¡dua belas

2K 260 14
                                    

Yixing termangu sejenak kemudian membenarkan posisi duduknya.

"Meninggalkan Korea? Kamu bercanda, Lu?"

Luhan menggeleng pelan lalu menatap mata Yixing.Walaupun masih terlihat sayu, tetap terpancar keseriusan dari mata Luhan.

"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?"

Yixing menelan ludahnya. "Tidak.Tapi... kenapa?"

Luhan menatap langit-langit kamarnya, "Kurasa aku sudah tak bisa hidup di sini lagi.Sudah terlalu banyak kenangan yang menyakitkan...Aku ingin melupakannya, Xing.Aku ingin bahagia dan bebas."

"Jangan gegabah, Lu.Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku akan resign secepatnya, lalu mencari pekerjaan baru di sana.Dengan sertifikat-sertifikat pendidikan yang kumiliki, kurasa bisa." jawab Luhan datar.

"Memang kau akan pindah kemana, Lu?" Yixing menggigit bibir bawahnya.

Luhan terdiam, lalu meraih album foto dari atas nakas.Ia membuka halaman tengah dari album itu dan menunjukkannya pada Yixing.

"Ini foto saat aku berlibur ke Bali bersama Ayah,Ibu dan Vic Eonni dulu.Aku ingin sekali pergi ke sana lagi.Jadi aku pikir sekalian saja aku pindah ke sana."

"Bali Indonesia? Yakin? Memang kamu pernah tinggal sendiri di luar negeri sebelumnya?" Yixing kembali memastikan.
"Lagipula, cuaca Bali kan berbeda sekali dengan cuaca Korea.Bisa-bisa kamu sakit di sana."

"Yakin,Xing.Kamu meragukanku?" Luhan tersenyum simpul.

Yixing bangkit dari duduknya lalu berkacak pinggang.

"Ya sudah, mau diapakan lagi.Kalau memang maumu begitu.Kapan kau akan mengajukan surat resign?"

"Besok.Dan aku akan berangkat ke Bali dua hari setelahnya."

freak

Langkah Luhan terhenti tepat di depan ruangan Boa.Kalau harus jujur, dirinya amat gugup saat ini.Setelah menarik napas panjang dan meyakinkan diri berulang kali, baru Luhan memutar kenop pintu ruangan di depannya.

"Permisi," cicit Luhan.Kepalanya menyembul dari balik pintu.

Tampak Boa yang sedang menulis sesuatu di meja kerjanya.Mendengar suara Luhan, wanita berkacamata itu sontak mengangkat wajahnya.

"Masuklah, Luhan." ujarnya sembari membereskan kertas-kertas di mejanya.Sembari Boa memasukkan kertas-kertas tersebut kedalam map, Luhan duduk di kursi yang berada di hadapan Boa.

"Bagaimana lenganmu?" tanya Boa.

"Sudah lumayan membaik, Boa Eonni.Terima Kasih," Luhan mengulas senyum.Tangannya menyodorkan sebuah amplop cokelat ke hadapan Boa.

"Boa Eonni, aku kemari untuk menyerahkan ini," ucap Luhan hati-hati.

Boa mengangkat alisnya lalu membuka amplop cokelat itu perlahan lalu mengeluarkan selembar surat dari dalamnya.Sementara Boa membaca isi surat tersebut, Luhan meringis di tempat duduknya.

Hening melingkupi mereka selama beberapa saat, sampai akhirnya Boa menghela napas berat.

"Setelah semua yang terjadi padamu selama kau bekerja di sini, kurasa alasan resign mu cukup kuat.Aku pun tak bisa menentangnya.Jadi," Boa berdiri dari duduknya lalu menjabat tangan Luhan.
"Senang bisa bekerja sama denganmu,Xi Luhan."

freak [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang