Hari hari terus berlalu dengan cepat. Aku bahkan sudah lulus. Dan tidak satupun yang menghadiri acara pelulusan ku. Aku seolah hidup sendiri di dunia ini. Semua orang seolah tidak peduli apakah aku ini ada atau tidak.
Bahkan, aku tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan yoongi. Mereka seolah melupakanku. Aku tidak pernah mendapat kabar apapun dari mereka. Aku bahkan tidak yakin jika mereka masih mengingatku. Waktu terus berjalan dengan cepat. Bahkan musim kini sudah berganti.
Dan lagi lagi, aku merasakan kesedihan saat musim salju.
Musim gugur kini sudah berganti dengan musim dingin. Aku tidak suka musim ini. Aku benci musim dingin. Kenapa aku harus terus merasakan kesedihan di musim ini? Apa aku tidak pantas merasakan kebahagian di musim dingin?
Aku butuh kehangatan. Aku butuh mereka.
Aku butuh pelukan mereka. Dan aku butuh kebahagiaan dari mereka.
Tapi, semua seolah tidak pantas untukku. Saat musim ini tiba, aku seolah tidak bisa merasakan kebahagiaan sedikitpun.
Tidak Se oh~ah. Jangan merasa seperti itu.
Aku meyakinkan diriku sendiri. Seperti itulah yang terus kulakukan. Hanya aku yang meyakinkan diriku sendiri. Aku seperti sendiri saat ini. Aku seperti merasa ada sesuatu yang hilang dariku. Tapi, aku tidak mengerti. Kenapa aku terus bergantung sama dia? Kenapa mereka begitu membawa pengaruh besar untukku? Aku tidak mungkin terus begini.
Aku harus hidup mandiri. Aku hanya perlu berusaha dan menyerahkan semuanya pada takdir.
Tingting.
From : +82-2-3456xxxx
Ayo bertemu. Aku yakin kau sendiri saat ini kan. Datanglah ke toko coffe tempatmu bekerja dulu. Aku akan meneraktirmu.
Park Chanyeol ~
Selama ini hanya dia yang selalu menemaniku. Semakin hari aku dan dia semakin dekat. Aku senang mengenalnya. Dia adalah namja yang baik. Dia juga tidak sombong. Dan aku sudah menganggapnya seperti kakak ku. Aku senang mengenalnya. Park chanyeol.
" Jangan terus bersedih Lee Se oh. Ayo hadapi semua ini dengan senyuman ".
" Dua bulan sudah berlalu. Mereka akan segera kembali padamu lagi ".
Aku tersenyum lalu berjalan kekamar mandi. Aku mengenakan pakaian tebal dan hoodie yang sangat tebal. Cuaca memang benar benar sangat dingin hari ini. Aku mengikat rambutku lalu memakai parfum. Setelah merasa siap aku mulai melangkahkan kaki ku menuju caffe itu.
Jalanan benar benar sepi. Bahkan tidak ada satupun yang berlalu lalang, kecuali aku. Aku berjalan dengan cepat bahkan terkadang aku harus berlari.
--
Aku menatapnya yang kini menatapku juga. Kedua manik mata itu menatapku dengan sangat tajam.
" Ada apa ?". Tanyaku
" Apa kau merasa sedih ?".
" Ani. Apa aku terlihat seperti itu?". Tanyaku
Dia mengangguk lalu menjulurkan tangannya memegang pipiku. Dia mengelus pipiku dengan lembut. Dan manik matanya terus menatapku intens.
" Chanyeol~ah oppa, wae irae ?". Tanyaku
" Jangan sedih. Aku tidak suka melihatmu seperti ini. Jika kau sedih maka bagilah kesedihanmu itu bersamaku ".
Dan aku beruntung karena satu hal. Aku beruntung karena dia menyewa caffe ini khusus untuk kami. Jika tidak maka akan kupastikan distpach akan memotret kami dan itu akan menimbulkan rumor yang tidak benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Tears and Happiness
FanfictionHari itu hari dimana ketika kehidupan ku berubah. Semenjak datangnya dia. Mungkin bukan dia tapi mereka. Hari itu seandainya aku tidak menyelamatkannya aku pasti tidak akan terlibat dengan mereka, kesedihan dan kesenangan aku rasakan saat bersama me...