[Name] POV
Tadi aku mendapatkan telfon dari Todoroki, katanya ngajakin jalan-jalan sama Midoriya dan Bakugo, awalnya sih malas...
Tapi...
"Heh? Aku malas"
"Kenapa? Kau akan aman kalau jalan bersama kami"
"Ahh aku masih cinta sama kasurku"
"Hmm... Yakin?"
"Y"
"Padahal aku yang traktir... "
"EH OKE! KAPAN?! DI MANA?! MAU AKU JEMPUT SEKALIAN?"
"Hari ini, tunggu saja di rumahmu nanti aku dan lainnya yang menjemputmu"
"SIP!"
Aku lemah saat mendengar kata 'Traktir' maksudku, siapa yang tak mau? Semua yang gratis itu enak.
Baju simpel aja, cuma celana di bawah lutut, jaket abu-abu, dan sebuah tas punggung, untuk meletakkan ponsel, power bank, beberapa lembar uang, dan pastinya untuk nanti naro novel dan komik yang akan aku beli.
Ting tong
Ah mereka sudah sampai...
Aku segera keluar dari kamarku dan membuka pintu.
"Wah..."
Mereka bertiga...
"Eh? Kok hari ini kalian ganteng?" Jangan-jangan mereka mandi pake kembang...
"Eh? Ti-ti-tidak kok, bi-bi-biasa sa-sa-ja" Midoriya menggeleng dengan wajah memerah, apa aku mengatakan hal yang salah? Aku kan hanya memuji mereka...
"Hehh, kau baru sadar huh?!"
Ingatkan aku untuk tidak memuji orang ini lagi, selamanya..."Hmm... Terimakasih"
Yaa setidaknya ada yang masih normal di sini... Mungkin."Baiklah... Jadi kita mau ke mana? Taman? Mall? Toko kue? Kafe--"
"Hutan"
"Hah? Apa?"
"Aku bilang kita akan ke hutan"
Bakugo mengulang perkataannya."Ngapain ke hutan?! Kalian mau traktir apa di sana?! Gagagaga"
Aku menggeleng kuat, mereka mau apa ke hutan? Ngepet? Tar aku jaga lilinya deh."Dengar dulu... "
Todoroki menyelah, lalu menjelaskan, huh..."Kita ke hutan untuk 'latihan' banyak rintangan dan hal-hal untuk melatih Quirk kita di sana"
Yaelah, itu mah..."Lalu? Aku mana bisa ikutan gituan... Akukan enggak punya Quirk! Yaudah ah enggak ja--"
"Di sana banyak makan, dan semua itu gratis" Sambung Todoroki.
"Tunjukkan jalannya!"
Apa?
Kata Kaa-san, menolak rezeki itu gak baik.
-Sekip-
"Huaaa... Beneran banyak makanan... "Aku menatap sekeliling, banyak meja panjang yang telah di isi berbagai macam makanan, aku heran, ini tempat latihan atau tempat acara makan-makan? Banyak banget makanannya, aku sampe bingung mau makan dari kiri atau kanan dulu.
"Ah aku makan puding dulu deh"
Kataku saat melihat puding coklat dengan saus vanilla di atasnya, sungguh menggugah selerah, makan sepuluh juga sanggup aku.Namun saat aku akan tancap gas untuk segera memakan puding lezat itu, soto ayam berjalan menghalangiku ahh dasar -_-
"Maaf [Name], tapi kau belum bisa memakannya" Todoroki merentangkan tanganya, aku merasa ia tak mengindahkan 'Hak Asasi Manusia' iya! Hakku untuk makan!
Puding itu pasti sedih :'(
"Kenapa?! Kenapa?! Katakan padaku! Why?!" Aku bertanya sambil mengguncang-guncangkan bahu Todoroki sekuat-kuatnya, ia melepas cengkramanku di bahunya, memegang kepalanya yang aku yakini pusing berat.
"Kau lihat? Meja berisi makanan di sini ada sekitar empat belas meja untuk merayakan ulang tanun seseorang"
Ucap Todoroki, btw itu ulang tahunnya Nata bulan februati lalu yang bahkan Natanya enggak nyadar dia ultah."Hoh souka... Jadi?"
"Jadi ada empat belas tim di sini, dan masing-masing tim bisa memiliki satu meja berisi makanan saat menyelesaikan misi" Jelas Todoroki, aku menyergit, misi? Tunggu... Jangan-jangan...
"Berarati aku..."
"Ya kau harus ikut dalam misinya"
"..."
"[Name]?'
"Aku akan memukulmu soto ayam..."
"Hah? apa---"
Buangh!
---
Todoroki meletakkan tangan kanannya di pipinya sendiri agar uap dingin dari tangannya mengenai pipinya yang baru saja aku pukul, sungguh ia tidak bilang kalo aku harus ikut mereka, maksudku ikut dalam misi berhadia makanan yang pastinya mengancam keselamatanku lagi...
Huh...
Snk belum rilis dahal...
Author POV
"Ada apa dengan wajahmu? Setengah-setengah" Bakugo heran melihat pipi Todoroki yang merah kebiruan, Midoriya menatap kahwatir temannya, ia takut Todoroki kesandung terus jatuh atau apalah.
"Aku tak ingin membahasnya"
Kata Todoroki sambil sedikit melirik [Name], bukan marah, malahan ia merasa bersalah.Lalu mereka berhenti berjalan, kini di depan mereka ada sebuah hutan besar yang gelap, suara-suara aneh muncul dari dalam sana, lebih mirip hutan untuk hantu dari pada tempat melatih Quirk, [Name] tersenyum lebar dia suka yang seperti ini.
Jika kalian melihatnya, kalian akan menemukan seringai jail di sana, sepertinya dia berencana menakut-nakuti tiga pemuda itu huh?
Ingat bagai mana reaksi Todoroki dan Bakugo saat ujinyali itu? Nata saja bingung itu mereka kaget atau gimana.
"Hehehehe... Aku akan balas dendam..." [Name] tertawa nistah di belakang, Midoriya takut [Name] mulai gila gara-gara enggak di kasih makan.
Bakugo melirik [Name], lalu menarik gadis itu agar berjalan di depannya, [Name] baru saja mau buka mulut...
"Diam atau aku akan meledakkanmu"
"Cih, ngancam"
"Cari masalah hah?!"
Bakugo ngotot."Iya! Kenapa?! Masalah hahh?!"
[Name] tak kalah ngotot."Ahh.. Kaccah, [Name]-san su-sudalah..."
Midoriya mencoba melerai KDRT itu."DIAM!"
Lalu di pelototin sambil di teriakin, udalah Midoriya, biarkan mereka yang tak normal."Sebaiknya kalian berdua diam, kita akan masuk ke dalam" Kata Todoroki kalem, ia melangkah memasuki hutan di ikuti Midoriya, [Name], dan Bakugo.
"Oh iya, akukan ga punya Quirk nih, bagai mana jika ada hal aneh di dalam? Aku tak mau mati muda loh" [Name] berucap santai sambil meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya.
"Kami akan melindungimu"
Balas Bakugo."..."
[Name] terdiam...Lalu...
"Aahh~ kalian membuatku terbang saja~"
Dan kambu lah penyakitnya -_-
---
Next: Melindunginya
Update: Dalam jangka waktu dekat
Note: Nope :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Her | Boku No Hero Academia
Fiksi Penggemar[Name] tak perna menyangka hidupnya yang biasa saja layaknya orang normal di dunia yang kini penuh dengan para pengguna Quirk akan berubah drastis. Ketika 3 pemuda itu masuk dalam kehidupannya yang normal, maka semua berubah jauh dari ekspetasi [Na...