Chapter 3

2.6K 50 7
                                    

"Halo, Hachiman. bisakah kau datang kerumah ku?" kata si penelepon. siapa lagi kalau bukan kawasaki saki.

"ini Yukino, ada urusan apa dengan suamiku?" entah kenapa aku menjawab dengan suara seperti lagi marah. lalu aku meliat orang yang duduk dihadapanku. dia sepertinya tenang-tenang saja. kenapa dia bisa sesantai ini?

"oh, maaf, Yukino-san. aku hanya ingin berbicara dengan hachiman." kata kawasaki saki.

"katakan saja padaku. nanti aku sampaikan pada hachiman." kataku

"Maaf, Yukino-san. tapi aku hanya ingin berbicara dengannya. Bisakah? kumohon." kata dia seperti menyembah dewa(Kami Sama).

"Tidak, katakan saja padaku." kataku agak sedikit keras.

"Kumohon, Yukino-san aku in-" dengan sengaja aku pun menggeser warna telepon merah untuk mematikan pembicaraanku dengan kawasaki saki.

lalu, dengan menarik napas dalam-dalam beberapa kali, mungkin 3 kali. aku melihat didepanku orang yang ingin ditemui oleh si penelepon tadi.

"Jadi, bisakah kau jelaskan. kenapa dia ingin sekali kamu kerumahnya?" kataku sambil melipat tanganku di dadaku ini.

"Yukino. mungkin dia ingin aku menemuinya." kata hachiman

"kenapa dia ingin menemuimu?" kataku agak gemeteran.

"apa kau khawatir, aku akan selingkuh dengannya?" kata hachiman

"kenapa, kau berkata seperti itu??" badanku tiba-tiba berdiri sendiri dan bergerak maju kearah meja yang memisahkan aku dan dia.

"jezzz, Yukino. kau tidak perlu bertingkah seperti ini."

"bagaimana aku tidak seperti ini!!!. jika wanita lain menelepon suamiku selain komachi dan aku sendiri."

"Saki itu kan editorku. wajar lah dia meneleponku untuk ide buku yang aku buat selanjutnya."

"..."

"kemarin dia mungkin tidak sempat mengirimkan hasil kerjaannya kepadaku. karena kemaren meeting dengan klien lain." kata hachiman. lalu ia berhenti sejenak. " kurasa dia ingin aku kerumahnya untuk mengambil berkas tersebut." kata hachiman.

kupikir-kupikir perkataannya tidak menandakan bahwa ia berbohong. aku meliat matanya seperti serius dan ada kata tersirat dari mata busuknya itu. 'percayalah'. dengan desahan kesal aku pun lalu menghampirinya lalu memeluknya.

"Baiklah, aku percaya. kau tahu..... aku hanya saja tidak ingin wanita lain mendekatimu hachi."

"jangan khawatir Yukino. Wanita yang kucintai adalah kamu yukino dan..."

"hah??, siapa???" kataku

"Kamu dan tentu saja adik imutku Komachi." katanya sambil memelukku balik. aku terasa aman dan hangat saat berada disisi hachiman.

"Dasar Sis-con." kataku sebelum mencium bibirnya selama 30 detik kurasa.

"oi, jangan salahkan aku kalau aku sis-con. aku sebagai abangnya harus menjaga dan menyayanginya." kata hachiman dengan bangga.

"baiklah, mau gimana lagi." kataku sambil ketawa.

"Nee, Hachi. malam nanti kita mau makan malam dimana?" kataku

"bagaimana mana kalau Sai-" dia belum mengatakan nama restoran yang tersebut. karena aku memberikan tatapan amarah.

"Baiklah, terserah kamu saja." Kata Hachiman.

"Sore nanti kita ke Destiny Land oke?" kataku dengan semangat.

"apa? Jangan bilang kau mau beli boneka Pan-san lagi." kata hachiman.

aku hanya menjawabnya dengan terseyum. dia lalu memegang kepalaku lalu mengelusnya.

"apapun demi istriku ini." kata hachiman

Sudah Kuduga Istriku beda dari yang lain -pikir Hachiman.

A/N: Comment Please!!!!!. di chapter berikutnya POV nya Hachiman. Comment please!!!. biar saya rajin updatenya. Terima kasih :).



My Married Life Is Not As I Expected!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang