W-6//Bukan Kencan

92 3 0
                                    

Author POV

Hari Kamis tiba, mungkin ini akan menjadi hari yang bersejarah untuk Wulan. Karena, hal yang ia sudah tunggu akhirnya tiba. Hari ini Wulan dan Ardy akan ke toko boneka di salah satu Mall di Jakarta Barat.

Pukul 12.00, Wulan sedang berada di meja piket utama untuk izin pulang lebih dahulu. Karena, tidak mungkin bila ia langsung ke Mall tersebut selepas pulang sekolah. Mall tersebut melarang murid yang berpakaian seragam sekolah masuk ke dalam. Maka dari itu, Wulan izin pulang lebih awal.

"Kenapa kamu izin pulang lebih awal?". Tanya guru yang sedang berjaga di meja piket. Yah, tidak mudah untuk mendapat izin pulang duluan. Kecuali, kondisi yang benar benar sedang terdesak saja yang mudah dapat izin.
"Saya ada janji dengan seseorang bu, dia mau ambil sampel lagu buatan saya". Wulan menggunakan alasan yang cukup tepat. Karena, ia adalah seorang komposer muda yang terkenal disekolahnya. Ah, bukan hanya di sekolah. Mungkin satu negara ini tahu siapa Wulan, mungkin.
"Serius soal pembelian lagu kamu kan? Bukan semata-mata kamu mau bolos?". Guru itu memastikan kembali.
"Serius lah bu, ngapain saya bohong".
"Ayo lah bu, izinin saya. Saya janjian jam 2 nih bu".

Setelah dipertimbangkan dengan guru satunya lagi, akhirnya guru tersebut memberi Wulan izin pulang lebih awal.
"Pake izin apa lo? Kok bisa sih?". Tanya Eka setibanya Wulan di dalam kelas dan memberi surat izin dari guru piket ke guru yang sedang mengajar dikelasnya.
"Ada deh heheh".
"Gue duluan ya ka, bye". Setelah berpamitan dengan Eka dan guru dikelasnya, Wulan langsung menuju rumahnya terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya dan berdadan sedikit.

Ardy Triananda
Jangan lupa ya, Lan.
Jam 3 hari ini.
[Read]

Setibanya dirumah ada satu buah pesan masuk untuk Wulan, tanpa basa-basi Wulan membalas pesan dari Ardy dan setelah itu, ia segera mempersiapkan dirinya.

***

Sekarang Wulan sudah ada didepan toko boneka yang Ardy beritahu sebelumnya. Dan ia sedang menunggu Ardy yang beluman datang padahal waktu sudah menunjukan pukul 15.00.

Bila ada hal yang Wulan nantikan pasti ia akan datang tepat waktu, padahal biasanya ia lah yang sering datang terlambat. Wulan masih terus mengirimkan pesan untuk Ardy memberitahunya bahwa ia sudah sampai. Tak lama ia melihat seorang lelaki yang ia ketahui bahwa itu adalah Ardy sedang berjalan ke arahnya.

Wulan melambaikan tangannya, supaya Ardy melihat ke arahnya dan bisa tahu ia ada disini.
"Maaf ya rada ngaret. Udah nunggu lama ya?". Tanya Ardy dan Wulan menggelengkan kepalanya layaknya anak kecil.
"Gak ko dy, gak ngaret banget hehe". Setelah itu mereka langsung masuk kedalam toko tersebut.

Ada banyak boneka yang di pasang ditoko tersebut, membuat Wulan bingung harus melihat ke arah mana. Karena semua sudut isinya boneka yang menggemaskan.
"Hmm dy". Panggil Wulan sembari mencolek pundak Ardy yang berada di depannya.
"Oh iya lan, hehe sampai lupa aku mau ngasih tau kamu". Wulan cuman bisa senyum-senyum saja lihat tingkah pelupanya Ardy.
"Gini, kamu bantu aku cariin boneka buat cewek aku yak..". Ucapnya terpotong.

Seperti ada luka yang tak terlihat dilubuk hati Wulan. Ia cuman bisa tersenyum kecut mengetahui tujuan Ardy mengajaknya.
"Karena, kaliankan sama-sama cewek nih jadi tahu lah selera cewek kalau soal boneka". Lanjut Ardy.
Dengan perasaan perih Wulan mengiyakan perintah Ardy. Walaupun hatinya berkata tidak ingin, tapi ia sudah terlanjur berada disini bersama Ardy. Mau tidak mau ia harus menerimanya.

Wulan mulai menyibukan dirinya melihat boneka-boneka yang menurutnya cocok untuk kekasih Ardy. Setelah menemukannya ia membawa boneka tersebut ke Ardy.
"Yang ini gimana dy?". Tanya Wulan menyodorkan boneka beruang besar ke arah Ardy.
"Hmm boleh juga, oke bawa ke kasir yuk". Ajak Ardy.

"Dy, aku nunggu didepan toko aja yak". Ucap Wulan dan mendapat anggukan dari Ardy. Rasanya Wulan ingin menangis saat ini juga. Tapi, ia tahu diri bahwa tak sepantasnya ia menangis. Karena ini juga salahnya juga kenapa ia dengan mudah menerima ajakan Ardy kemarin.

"Wulan gaboleh nangis". Ucapnya untuk dirinya sendiri.
Tak lama, Ardy keluar dari toko tersebut dan menghampiri Wulan. Wulan melihat Ardy membawa 2 kantong plastik yang ukurannya berbeda dengan logo toko yang sama di tulisan plastik tersebut.

"Lah, dia ngapain nyuruh gue pilih boneka kalau ujung-ujungnya dia juga beli pilihan dia sendiri, odon". Pikir Wulan.
"Ohiya ini buat kamu, Lan". Ardy mengulurkan plastik yang berukuran kecil kearah Wulan.
"Sebagai tanda terima kasih aku buat kamu, yang udah mau bantuin aku pilih boneka buat cewek ku". Lanjut Ardy.

Wulan bimbang sekarang, antara menerima barang itu apa tidak. Karena, ia sudah terlalu sakit hati mengingat tujuan Ardy mengajaknya kesini. Lama, tak ada jawaban dari Wulan. Ardy langsung menaruh pemberiannya ke tangan Wulan.
"Lama banget nerimanya, pake dipikir dulu". Ucap Ardy tersenyum.
Wulan masih memerhatikan tangannya yang sudah menentengkan pemberian dari Ardy.

Hening, antara Wulan dan Ardy menerjang sekarang ini.
"Aku pamit duluan ya, Lan. Maaf gak bisa anterin kamu pulang". Akhirnya Ardy membuka suaranya duluan dan berpamitan dengan Wulan.

Wulan menganggukan kepalanya pertanda mengiyakan ucapan Ardy tadi. Dan sekarang, tinggalah Wulan sendiri. Ardy sudah beranjak meninggalkan Wulan sedari tadi.
Wulan juga memutuskan diri untuk meninggalkan toko ini, tapi ia tidak pulang kerumah ada tempat lain yang ia tuju sekarang.

***

Wulan sudah ada di rooftop sekolahnya. Tak banyak yang tahu bahwa ini adalah tempat favorit Wulan saat ia merasa hati dan pikirannya sedang tidak berfungsi dengan benar. Hanya Eka lah yang tahu tempat ini tempat favorit Wulan. Dan tak banyak murid di SMA 1 Cengkareng ini tahu keberadaan rooftop ini.

Wulan sedang merasakan sejuknya angin di sore hari ini. Ia masih memandangi barang pemberian Ardy tadi. Wulan sudah membuka isi dari dalam plastik tadi, dan isinya boneka sapi mini. Sungguh lucu boneka tersebut. Sayang, mood Wulan sudah hancur lebih dahulu jadi ia merasa tak ada yang menarik dari pemberian Ardy.

Rasanya luka yang Ardy berikan tak akan bisa terobati oleh barang yang ia kasih ini. Hati Wulan sebenarnya sangat senang saat Ardy memberika boneka sapi mini ini. Tapi, dilain sisi Ardy sudah menyakitinya. Sebenarnya, Wulan juga sudah menyakiti dirinya sendiri. Dengan cara ia meng-iyakan ajakan Ardy, tandanya Wulan sudah siap tersakiti oleh Ardy.

"KENAPA SIH GUE SELALU DISAKITIN TERUS".

"KENAPA JUGA GUE MAU AJA DIAJAK AMA ARDY".

"HARUSNYA LO NYADAR DIRI LAN, ARDY TUH UDAH PUNYA PACAR. LO GAK AKAN DILIRIK SAMA DIA!". Wulan berteriak dengan racaunya.

"GUE KIRA INI BAKALAN JADI KENCAN TERINDAH GUE".

"TERNYATA INI BUKAN KENCAN YANG GUE HARAPIN".

Author POV end.
***

Part 6 ready😂

Gimana ini Wulannya disakiti Ardy:( aduh neng Wulan, harusnya tuh tau posisi juga:" tapi ya gimana namanya juga soal perasaan:")

Ardynya juga jahat udah tau udah punya pacar harusnya ajak ceweknya aja langsung:(

Ayo bantu share cerita ini ya ke teman-teman kalian, sahabat, pacar dll.

Semoga cerita ini dapat menghibur kalian:v

Don't forget to
Vote dan coment😘

WULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang