Chapter 35 - MENGHILANG

650 82 34
                                    

Umji masih menangis tersedu-sedu ketika kaki membawanya menelusuri trotoar jalanan kota Seoul malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umji masih menangis tersedu-sedu ketika kaki membawanya menelusuri trotoar jalanan kota Seoul malam itu. Tangannya terus menerus sibuk menghapus air matanya yang sampai saat ini belum bisa berhenti mengalir.

Nafasnya tersengal karena terus menangis sementara tubuhnya gemetar begitu angin malam mengusap kulitnya. Hanya dengan pakaian yang tipis tanpa mantel ia pergi begitu saja dari rumah tadi begitu mendengar Suga berada di kantor polisi. Langkah kaki Umji terasa semakin berat, ia seolah kehilangan kekuatan atas tubuhnya sendiri.

Semuanya sudah berakhir. Kali ini benar-benar telah berakhir. Sejak awal seharusnya Umji tahu jika kemungkinan Suga untuk memaafkannya sangat kecil meskipun ia telah memberitahu kebenarannya. Namun meskipun begitu sedikit saja di sudut hatinya Umji berharap Suga dapat mengerti. Ahh pada akhirnya semuanya menjadi sia-sia. Umji telah kehilangan segalanya. Bukan hanya itu, ia bahkan telah merusak nama baik ayah dan ibunya karena scandal itu.

Langkah kaki Umji berhenti. Benar, scandal itu. Mingyu adalah seorang penjahat yang sebenarnya. Umji benar-benar tidak habis pikir kenapa pria itu tega melakukan hal seperti ini? Apa untungnya hal ini baginya? Bukankah semua masalah ini hanya akan menghancurkan karirnya? Apa benar ada manusia sebodoh itu di planet ini? Cinta katanya? Hah. Umji tersenyum sumbang. Ah ini lucu sekali.

"Hahaha...," Umji tertawa getir dengan air mata yang masih mengalir jatuh di pipinya.

Apakah "cinta" itu benar-benar ada? Bukankah itu hanyalah sebuah kata tanpa makna? Itu kutukan kan? Jika cinta membuat seseorang yang merasakannya mengalami penderitaan tiada akhir seperti ini apakah itu masih bisa di sebut anugerah?

"Aah aku ingin berhenti," keluh Umji nyaris berbisik. Benar, mungkin ini adalah waktunya untuk Umji istirahat. Masa bodoh dengan cinta, seumur hidupnya Umji merasa selalu di tipu dan di sakiti. Dulu, ketika ia begitu mencintai Changsub dengan sepenuh hatinya, ia di khianati. Lalu sekarang ketika ia mempercayakan segalanya pada hubungan ini, hati dan jiwanya Suga juga mencampakannya. Umji tahu meski sebagian besar ini adalah kesalahannya, tapi apakah hanya sebatas itu rasa cinta Suga untuknya? Kemana pria heroik yang dulu mengatakan tidak akan pernah membuatnya menangis? Tidak akan pernah meninggalkannya?

"Aku lelah," gumam Umji pada dirinya sendiri.

Tepat setelah Umji mengatakan itu, ujung matanya menangkap beberapa pasang kaki yang mendadak berhenti di depannya.

"Sama, kami juga lelah."

Umji mengangkat wajahnya dan tampak kebingungan ketika melihat beberapa orang gadis dengan mantel hitam dan masker kini tengah menatapnya sengit.

"Unnie, kau tahu kan? Rasanya hati kami ini sangaaaaat lelah menerima semua berita mengerikan ini. Kami tidak tahan lagi, jadi bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini sekarang?" imbuh yang lain sembari melingkarkan tangannya di lengan Umji.

Umji masih kebingungan, ia tidak bisa melihat wajah gadis-gadis ini. Ia juga tidak yakin jika mengenal mereka, tapi kenapa mereka bersikap sangat akrab seperti ini?

ONE HALFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang