Chapter 27 - KEHILANGAN

984 118 38
                                    

From Kim Yewon
Bukan, tapi alasan kenapa aku harus pergi.

Sebuah senyuman pilu yang tak dapat di jelaskan terukir di kedua sudut bibir Mingyu. Baru saja beberapa jam yang lalu ia membicarakan hal ini dengan gadis itu, tapi sekarang seolah tidak memberi ia waktu untuk istirahat sedikit pun gadis itu kembali berulah dan mengacaukan seluruh harapan serta perasaannya.

Alasan untuk pergi? Buat apa Umji mengatakan hal itu kepadanya ketika ia sendiri sudah tahu akan hal itu. Tidak perlu satu alasan, seribu alasan pun akan selalu ada jika itu kau ungkapkan kepada seseorang yang akan kau tinggalkan.

Lucu tapi mengesalkan. Semakin Mingyu berharap tinggi kepada gadis itu maka semakin sakit pula ketika ia terjatuh dari pengharapannya sendiri.

To Kim Yewon
Jika kau bersikeras, maka aku juga akan mengatakannya. Alasan kenapa kau harus tetap tinggal.

Send

Mingyu bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekat menuju Jiho dan beberapa orang staff produksi Kdrama yang sedang duduk di sudut ruangan untuk negosiasi jadwal syuting hari ini. Mingyu sudah mengacaukan segalanya namun bukan berarti ia tidak bisa memperbaikinya. Hanya saja ada syaratnya...

"Hyung," panggil Mingyu tiba-tiba.

Jiho menoleh, ia terkejut ketika akhirnya Mingyu sudah ingin bicara dengannya lagi saat ini. Sejak pagi bahkan setelah bertemu dengan Umji tadi pria itu tetap saja bungkam tanpa suara namun kini tiba-tiba saja pria itu datang dan bicara dengannya?

"Oh ya tuhan akhirnya kau berhenti bermain-main denganku Mingyu," ucap Jiho lega sembari bangkit dari duduknya.

"Kau harus bekerja sama denganku. Tebus jadwal syuting yang tertunda karena ulahmu tadi," ucap Jiho setengah berbisik.

"Aku akan melakukannya," jawab Mingyu cepat.

"Tapi dengan satu syarat."

Satu alis Jiho terangkat tinggi, manik matanya menatap Jiho curiga namun penuh rasa ingin tahu. Apakah pria ingusan ini mencoba untuk memerasnya?

Mingyu melanjutkan kalimatnya dan membuat Jiho spontan terbelalak kaget. Ia menatap Mingyu tak percaya dan mencoba meyakinkan pria itu agar tidak melakukannya, namun percuma Mingyu sama sekali tidak mendengar. Ia hanya menatap Jiho serius dan mengatakan akan bolos syuting hari ini bahkan besok jika Jiho tidak melakukan apa yang ia minta.

Jiho memijat pelipisnya frustrasi, manik matanya mengawasi Mingyu seolah mencari kebohongan di wajahnya. Merasa tak goyah sama sekali, Mingyu masih terus bersikeras dengan permintaannya tadi.

"Kau ingin mengikatnya? Apa kau sama sekali tidak kasihan padanya?" ucap Jiho melemah.

Mingyu tidak menjawab, entah bagaimana Jiho harus menerjemahkan arti dari ekspresi wajahnya saat ini. Jiho mengangkat kedua tangannya di udara tanda menyerah, "Oke oke aku akan melakukannya. Tapi satu hal yang kau tahu bahwa suatu saat kau akan menerima balasan atas perbuatanmu ini Mingyu. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi aku tahu kau benar-benar menyukainya. Hanya saja cinta bukanlah segalanya di dunia ini, kau terlalu memaksa."

Jiho berbalik untuk kembali duduk di bangkunya. Sekilas ia melirik Mingyu memberi tanda bahwa pria itu harus menepati janjinya. Syuting hari ini harus tetap di lanjutkan tidak peduli bagaimana pun moodnya saat ini.

☀☀☀

Kening Umji berkerut begitu membaca pesan Mingyu barusan. Mungkin ia yang terlalu cemas tapi entah kenapa pesan itu lebih terdengar sebagai sebuah ancaman untuknya.

ONE HALFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang