Chapter 26 - MANIS & PAHIT

911 120 18
                                    

"Aku akan putus dengan Suran."

Umji nyaris menyangka bahwa apa yang ia dengar adalah sebuah kesalahan. Ia tidak tahu kenapa Suga tiba-tiba mengatakan hal itu tetapi jantungnya saat ini berdetak sangat cepat di buatnya. Apakah itu artinya pria itu memiliki alasan lain yang mungkin ... Ada hubungannya dengan dirinya?

"Aku masih memikirkanmu sepanjang waktu, Yewon."

Sebuah pengakuan yang begitu jujur namun dramatis. Tidak semua orang menyukai mantan kekasihnya yang dahulu memutuskan dirinya mengatakan hal manis semacam itu. Tapi tidak dengan Umji, seolah nyaris terkena serangan jantung mendadak suasana hatinya terasa sangat senang dan menggebu. Ia tidak sendirian, ternyata sampai saat ini tidak hanya ia saja yang terus menerus memikirkan dia.

Ini sebuah pertanda baik kan?

Sebuah senyuman kecut terlihat menghiasi bibir Suga membuat perasaan menggebu Umji perlahan-lahan berubah menjadi sebuah tanda tanya. Ada apa dengan ekspresi itu?

"Aku tahu kau pasti berpikir aku konyol kan? Untuk apa aku mengatakan hal semacam itu kepadamu. Kau mungkin tidak peduli dengan apa yang terjadi di dalam hidupku tapi entah kenapa aku tetap ingin mengatakannya," ucap Suga menjawab semua pertanyaan di benak Umji.

Tatapan mata Umji melunak, ia menatap Suga penuh rasa sayang yang begitu besar seolah menepis semua tuduhan tidak berdasar itu. Bagaimana mungkin di tidak peduli jika ia berpacaran dengan Mingyu pun karena ia ingin membantu Suga untuk mencapai impiannya.

Melihat bagaimana Umji kini menatapnya, Suga terenyuh. Ia membalas tatapan itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Entahlah, rasanya seperti segala kegelisahannya menghilang begitu saja. Seolah jarak di antara keduanya selama beberapa waktu terkhir ini tidak lagi ada.

"Aku ingin tahu oppa. Aku selalu ingin tahu segala sesuatu yang terjadi padamu setiap hari. Apa yang kau makan, apa yang kau lakukan atau kemana kau pergi. Aku... selalu seperti itu kan?" ucap Umji tulus.

Sekali lagi Suga di buat tersentuh dengan pengakuan itu. Suga tersenyum samar, ia menundukkan pandangannya dan mengusap rambutnya frustrasi. Ahhh sekarang ia jadi ingat kenapa ia sangat mencintai gadis ini. Sifatnya yang seperti ini, benar dia sama sekali tidak berubah. Justru dia sendirilah yang telah berubah, menjadi seorang pria jahat tanpa perasaan.

"Uhm. Kau benar. Gomawo," ucap Suga lirih. Suga menoleh untuk melihat Umji yang sejak tadi masih terus menatapnya intens.

"Apa kau... juga masih memikirkanku?"

Tidak ada keraguan sedikitpun, sebuah senyuman manis mengembang di kedua sudut bibir Umji membuat gadis itu terlihat semakin cantik saat ini. Meskipun Umji tidak menjawab pertanyaan itu dengan lantang, namun Suga tetap bisa mendengarnya dengan baik.

"Tentu saja," gumamnya.

"Ada banyak hal yang ingin aku katakan, tapi sepertinya sekarang bukanlah waktu yang tepat kan? Setelah aku menyelesaikan segalanya, ayo kita bertemu lagi dan membicarakan ini Yewon."

Ekspresi wajah Suga tampak serius. Mendadak Umji teringat akan Mingyu, benar masih ada banyak hal yang harus ia selesaikan. Jika firasatnya ini benar, ia rasa ia masih memiliki kesempatan untuk berbaikan dengan Suga. Maka jika itu benar, ia harus memiliki satu alasan juga agar Mingyu mengerti. Alasan bukan hanya kenapa kau harus tetap tinggal, tapi sebuah alasan juga bisa di gunakan untuk tahu kenapa kau harus pergi.

☀☀☀

Umji melirik Suga yang duduk di sebuah bangku di depannya. Kini keduanya tengah berada di dalam bus namun entah kenapa Suga memilih tempat duduk yang berbeda. Yah apa yang Umji harapkan?  Meskipun pembicaraan sebelumnya terasa manis namun hubungan keduanya saat ini hanyalah sebatas itu, tidak ada yang berubah.

ONE HALFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang