[2]

9.5K 834 16
                                    

Hari kedua MOS, Aku telat bangun dan berakhir di lapangan sekolah dengan tangan memegang kedua telinga dan satu kaki diangkat. Menyebalkan sekali. Semua orang malah menertawakanku.

Ini semua ulah Ashton, dia sengaja meninggalkanku di rumah sendirian. Kurang sempurna apalagi hari ini? Ini harus dimasukkan ke daftar World Record.

"Lihatlah siapa yang sedang dihukum," Ucap seseorang membuatku terlonjak. "Halo Clista."

"Darimana kau mendapatkan namaku?" tanyaku.

"Kau lupa satu hal, Aku ini salah satu pembimbingmu selama MOS."

"Wow itu sangat menakjubkan, Aku sangat terkejut mendengarnya. Astaga, ini sangat langka!"

Dia malah memukul kepalaku. Sakit tau.

"Bodoh, kenapa kau berlebihan sekali sih?" tanyanya mendramatisir.

Aku memutar mataku. "Kau juga drama sekali,"

"Astaga, Aku hampir lupa. Setelah hukuman berakhir  kau dipanggil Ashton ke kelasnya!" ucapnya sedikit tegas.

Aku hanya mengangguk mengiyakan suruhan senior itu. Hari ini Aku lebih banyak berbicara kepada dia dan sampai saat ini Aku belum tau namanya siapa.

--

Hampir sepuluh menit Aku mengelilingi koridor dan mengintip ke arah jendela kelas hanya untuk mencari keberadaan kelas Ashton.

Lagi-lagi Aku lupa bertanya tentang kelas Ashton ke Senior tadi. Otakku benar-benar error saat ini.

"Kau mencari siapa, nona?" Tanya lelaki berambut Hijau disampingku.

"A-aku mencari Ashton!"

"Ashton? Aku sekelas dengannya, biar kutunjukkan jalannya."

"Kau bukan penjahat kan?" tanyaku spontan. Bodoh.

Tawa lelaki itu pecah. "Mana ada penjahat memakai seragam sekolah?"

"Bisa saja kan?" pertanyaan macam apa ini Clista.

Lelaki itu memasuki kelas. Kelas ini berada di Ujung koridor tapi kenapa disini ramai sekali? Aku menatap sekeliling kelas ini. Kurasa kelas ini terkenal, lihat saja perempuan disini cantik-cantik dan duduk bagaikan clique-clique luar negeri.

"Clista!"

"Ashton, kenapa kau meninggalkanku tadi pagi?!" semburku saat berhadapan dengannya.

"Sengaja. Lagian itu pengalaman baru untukmu kan? Berjalan kaki dari rumah sampai sekolah baru."

Ashton malah menertawakanku. Ia bahkan memukul meja saking lucunya ucapannya barusan.

"Kurasa kau butuh obat penenang, Ash!" ucapku.

Sedari  tadi Aku baru sadar bahwa ada teman Ashton yang memperhatikanku. Dia berambut hitam dan wajahnya Asian sekali.

"Calum, namaku Calum Hood." ucapnya santai.

"Clista—Clista Irwin. Kau sekelas dengan Ashton?" tanyaku.

"Ya, Aku teman sehidup sematinya dia. Kau anak barukan? so-WELCOME! WOHOO!" teriak Calum heboh.

Tenggelamkan Aku sekarang juga. Mereka berdua sangat memalukan. Kenapa semua senior disini tidak ada yang waras sih? Oke tidak semua tapi yang kutemui saja.

"Aku harus pergi. Bye Ashton, Calum." ucapku datar dan berlalu.

--

"Clista! Mama dapat kiriman cupcakes dari tetangga baru," seru mama tepat saat Aku menutup pintu. "Ini lezat sekali."

"Mama seperti anak kecil saja," ucapku mendapat pelototan mama.

"Bantu mama cepat, Kita kasih tetangga brownies sebagai ucapan terima kasih."

Aku hanya mengiyakan ajakan mama, kan kalau ditolak Aku bisa kena ocehannya. Mendapat ocehan mama itu adalah hadiah terindah bagiku. Ini melenceng dari topik.

--

Setelah membuat kue, Aku berjalan ke arah taman depan rumahku. Disana ada ayunan bawah pohon. Jadi kalau mau main atau sekedar duduk disana pasti nyaman.

Pletak!

"Aw!" Aku meringis melihat batu yang mengenai kepalaku barusan.

Pletak!

"Astaga, penjahat macam apa ini?" lagi-lagi ada batu yang mengenai tanganku.

"Kau butuh hiburan," ucap perempuan yang suaranya sangat kukenal.

"Astaga, Keisya! Kau ini sadis sekali, bagaimana kalau kepalaku bocor? bagaimana kalau tanganku bolong?" Tanyaku dramatis.

"Kau ini berlebihan sekali, pantas saja tadi pagi kau diejek oleh salah satu senior." Ucap Keisya membuatku kaget.

"Tunggu, kenapa kau tau? Kau ini stalker yah?"

Keisya memutar matanya. "Kau tadi jadi pusat perhatian."

"Bagaimana bisa? Setahuku waktu Aku dihukum kan kalian dikasih pengarahan oleh senior lainnya." Ucapku.

"Kau ini sadar atau tidak sih? Senior itu Keren-Cool-Charming-Handsome sekali!" ucap Keisya frustasi.

"Yang kuingat dia itu punya mata biru, rambut blonde bermodel Spike, memakai lipring, dan menyebalkan!"

"coret kata menyebalkannya, dia sangat baik kau tau? Dia bahkan memotong hukuman kelompok kita tadi." ucap Keisya sambil memainkan ayunannya.

"Bagiku dia sangat menyebalkan, oke?"

Keisya hanya menghela nafasnya dan lanjut bermain ayunan.

------
4 Juli 2014, 06:47

Morning!

Hiii

Ide untuk cerita ini ngalir begitu saja :") sedangkan cerita yang lain mesti dikembangin beberapa hari.

Aku nulis karna hobby, vomments dan kritikan diterima oke? jangan sungkan yah

Senior ⇝ Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang