Langkah Anne di lobby G-Hotel membuat beberapa orang berseragam di sana menegang seketika. Dia berdiri di depan resepsionis. Memperhatikan ekspresi pelanggan yang datang dan pergi."Marry, kau tak akan rugi jika menambah satu ketulusan lagi pada senyummu. Jangan buat mereka sibuk menerka raut mukamu dan melupakan kebaikan hotel ini."
"Maaf. Akan saya perbaiki.", jawab wanita di belakang meja resepsionis.
"Lakukan mulai sekarang."
Anne berbalik dan saat dua langkah dia beranjak, dia berbenturan dengan sesuatu.
"Aaw..."
Cairan berwarna merah membasahi crape blezer putih milik Anne. Seketika ekspresi marah datang di wajahnya.
"Maaf, Miss. Saya buru-buru.", ucap wanita di hadapan Anne.
Separuh tenaga dia mengendalikan emosi karena sedang berada di tengah keramaian.
"Apa ini?"
"Mmhh... Welcome drink untuk tamu VIP."
Anne memperhatikan ketakutan wanita di depannya dengan datar. Anne berpikir sekilas untuk memilih tindakan.
"Ganti minuman itu dan pastikan kau sudah kembali ke tugasmu di lobby ini dalam tiga menit."
"............"
"Sekarang dan sudah berkurang tiga detik, Nona."
Wanita itu terkejut dari rasa bingungnya dan segera menatap Anne dengan tajam.
"Baik. Saya laksanakan.", dengan berlari, dia mengucap komat-kamit di mulutnya.
Anne bergerak menuju ruangan HRD untuk membereskan kekacauan di bajunya.
"Ada masalah, Miss.?"
Anne tak menjawab asistennya. Dia hanya memperhatikan wanita itu dengan teliti. Satu ide keluar begitu saja.
"Lena, lepaskan blezermu untukku."
"Maaf?"
"Haruskah kuulangi? Waktu kita tak banyak."
"Oh...maaf saya baru melihat noda itu sekarang, Miss. Baik, saya lepaskan."
"Thank you. Apa Tuan Arslan sudah kemari?"
Sosok lain muncul.
"Dia cukup sadar saat kau mencarinya.", ucap lelaki di belakang Anne.
Arslan menunjukkan wajah datar saat memasuki ruangan dan melihat Anne berbenah.
"Oh God.", Anne terkejut saat mengganti blezernya dengan milik Lena.
"Tuan.", kata Lena untuk menyapa Arslan.
Lena beruntung dengan keputusannya tadi pagi untuk memilih kemeja sesiku yang terlihat sopan tanpa blezer.
"I am here, Ann. Ayo, tamuku sudah di lobby."
"Oke.", jawab Anne singkat.
Anne berjalan di belakang Arslan dengan menata kembali pakaiannya.
"Aku harap dia bisa diandalkan karena untuk mendapat sambutanku sungguh bukan hal mudah.", ucap Anne.
Mereka masih berjalan menuju lift untuk turun ke lobby.
"Aku yakin dia tak mengecewakan."
"Make sure, Ars. Aku ikuti maumu."
"Hey, apa nanti malam kita bisa makan malam?"
"Tidak, terimakasih. Aku kehilangan nafsu makan beberapa waktu ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
But It's You ✅
RomanceNovel (16+) Complete Pertemuan kembali dalam satu tempat kerja. ______________________ ### But It's You ### Jujur pada perasaan. Sesulit itu kah? Rasa yang masih terpatri di relung hati, hanya perlu memberi bukti. David dan Anne melalui itu dengan...