Chapter. 1

163 10 7
                                    

"Aku pusing.."

Sumpah, aku sudah tidak kuat berdiri lagi. Penyakitku kumat.

Ini tidak bisa! Aku akan jatuh karena sepatu hak tinggi ini. Kepalaku semakin berdenyut nyeri, aku memegang kepalaku sedangkan tanganku yang lain sedang mencoba membuka pintu kamarku.

" Kau tidak apa-apa?"

Brukk!!

+++

Perlahan ku buka mataku saat ku rasakan tangan seseorang sedang menempel pas di kening wajahku.

" Kau sudah bangun?" Tanya nya dengan wajah khawatir padaku.

Aku mencoba duduk dan merapikan baju kebayaku yang terlihat terbuka dibagian dadaku. Baju ini membuatku tidak nyaman dengan mute yang berserakan memenuhi baju ini.

Kenapa aku memakai kebaya? Hari ini adalah pernikahan kakakku. Kakak perempuanku menikah dengan seorang direktur muda dan kaya, yang sekarang sedang berdiri di hadapanku.

" Kakak, kenapa kau ada di sini? " Tanya ku.

Daniel nama kakak iparku yang membawaku ke sini. Ini bukan kamarku, ini kamar tamu yang terletak di sudut ujung rumahku.

" Tadi aku ingin berganti baju, tapi aku melihatmu seperti sedang sakit dan ternyata benar, jadi aku menggendong mu ke sini" Ucapnya sembari tersenyum.

" Kenapa tidak ke kamarku?"

" Kau sendiri menguncinya dan pingsan, mana bisa aku masuk ke kamarmu"

Aku bangun dari dudukku " Kakak, aku ingin ke kamar mandi sebentar" ucapku

Dia menahan tanganku dan mengunci pintu kamar ini rapat-rapat. " Jangan dulu, aku akan berganti baju di sini"

Aku terdiam kemudian mencoba berjalan ke arah pintu tetapi lagi-lagi tanganku dipegang olehnya dan dia memasukkan kunci itu ke dalam saku celananya.

Hatiku sangat tidak enak di sini, kenapa dia tidak membiarkanku keluar. " Kakak, aku ingin keluar" Pintaku, semoga saja dia mengabulkannya.

Daniel membuka jas hitamnya kemudian melepaskan kancing kemejanya satu persatu dan matanya tak lepas dari tatapanku. Setelah semuanya terbuka, kecuali celananya, dia berjalan ke arahku yang sedang berdiri di tengah pintu.

Daniel membuka sabuknya  " Kakak... Panggilan itu sangat membuatku tidak tahan Elisa.."  Ucapnya kemudian melempar sabuknya ke arah kasur.

+++

Aku terpaku apa maksud perkataannya? Ada apa dengan kakak iparku? Kenapa dia terlihat mesum dan menyeramkan.

Padahal ini hari pernikahannya, tapi dia malah di sini bersamaku

Tubuhku sudah sangat menempel dengan  pintu dan tanganku mencoba membukanya tetapi percuma saja " Oppa.. Apa yang kau lakukan di sini? Buka pintunya! "

Kak Lai menggelengkan kepalanya tanda dia tidak mau membuka pintu ini sedikitpun

'Glek'

Sial! Tubuhku bergetar..

Jantungku sudah tidak bisa diajak tenang dengan keringat dingin ini..

Aku sedikit ta-kut..

" Kak-"

Sret-

Dia dengan cepat menarik tubuhku, menghempaskannya di kasur dan langsung berada di atasku "Tolong-Mmpphh.." Kak Lai menciumiku dengan ganas, tangannya tak lepas dari pipiku tadinya, tapi sekarang tangannya meraba-raba daerah terlarangku "Kakak.. Mmhh..YA! "

Romantic Dirty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang