💣 PROLOG 💣

8.4K 747 56
                                    

.oo💣oo.

"BANGUN, NAK! LARI! AYO, CEPAT!"

"WOI, ITU ADA YANG MASIH HIDUP!!"

"NAK, CEPAT LARI KESINI!"

"PAK, HATI-HATI, PAK. BAHAYA!!!"

"AYO, CEPAT PAK! LARI, PAK!"

Seorang laki-laki berpakaian putih dengan rompi melekat didadanya sedang menggendongku. Ia menggendongku sambil berlari menjauh. Untuk apa laki-laki itu membawaku berlari didalam gendongannya, aku sendiri tak tau.

Yang aku tau, tubuhku terasa sakit semua. Kepalaku terasa berat dan telingaku berdenging kuat. Aku bahkan tidak bisa berjalan dengan sempurna, aku sempoyongan sampai akhirnya laki-laki itu meraih tubuh mungilku dan membawaku lari.

Suara teriakan masih bisa aku dengar dengan jelas dan aku sedikit mencium aroma gosong bercampur dengan bau mesiu.

Apa yang sebenarnya terjadi?

"ITU JILBABNYA DILEPAS, PAK!"

Suara itu kembali aku dengar saat aku masih dalam gendongan laki-laki ini. Dan dalam sedetik saja, seseorang menarik penutup kepalaku, memperlihatkan rambut hitamku yang tergerai indah.

Kenapa dengan semua orang-orang ini? Bukankah jilbab adalah penutup aurat bagi seorang wanita? Dan identitas bagi orang muslim? Lalu mengapa mereka merenggutnya dariku? Apa yang akan mereka lakukan padaku?

Tubuhku dibaringkan diatas tandu dan seorang laki-laki mendorong tandu yang aku tempati hingga masuk sepenuhnya ke dalam mobil ambulance. Aku mengetahui ini mobil ambulance karena suara sirinenya yang memekakkan telinga.

Tangisku pecah saat dua laki-laki duduk disebelah kanan dan kiriku. Entah apa yang mereka lakukan. Tapi aku perlahan tertidur saat sebuah selang dingin menempel ke hidungku.

Nafasku yang awalnya naik turun kini berubah teratur dan rasa kantuk mulai menyerangku.

Tapi satu hal yang ingin sekali aku tanyakan pada mereka.

Dimana Ayah dan Ibuku?

.oo💣oo.

Sbya, 16 Mei 2018
Ayastoria

Kisah ini sebagian diambil dari kisah nyata. Kisah seorang anak teroris yang selamat dari bom bunuh diri yang meledak dan membunuh kedua orangtuanya.

Bom bunuh diri yang menyerang beberapa Gereja di Surabaya, pemukiman warga dan Polrestabes Sbya.

Entah apa yang akan terjadi dengan anak itu nantinya tapi disini saya mencoba berimajenasi tentang kehidupan si anak yang bernama Ais.

Atas kehendak Allah SWT , Ais selamat dari ledakan bom bunuh diri. Posisi Ais saat itu diapit kedua orangtuanya. Sang Ayah menyetir dan Sang Ibu duduk dijok belakang dan Ais berada diantara mereka.

Kekuatan bom itu sangat dahsyat tapi atas KehendakNya, Ais selamat.

Jadilah anak yang soleha ya sayang. Banyak yang mendoakanmu, mungkin seluruh dunia ini mendoakan untuk kebaikanmu. Kedua orangtuamu memang berhati busuk tapi kita yakin, kau memiliku hati yang mulia.

Big hug n love you, Ais!!

I'm Not TerorisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang