5 bulan kemudian.
---
Author pov
Dirumah tae.
"Tae ayo jalan jalan!"
"Ayokk. Kemana?"
"Mau..ke...hmm...PANTAI!!"
Taehyung terlihat berfikir sejenak.
"AHA!"
"Kenapa?"
"Ajak jimin juga ya"
"T-tapi kan tae.. lu tau kan kalo gw mutusin semua kontak gw demi gak ketemu sama dia. Ntar gw CLBK lg.. kan sengaja biar dia benci sama gww."
Taehyung melihat caca dengan malas. Kenapa? Karena caca itu muna. Dia masih cinta bgt sama jimin tapi dia malah bilang kayak gitu.
"Udah lah caaa. Gak usah sok muna gitu"
"Yaudah deh iya ajak jimin juga."
"Oke. Gw telp dulu ya"
"Hmm"
Kalian tau kenapa caca mau aja jimin diajak? Caca sebenarnya seneng bgt bisa ketemu jimin lagi, cuman dia juga sedih. Dia takut kalo jimin masih cinta sama dia. Dia gak mau kehidupan jimin hancur lagi. Dan asalkan kalian tau. Apa yang dibilang tae itu benar adanya. Caca emang masih ada perasaan sama jimin. Ngejauhin jimin dan memutuskan kontak dari jimin bukan berarti dia gak cinta sama jimin.
Pokoknya gw harus cari cara gimana caranya biar jimin benci sama gw pas ketemu nanti.
---
"Annyeong jimin."
"Ne? Taehyung? Kenapa?"
"Lagi sibuk gak? Atau ada latihan dance?"
"Enggak kok, kenapa?"
"Mau ajak lu jalan jalan nih kepantai sama caca juga"
"HAH?! SERIUS LO? ADA CACA? DEMI APA?"
"Demi tuhan jiminnn sahabatku tercintaaa"
"OTW!!!"
Tuttttt tutttttt (suara sambungan telp putus)
---
"Giman tae?"
"Jimin lagi otw"
"...."
"Udah gak papa jangan gugup" ucap tae sambil mengelus rambut caca.
Tinnn tinnnn!
"Nah jimin udah dateng! Gw bukain pintu dulu ya"
"Iya"
---
Ceklek (suara buka pintu)
"Jim!"
"Tae!"
Jimin mengahampiri taehyung dengan cepat dan menatapnya penuh harapan.
"Caca mana?" Ucap jimin sedikit berbisik.
"Didalem, btw udah siapin barang2 buat dipantai? Kan lu bantet jd harus ada ban kalo berenang"
"T a i"
"Jahaahahah, yaudah ayok langsung berangkat aja"
"Yuk"
Dengan segera taehyung memanggil caca yang berada di dalam rumahnya.
"Caaa!! Ayuk berangkat!"
"Iya iyaaa!!" Teriak caca dari dalam rumah tae.
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend To be Boyfriend -pjm ✔
RomanceKita sudah sejak lama berteman. Lama sekali. Hingga bibit kecil tumbuh di dalam hatiku. Bibit yang tadinya kecil mulai tumbuh semakin besar dan semakin membuatku egois. Kusembunyikan perasaan ini darinya. Takut kalau ia hanya menganggapku sahabat. S...
