Chapter 21 - REUNI

824 129 26
                                    

Pagi itu gedung serbaguna universitas sudah di penuhi oleh banyak mahasiswa yang akan melakukan gladi resik sebelum festival di mulai pukul 10 nanti. Semua orang terlihat gembira dan bersemangat dengan kostum warna warni yang mereka kenakan. Beberapa dosen pembimbing juga sudah berada di sana untuk mengevaluasi jalannya kegiatan.

Detuman musik dan suara hentakan kaki di atas panggung membuat suasana di dalam ruangan itu menjadi semakin meriah. Sembari menunggu gilirannya para peserta festival yang lain duduk di bangku penonton untuk melihat penampilan teman-temannya yang lain.

Sinb dan Jhope duduk manis di bangku bagian depan, mereka sudah melakukan gladi resik sejak tadi dan masih menunggu hingga giliran Umji tiba namun masalahnya adalah sampai saat ini pun Sinb sama sekali belum melihat keberadaan sepupunya itu di sana. Sinb gelisah, berkali-kali ia mencoba untuk menghubungi Umji namun teleponnya sama sekali tidak di angkat. Sinb mendadak cemas, ia curiga memang telah terjadi sesuatu tadi malam. Terakhir kali mereka berbicara di telepon Umji masih terdengar baik-baik saja dan percaya diri tentunya.

"Masih belum bisa di hubungi?" tanya Jhope tak kalah khawatir.

Sinb menggeleng, ia menggigit bibir sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru aula mengamati satu per satu peserta yang hadir berharap Umji ada di sana namun sayang apa yang ia harapkan bukanlah apa yang ia dapatkan, manik matanya saat ini justru saling beradu dengan seorang pria tampan berkulit putih pucat yang kini sedang duduk beberapa bangku di belakangnya bersama seorang gadis menyebalkan di sampingnya, menempel seperti lintah.

Ekspresi wajah Sinb berubah kesal, ia menatap Suga dengan tatapan tidak suka. Apakah pria itu tidak tahu seberapa besar pengorbanan Umji agar dia bisa berada di sini dan tampil di festival dengan nyaman? Namun tepat seperti dugaannya pria itu bahkan terlihat acuh dan segera membuang muka seolah-olah tidak mengenalnya. Gigi-gigi Sinb beradu, emosinya benar-benar mendidih melihat prilaku tak tahu malu pria idiot itu. Tatapan mata Sinb kini beralih pada Suran, gadis itu terlihat sok cantik dengan mini dress yang ia kenakan. Sinb memutar bola matanya malas, tak ada satu kata pujian pun yang bisa Sinb pikirkan, hanya kata menjijikan yang terlintas di benaknya. Lihatlah bagaimana cara Suran memeluk lengan Suga erat dan memainkan jemari tangan pria itu seolah tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan.

"Abaikan saja," tegur Jhope yang juga merasa jengah melihat pemandangan itu.

Sinb membenarkan posisi duduknya dan menatap ke atas panggung malas. Suga bukan siapa-siapa baginya tapi entah kenapa Sinb merasa sangat gerah melihatnya. "Dasar benalu," gerutu Sinb merengut.

☀☀☀

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh dan para tamu undangan pun sudah tiba di tempat acara, duduk manis di sofa eksklusif bagian depan tentunya.

Suasana riuh di dalam ruangan itu sangat berisik karena para mahasiswa yang saling berbisik membicarakan bagaimana kharisma dan wibawa setiap CEO-CEO perusahaan musik terbaik Korea Selatan yang datang. Di tambah lagi dari sekian banyak tamu undangan, perhatian para mahasiswi tentu saja tertuju kepada pria paling muda dan tampan di antara semuanya, Kim Mingyu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE HALFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang