¡tujuh

1.9K 251 14
                                    

Jelas Luhan terkejut.Saat ini di hadapannya ada Minho yang tersenyum kearahnya.Rekan kerjanya itu juga tampak membawa koper.

"Pagi.Kamu kelihatan cantik," tak memedulikan pertanyaan Luhan, Minho memuji penampilan gadis di depannya itu.

Luhan menunduk canggung, pipinya terasa panas. "T-terima kasih.Tapi, darimana kamu tahu alamatku?"

"Gampang saja.Di buku data staff kan ada."

"Oh... b-begitu ya." jawab Luhan canggung.

Minho menatap baju yang dikenakan Luhan.Terlihat ada sorot kecewa di wajahnya walaupun senyum itu masih terpatri disana.

Luhan yang menyadari tatapan aneh Minho, mengangkat wajahnya lalu bertanya,

"A..ada apa?" Luhan ikut memerhatikan baju yang ia kenakan.Apa mungkin baju ini tidak cocok atau membuat ia kelihatan gemuk?

"Bajuku tidak cocok ya?" cicit Luhan.

"Baju seperti apapun pasti akan terlihat cantik bila dipakai olehmu." Minho menggeleng, "Aku hanya sedikit kecewa karena kau tak mengenakan baju pemberianku."

Luhan tersentak dan sedetik kemudian ia dirundungi rasa bersalah.Padahal kemarin Minho sudah berpesan agar ia memakai baju itu untuk liburan.

"Maafkan aku... aku telat bangun.Tapi bajumu sudah kumasukkan ke koper, saat di Busan nanti pasti akan kupakai," Luhan kembali menunduk.

"Hahaha.Tidak usah merasa bersalah begitu! Aku sudah cukup senang kau menyukai bajunya." Minho menepuk-nepuk pundak Luhan.

"Ya sudah, ayo kita berangkat~!" seru Minho.Tangan kanannya menyeret koper dan tangan kirinya meraih tangan Luhan lalu menggenggamnya.

Luhan hanya bisa diam walaupun dalam hati ia sudah menjerit.Kenapa Minho menggandeng tangannya?

"Kenapa diam begitu, Luhan? Nanti kita telat, lho..." ucapan Minho membuat Luhan tersadar dari lamunannya.Luhan menggerakkan tangannya yang sedang digenggam tidak nyaman, lalu ikut berjalan bersama Minho.

Ternyata, Minho membawa mobil sendiri lengkap dengan sopir pribadi.Luhan dibuat semakin bersalah karena ia tak enak harus menaiki mobil Minho.Berkali-kali Luhan menawarkan agar ia naik taksi saja.Tapi karena Minho meyakinkannya akhirnya Luhan terpaksa menurut.

"Selamat pagi Nona Xi Luhan." ucap sopir pribadi Minho itu dengan ramah.

"Oh, pa..pagi..." jawab Luhan sembari melongo.Mobil Minho jelas adalah mobil mahal yang tak sembarang orang memilikinya.Lihat saja fasilitasnya, pasti akan membuat kalian semua menganga.

Pria yang notabene sopir pribadi Minho tersebut memasukkan koper milik Minho dan Luhan ke bagasi.Setelah itu, ia kembali ke kursi kemudi.

"Luhan, ini Kim Ahjussi.Dia sopir pribadiku sejak kecil." Minho tersenyum.

"Tuan Minho banyak bercerita tentang Nona Luhan pada saya." Kim Ahjussi tertawa, "Setelah sekian lama akhirnya Tuan Minho menemukan tambatan hati.Saya jadi senang."

Luhan sontak melongo, "A-apa?"

"Sudahlah, Lu.Dan Kim Ahjussi, jangan membuat Luhan bingung!" Minho terkekeh.

"Hahaha.Baiklah, Tuan Muda.Saya akan menjalankan mobilnya."

"Ya."

Mobil mewah Minho pun mulai melaju.Sepanjang perjalanan Minho dan Luhan sama-sama diam.Luhan sebenarnya ingin memulai pembicaraan juga ia ingin bertanya banyak pada Minho, namun ia merasa tak enak dan ia takut dianggap tak sopan.

freak [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang