25

55 17 4
                                    

AREA TYPO!
HAPPY READING❤❤

Disinilah aku dirumah sakit dimana jimin sedang berada di dalam ruang UGD. Aku menangis. Aku tak peduli pada orang disekitarku. Aku benci. Aku benci diriku sendiri. Ini semua salahku. SALAHKU!! Aku bodoh aku memang bodoh!! Aku telah mengecewakan orang yang sangat sangat menyayangiku. Yang kupikirkan sekarang hanya satu 'jimin jimin dan jimin'.

"Gimana bisa ada orang yang nembak jimin tae? GIMANA?! Hiks..kenapa gak gw aja yang ditembak?! Hiks.."

"Caca.. gw yakin jimin bakalan baik baik ajaa.." ucap taenyung dengan sedikit gemetar

"T-taehung?"

Ya taehyumg menangis. Ia mengeluarkan air mata.

"Kita berdoa aja ya ca.. semoga jimin selamat" ucap taehyung

"Hiks taehyung.. dia segalanya bagi gw.. gw gak bisa hidup tanpa dia.."

Ngiinggggggg~~

Suara berdecit muncul di telinga caca. Kepala caca terasa berat dan berdenyut. Ia mulai kehilangan pandangannya. Pandangannya semakin buram dan kepalanya semakin pusing.

"Taehyung.."

"Caca?!"

---

Aku mendengar suara yang berbisik. Entah dari mana datangnya. Sepertinya aku pingsan dan kali ini aku sedang bermimpi mungkin? Suara itu suara jimin.. aku mencari asal suara itu tapi tidak ketemu asalnya. Aku mendengar suara bisikan jimin lagi untuk yang kedua kalinya namun kali ini lebih jelas dan tiba tiba saja aku ada disebuah ruangan dengan infocus menyala dan menampilkan vidio.


"Andwae.. ANDWAE JIMIN!! MIANHAE JIMIN MIANHAE.."

"Caaa?"

"Caca???"

"Caaa...caaaa..."

"Huh? Jimin?"

---

"Jimin.. jimin andwae.."

"Caca lu udh bangun?
Syukurlah.." ucap taehyung seraya tersenyum

"JIMIN!"

"Jimin masih bisa selamat kok.. cuman kali ini dia masih koma.."

"Boleh dijenguk? Gw pengen bgt liat keadaannya"

"Boleh.. tapi jalannya pelan pelan aja ya ntar pusing lg"

"Hmm"

---

Ku lihat jimin yang terbaring lemas di tempat tidur rumah sakit dengan wajah pucat dan kulitnya yang semakin memutih karena kehilangan banyak darah. Aku memegang tangannya. Dingin. Aku tak percaya ini. Setega ini kah aku padanya? Jimin.. seandainya kau bangun.. aku rela berlutut padamu dan meminta maaf. Asalkan kau tahu. Aku sangat mencintaimu sangat. Karena terlalu banyak mengeluarkan air mata jadi mungkin aku mengantuk. Tanpa kusadiri aku tertidur disamping ranjang rumah sakit jimin. Dan berharap ketika aku terbangun jimin telah membuka matanya.

Taehyung pov

Caca tidur.. mungkin capek.. kasian caca.. gw keluar sebentar beliin makanan buat caca. Diperjalanan gw terbayang bayang wajah jimin pas masih main sama anak bangtan di sekolah dulu dan jadi bad boy bareng. Dia selalu senyum bahagia. Suka nyebar smirk jailnya ke cewek cewek di sekolah.. gw jadi kangen.

Bangun ya jim.. bangun dari tidur lu yang panjang demi gw sama caca.

"Aishhh tuh kan gw nangis lg"

---

Caca pov.

Aku merasakan bahwa di genggaman tanganku ada yang bergerak dan seperti menekan tanganku erat. Karena tekanan di tanganku akhirnya aku perlahan bangun. Aku melihatnya bangun dan mulai membuka matanya perlahan.

"Caca?" Ucapnya dengan suara yang kecil dan parau dan sedikit bergetar.

"Jimin? Kamu udah bangun?!"

Dia diam tak menjawab pertanyaanku. Tak apa yang terpenting sekarang ia bangun. Aku merindukanya.

"Cha..ny.." ucapnya tak jelas

"Cha..? Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja pelan pelan.."

"Chanyeol.." ucap jimin dengan air mata yang jatuh dari tempatnya.

Deg.

"A-apa? Ada apa dengan orang itu?" Ucapku seraya menghapus air matanya.

Sekali lagi. Jimin tak menjawab pertanyaanku. Ia hanya menatapku dengan tatapan sedih. Air matanya semakin keluar deras. Matanya, wajahnya mulai memerah.

Aku mengerti.

"Aku..aku akan melaporkannya segera kepolisi.. kau tak perlu khawatir"

Jimin tersenyum pahit ditengah tangisannya. Aku tak sanggup melihatnya seperti ini. Rasanya aku juga ingin menangis. Ini semua salahku. Aku yang menyebabkannya jadi seperti ini. Air mataku mulai tergenang. Aku berusaha menutupinya dari jimin agar ia tak dapat melihatku jika aku menangis. Lalu jimin memegang tanganku  lebih erat dan tangannya muai berpindah ke pipiku. Ia mengelus pipiku lembut.

"U-uljima.."

Aku memegang tangannya dipipiku erat.

"Mianhae jimin..jeball miahae..hiks.." ucapku seraya menaruh kepalaku di tempat tidur jimin dan menutupi wajahku dengan tanganku. Aku merasakan ada sesuatu yang mengelus rambutku lembut. Siapa lagi kalau bukan jimin?.

"Mianhae..maafkan aku waktu itu aku tidak mendengarkan penjelasanmu terlebih dahulu dan langsung pergi... saranghae.."

"Nado saranghae jimin.."

---

Sorry ya kalo pendek bgt, mksh yg udh setia baca ff ini ❤ dan makasih juga yang enggak jadi siders doang❤

voment ya thx 💖

Special for you all💖






Best Friend To be Boyfriend -pjm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang