lagi. Tiba-tiba dia menarik cupluk jaketnya membuat setengah wajahnya hilang tertutup.
Aku menyender malas dan membuang hansaplas ini jauh-jauh!
Hansaplas sialan! Pembatas jalan sialan! Taeyong sialan! Keras kepala!
Kau lebih mementingkan lukaku. Aku tahu! Tapi kau juga terluka! Okew fine hansaplasnya yang salah!
Dimana kau membeli hansaplas ini? Aku ingin membakar tokonya!
⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳
+++
Tidak jadi! Tidak jadi sekolah! Aku bolos karena makhluk ujung kamar di rumahku tidak pokus menyetir dan malah menabrak pembatas jalan.