Banyak orang terlalu pintar menilai orang lain, tapi terlalu bodoh untuk menilai diri sendiri.Kalau sekarang keaadannya seperti ini ya harus terima dan hadapi tapi jangan sampai ada yang namanya menyerah.
- Author***
Keesokannya Acha tidak langsung masuk kelas. Tetapi ia mampir di perpustakaan untuk menulis curahan hatinya. Memang bukan zamannya si menulis di buku diary, tetapi Acha masih melakukannya karena dia merasa lebih tenang.
Perpustakaan masih sepi, penjaga perpus juga belum datang. Kesempatan bagus buat Acha nulis.
On book diary ~~
Terkadang aku iri dengan teman perempuanku yang bisa akrab dengan anak laki - laki. Aku iri dengan hubungan seorang laki - laki dan perempuan yang bersahabat.
Disaat yang satu sedih pasti yang satu menghibur dengan tulus, bisa menjaga rahasia, dan bisa menjadi tempat curhat. Aku juga ingin mempunyai hubungan seperti itu, inginnn, inginnn sekali.Sayangnya mungkin hubungan itu tidak berpihak kepadaku, jangankan untuk dekat, lewat pun tidak menyapaku, semacam tidak pernah saling mengenal. Miris kan, iya memang hidupku miris sekali. Tanpa sadar, setetes air mata jatuh di pipi nya.
"Achaaaaaaa!," Teriak Liza di depan pintu perpustakaan.
Acha tersentak, dengan cepat Acha mengusap sedikit air mata yang jatuh di pipinya lalu menutup buku diarynya dan menaruhnya di meja.
"Sssstt, Liz ini di perpus lo gaboleh beris-," belum sempat Acha melanjutkan omongannya Liza langsung menarik tangan Acha keluar dari perpustakaan.
Tanpa Acha sadari ada seseorang yang diam- diam telah memperhatikanya sejak 1 menit yang lalu.
Orang itu berjalan ke arah kursi yang sebelumnya di duduki Acha dan mengambil buku diarynya.
"Bukunya ketinggalan," gumam nya.
Orang itu duduk di kursi lalu membuka buku diary milik Acha dan membaca tulisan yang baru saja Acha tulis.
- - -
"Lo kenapa sih," tanya Acha pada Liza.
"Gapapa abis tadi ada kecoa, ya gue heboh sendiri jadinya"
"Ah serius? Mana manaa?," Ucap Acha tak kalah hebohnya.
"Ya udah gaada lah kan gue bilang tadi ada kecoanya bukan sekarang"
"Oh iya ya," ucap Acha terkekeh. "Liz, kemarin gue ngestalk Zaki, dia gak balikan tuh sama Anggita"
"Oh soal itu, sebelumnya gue mau minta maaf ya karna gue udah bohongin lo, gue gak bermaksud mau bohongin lo, gue cuma gamau lo terus ngarepin Zaki. Zaki kaya gitu ke semua orang gak ke lo doang."
Belum sempat Acha membalas perkataan Liza, bel masuk berbunyi. Acha dan Liza langsung bergegas menuju kelasnya.
Saat ini Acha terlihat lebih diam di banding biasanya. Acha masih memikirkan ucapan yang dikatakan Liza tadi. "Hmm, apa iya gue move on aja kali ya dari Zaki", ucap Acha dalam hati.
Tak lama kemudian Acha baru sadar bahwa buku diarynya tidak ada. Acha sudah mencari di kolong meja dan tasnya tapi tidak ada.
"Lizz lo liat buku diary gue gak? Kok ga ada si kemana ya"
"Hah? Buku diary? Lo bawa buku diary aja gue ga tau ca, coba cari lagi siapa tau aja keselip"
"Udah gue cari Lizz tapi tetep gaada, gimana dong", Acha panik karena takut ada yang membaca diary miliknya. "Ahh Lizaa bantuin gue dong cariin masa ilang si"
"Terakhir lo abis nulis dimana? Inget inget lagi coba" ,tanya Liza
"Eummm, oh iyaa! gue inget di perpus, gue ke perpus dulu ya kalo ada guru bilang aja gue lagi ke toilet dadahhh" , Ucap Acha sambil berlari cepat ke luar kelas. Liza yang melihatnya hanya mematung keheranan.
"Bukan temen gue kayanya si Acha", gumam Liza.
***
"Semoga masih ada buku gue" ucap Acha berkali-kali menuju perpustakaan.
"Huhh, aduh cape banget, dimana ya"
Acha membuka knop pintu dan mulai mencari buku diarynya di meja-meja, namun hasilnya nihil. Tetapi ada seorang laki laki yang sedang memainkan ponselnya.
"Sorry gue ganggu, lo lihat buku diary ga di meja?"
Laki laki itu mengangkat kepalanya, ia tahu buku diary ini milik cewe itu. Tapi dia tidak ingin mengembalikannya sekarang.
"Menurut lo gue lihat ga?"Acha mengernyitkan dahi "kok lo nanya balik si, serius dong gue nanya lo lihat ga?"
Laki-laki itu hanya menatap Acha dan langsung pergi ke luar perpus.
"Lah kok malah pergi?", Ucap Acha heran.
_ _ _
- To be Continued -
•
•
•Lama bgt ga update hehe, mau bilang juga kayaknya cerita ini ga bisa lanjut ? Mungkin:')
# gaada yg nanya jg wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Novela JuvenilTak menyangka, Berawal dari keisenganku untuk menulis dan hanya mencurahkan isi hati. Ternyata bisa menjadi suatu rangkaian kalimat. -AuthorNad