[ Part 7 : Okay ]

2K 121 29
                                    

Pagi ini Hailey sudah berada di meja makan keluarga Brathram. Daniel sudah siap berada di pintu utama Palace ini, namun Cassandra lagi dan lagi menahan Hailey untuk pulang. Ia berkata, Hailey tidak boleh pulang sebelum ia sarapan.

Hailey sudah menghabiskan sarapannya pagi ini, namun ia belum juga melihat batang hidung Dave. Rasanya ingin sekali bertanya kemana anak itu, namun gengsi Hailey terlalu besar.

Ia berfikir beberapa menit... persetanan dengan gengsi, Hailey terlalu penasaran untuk tetap diam.

"Dave kemana aunty- eh Ma.. ?" Hailey berusaha mengluarkan suara dengan nada setenang mungkin walaupun tidak dipungkiri ia sudah gugup hanya untuk menannyakan pertanyaan itu.

"Oh.. hari ini memang jadwal Dave latihan berkuda Hailey. Pa juga latihan dari pagi tadi." Jawab Cassandra dengan nada lembut.

Hailey hanya mengangguk-angguk dan diam tenggelam dalam lamunannya.

"Kamu kalau mau nyusul, nyusul aja Ley. Nanti jangan langsung belok kanan ke arah Mansion kamu, tapi belok kiri. Kamu lurus aja ga seberapa lama kamu liat ada gerbang besar untuk masuk ke lapangan berkuda mereka." Ucap Cassandra tiba-tiba.

"Ehh.. ga hari ini deh kayaknya Ma, Hailey butuh istirhat yang banyak. Besok udah masuk sekolah kayaknya, jadi Hailey mau pulang sekarang." Balas Hailey dengan sopan.

"Oh okay. Ayo Ma anteriin ke depan." Lanjut Cassandra sebelum berdiri dari kursi makan kejayaannya ini.

Mereka berjalan menelusuri besarnya Palace ini untuk sampai ke pintu utama. Disana sudah ada beberapa asisten rumah tangga yang siap membuka kan pintu utama Palace ini.

Pintu dibuka dan terlihat Daniel sudah siap membukakan pintu dengan gagah dan tampan disana.

"Gracias Ma udah dibolehiin stay." Ucap Hailey sebelum memasuki mobil Rolls-Royce Cullinan berwarna hitam ini.

"No problem honey. Sering-sering main ya kalo ada Ma disini. Hati-hati." Balas Cassandra dengan senyum hangatnya.

Hailey memasuki mobil dan mobil itu melaju meninggalkan pekarangan palace keluarga Brathram ini.

Cassandra tersenyum. Gadis itu, rasanya ingin sekali mengangkat Hailey sebagai anaknya, tapi- ah sudahlah.

*Another Pov*

Semuanya sudah tertata, ia sudah melihat targetnya tepat dimana ia menginginkannya. Senyuman itu. Entah sudah berapa lama ia tidak tersenyum, namun ini senyuman yang berbeda. Ia bahagia atas apa yang ada di benaknya saat ini. Melihat target itu akan mengakhiri hidupnya karena ulahnya. Betapa memusakan itu.

*Hailey's Pov*

"I'm sorry miss Hailey, sepertinya ada perbaikan. Kita harus berputsr lewat kiri." Ucap Daniel yang menghancurkan lamunan Hailey sedari tadi.

"Oh iya, gapapa." Balas Hailey tanpa memikirkan apa pun.

Setelah beberapa menit berlalu, Hailey tersadar. Ini adalah jalan menuju tempat Dave berlatih. Ia tidak begitu terganggu sebenarnya, tidak sampai ia melihat segrombolan orang berkumpul terlihat panik di depan gerbang berlatih itu.

"Daniel.. bisa berhenti sebentar. Saya mau liat ada apa disana." Ucapan itu terlontar begitu saja. Hailey tidak bisa menahan rasa keingin tahuannya.

Daniel bahkan tidak sempat membukakan pintu untuk Hailey, ia sudah keluar dari mobil itu dengan begitu cepat.

Ia dengan berhati-hati berjalan mendekati kerumunan itu di dampingi Daniel yang berada beberapa langkah dibelakangnya.

Mayat. Ya disana ada sebuah mayat. Itu alasan mengapa semua orang berkumpul disana.

Daniel dengan sigap mendekat ke arah Hailey, melakukan perlindungan berjaga-jaga bila akan ada sesuatu terjadi disana.

Hailey berusaha menerima kejadian ini dibenaknya. Mengapa ada sebuah mayat di depan tempat keluarga Brathram berlatih kuda ?

Terlihat seseorang keluar dengan pasukan mengelilinginya dari arah dalam area itu. Para penjaga itu memberikan jalan untuk lelaki itu untuk melihat situasi yang ada disana.

"Selesaikan sekarang juga." Ucap lelaki itu tanpa basa basi dengan nada yang cukup santai setelah ia melihat mayat ini dan bahkan tidak tau sama sekali ulah siapa ini.

Tunggu, Hailey mengenal suara ini. Ia menengok ke arah sumber suara. Disana terlihat Louis berdiri tegak dikelilingi para penjaga.

"Hailey.. come here" Ucap Louis saat ia melihat gadis itu dari keramaian. Sungguh tempat yang tidak aman untuk gadis itu berada di tempat ini saat ini.

Hailey tidak mungkin menolak panggilan Louis. Ia berjalan mendekat dengan Daniel yang masih terus waspada.

Satu langkah lagi sebelum ia berada sejajar dengan Louis, tiba-tiba ada seorang gadis lain yang lebih dulu berada di posisi itu.

"Good Morning Uncle." Ucap gadis dengan rambut dark brown itu dengan bersemangat.

"Morning Miss Walsh. You seem very excited today huh." Jawab Louis dengan senyum hangatnya menunjukan ia cukup akrab dengan gadis ini.

"Aku memang selalu semangat setiap hari uncle." Balas gadis itu lagi.

Tawa kecil terdengar dari bibir kedua insan dihadapnnya ini. Hailey tidak tahu harus bersikap bagaimana.

"Oh btw Hailey. Let me introduce you, this is Miss Walsh." Ucap Louis tiba-tiba.

"Heyy.. Alice Walsh. Panggil aja Alice" Ucap gadis itu dengan senyum lebarnya memberikan tangan kanannya kehadapan Hailey.

"Hailey Russell." Balas Hailey dengan menjabat tangan dihapannya ini.

Terlihat sedikit kecanggungan dari sorot mata Hailey, namun Alice ia tidak terganggu sama sekali dengan apa yang terjadi.

Ia bahkan tetap bersikap santai setelah menyadari ia baru saja berjabat tangan dengan putri bungsu keluarga Russel.

"Okay girls. It's not save in here. Kalian masuk saja kedalam. Alice, Dave sudah nungguin dari tadi. Uncle minta tolong untuk anter Hailey kedalam dulu sampai kondisi diluar kondusif." Ucap Louis ke arah Alice dan Hailey yang pastinya terdengar oleh Daniel.

"Kamu.. tolong jaga Hailey sebaik mungkin." Ucap Louis lagi kali ini spesifik ke arah Daniel.

"Bueno.. Su Majestad Louis." Balas Daniel dengan hormat sebelum Louis meninggalkan tempat berlatih ini.

"Come on Hailey. Dave nanti bisa ngomel kalo kelamaan." suara itu tiba-tiba terdengar dari mulut Alice dengan nada bersemangat.

"Oh iya.." balas Hailey yang sudah mengikuti jejak langkah Alice ke arah lapangan diikuti dengan Daniel yang terus berwaspada.

Entah yang salah negara ini atau Hailey, tapi sungguh ia sangat letih. Baru beberapa hari dan ia terus dipaksa untuk berfikir. Jika bisa menyerah, Hailey lebih memilih menyerah.

Lagi pula siapa gadis yang berada beberapa langkah di depannya ini. Alice Walsh ? Siapa gadis ini ?

TBC 😌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're my Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang