Stalker 05 ✔

2.3K 98 6
                                    

Aku meminum susu yang sudah dibuatkan mamah dan mengambil roti yang akan aku makan dijalan nanti. Aku memesan ojek online karna kalau pakai mobil pasti macet.

--------

Acha sampai disekolah mencari kelas yang harus ia tempati karna kelasnya berbeda dengan kemarin, aku menemui pak satpam untuk menanyakan ruangan kelasku. Ketika sampai di kelasku, kelas 9.3 herannya kenapa di kelas, baru aku saja yang datang padahal tadi telat kesekolah. Tidak ambil pusing Acha menaruh tas di kursi yang ia tempati dan langsung ke ruangan kelas Aya.

"Ayaaa, sini deh"

"Iya, bentar cha"

Aku sengaja memanggilnya untuk keluar, karna di dalam kelasnya Aya sudah cukup banyak yang datang. Aku membicarakan tentang ehmmm... Zaki aku hanya penasaran dengan dia, atau mungkin aku suka, hanya dikit kok.

Ketika bel masuk berbunyi Acha balik ke kelasnya dan tanpa Acha sadari ternyata sudah banyak yang datang termasuk Zaki dan Liza pun sudah duduk di kursi masing - masing. Ketika aku masuk hanya ada keheningan di kelas ini. Masih sama dengan kemarin rasa canggung masih ada diantara Acha dengan Liza.

Mataku mengedar mencari seseorang yang dapat kuajak berbicara selain Liza. Namun nihil, tiga puluh tiga manusia diruangan ini terlihat sibuk dengan pikirannya masing - masing.

Aku melipat kedua tanganku diatas meja dan segera menelungkupkan wajahku. Kehabisan ide untuk memecah keheningan yang ada di kelas ini. Butuh waktu yang lama bagiku menunggu guru datang ke kelas. Karna mungkin akan lebih baik jika guru datang ke kelas lebih cepat, aku menginginkannya.

Bosannn!

Berdiam diri tanpa melakukan sesuatu hanya membuat pikiranku melayang entah kemana.

Setelah beberapa lama berada di keheningan ini, guru TIK pun masuk ke kelas. Ia guru baru di sekolah ini. Jadi dia menyuruh menyebutkan nama panggilan murid yang ada di kelas 9.3. Lalu ia menjelaskan tentang pelajaran yang pastinya berhubungan dengan komputer, aku menyukai pelajaran ini.

Pada saat guru TIK menerangkan tentang web browser, aku sengaja mengedarkan pandanganku ke arah Zaki dan, DAMN!! Mata kami bertemu.

Seperti orang bodoh aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain. Hanya itu yang aku bisa lakukan ketika mataku bertemu dengan dia.

Lalu aku memerhatikan lagi pelajaran yang disampaikan. Dunia serta fokusku seakan terserap habis tergantikan dengan pesonanya yang menguasai gerakanku. Dan lagi - lagi aku mengedarkan pandanganku ke arahnya kali ini aku harus hati - hati, enggan melewatkan sedetikpun memandang ciptaan tuhan yang satu ini.

Detik ini masih aman, beberapa detik selanjutnya mungkin dia merasa ada yang memerhatikannya dia mengedarkan matanya, untuk yang kedua kalinya mata kami bertemu.

Oh iya Acha duduk dibarisan pertama urutan ketiga dan Zaki barisan ke-empat paling depan.

^^^

Jam kedua diisi dengan pelajaran seni budaya. Pak Ros ngelawak sambil menerang kan pelajaran. Sesekali aku curi pandang ke arah Zaki, Zaki sedang tertawa karna lelucon yang dibawakan pak Ros tersebut.

"yaampun Zakii, gue ngeliat ketawa lo setiap hari yang ada lama - lama diabetes" , ucapku dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"yaampun Zakii, gue ngeliat ketawa lo setiap hari yang ada lama - lama diabetes" , ucapku dalam hati.

Aku seyum - senyum gajelas ketika melihat epresi Zaki saat ini. Untung saja tidak ada melihat keadaanku sekarang, bisa turun harga diri Acha saat ini.

Setelah pak Ros menjelaskan seni budaya, beliau memberikan tugas.

Acha sudah selesai menjawabnya dan mengumpulkamnya di meja guru. Saat sedang asik mengobrol dengan Liza aku teringat bahwa namaku belum ditulis di buku itu. Ketika buku itu dibagika oleh salah satu murid cowok, saat aku yakin itu buku-ku Acha langsung mengambil buku itu.

Kesana kemari cowok itu membagikan buku yang sudah di koreksi oleh pak Ros.

"Buku siapa nih yang gak ada namanya", cowok itu bertanya pada murid - murid lainnya.

Lalu salah satu murid yang mengaku buku itu miliknya mengangkat tangan. Aku terkejut pada saat tahu pemilik buku tersebut. Ternyata Zaki, aneh saja ketika buku yang tidak ada namanya hanya Acha dan Zaki terlihat seperti jodoh kali ya, ucap Acha dalam hati.

Acha dan Alfah, Alfah duduk dibelakang Acha sedang mengobrol. Ketika Acha membalikan badan, mata Acha bertemu lagi dengan Zaki. Kali ini buka Acha yang memandang Zaki, tapi Zaki duluan. Lagi - lagi aku kalah, aku gak bisa menatap mata Zaki lama - lama, aku langsung menatap ke arah lain.

"Demiii apa kali ini Zaki yang duluan ngeliat gue, itu artinya Zaki ngeliat gue ngobrol sama Alfah dong?", Ucap Acha dalam hati.

•••••••
Oiya yang tokoh zaki ganti orang ya gaess! Namanya tetep zaki kok, Chapter 4 juga udh diganti fotonya.


STALKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang