Part 2

8.6K 397 2
                                    

Backsound yang terpilih sangat sesuai dengan konten part di dalamnya. Enjoy readers.

Play▶️Aron Wright
______________________

Ruangan Anne.

"Duduklah.", Anne mempersilahkan Dave.

Hubungan dingin antara mereka menyeruak ke seluruh ruangan. Hanya mereka yang faham bagaimana kondisi di masa lalu. Hanya Dave yang masih marah kepada Anne. Hanya Anne yang masih sedih atas Dave.

"Bagaimana kabarmu?', Anne mencari peruntungan dari pertanyaannya.

"Kau mengenalku?"

".............", Anne tak menjawab.

"Anne, kau mengenalku?", tanya Dave lebih pada boomerang.

"Dave, beritahu aku bagaimana kita akan memulai sesi ini."

Dave tersenyum sinis.

"Nothing special. Kau hanya harus memberitahu detail struktur jabatan, jobdesk, dan sistem kerja disini."

"Baiklah. Kita memang tidak saling mengenal. Kita baru bertemu dan sekarang menjadi rekan kerja."

"Bagus."

Anne mengatur emosinya kembali. Dave keras, begitu juga dengan dirinya.

"Oke, ini berkas yang harus kau pelajari.", Anne memberikannya.

"...... Kau akan membawahi Head Receptionist, Reservation system, Chief Operator, Head Cashier, dan Head Concierge. Semua jobdesk mereka ada disitu. Jobdeskmu juga. Aku harap pengalamanmu di Amerika tak mengecewakan."

"Oke."

"Apa disana kau juga bekerja untuk sebuah hotel?"

"Well, milik Paman. Aku bekerja selagi menyelesaikan gelar master."

"Oh Good. Buatlah G-Hotel mengapresiasimu dengan itu."

"Kita lihat nanti. Aku tahu bagaimana bertanggungjawab."

"Bagus. Aku tunggu dua hari lagi dengan perkembanganmu mempelajari G-hotel."

"Tidak perlu. Besok aku sudah bisa mengingatnya di luar kepala."

Sombong. Anne ikut melempar senyum sinis pada pendapat Dave.

"Aku berusaha tidak terperdaya dengan janjimu. Bukankah kau juga perlu menyiapkan keperluanmu untuk hidup di Bali? Setahuku, baru hari ini kau landing dan Arslan sama sekali belum mempersiapkan apapun."

Dave menaikkan satu alisnya. Mengartikan kalimat Anne di luar jalur.

"Kau begitu mengenalnya.", ucap Dave.

Anne membenarkan anak rambut untuk memberi jeda berpikir sebelum menjawab Dave.

"Tidak terlalu, tapi iya untuk masalah pekerjaan."

"Memang siapa yang membahas di luar itu?", Dave dan todongannya.

"Sudahlah. Aku tunggu dua hari dari sekarang."

"Oke. Jika sudah selesai, sebaiknya aku pergi."

Anne memperhatikan Dave yang mulai berdiri. Dia melangkahkan kaki ke pintu. Memutar kenop namun tak kunjung menariknya.

Dave memutar badan.

"Kurasa kau tahu bahwa Arslan sedang sibuk. Jadi aku tak tahu harus bertanya pada siapa untuk masalah tempat tinggal."

But It's You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang