Chapter 23

252 9 0
                                    

Yoga berjalan ke ruangan kelasnya. Begitu Yoga sampai di kelas, Yoga langsung duduk di bangkunya dan tak lama kemudian Farras datang,

"Tumben lo udah sampai kelas jam segini?", tanya Farras cekikikan

"Iyalah, mau jadi anak rajin gue.....", kata Yoga sok cool

Yoga mengambil buku dari dalam tas dan membacanya,

"Buset, bener-bener kesambet lo...", kata Farras asal

Farras melakukan hal yang sama. Mengambil buku dari dalam tas dan memebacanya.

"Eh, lo tau gak?", kata Farras

"Apaan?", tanya Yoga penasaran

"Si Nero lagi jalan-jalan keliling Eropa noh...", kata Farras

"Dih seriusan? perasaan dia kemarin masuk sekolah....", kata Yoga bingung

"Yeh si bapak, nih liat story ignya...."

Farras mengambil hapenya dari saku celananya dan membuka aplikasi instagramnya,

"Tuh liat si Nero lagi di Belanda! Gak percayaan sih....", kata Farras kesal

"Ya maaf gue kan gak tau....", kata Yoga ngeles

Kemudian bel masuk berbunyi.

Yoga dan Farras sama-sama mendengus kesal, terlebih lagi guru matematika langsung masuk kedalam kelas.

"Yaelah tuh guru kenapa masuk sih....", kata Farras kesal

"Sejak kapan lu jadi pemalas begini? kesambet apaan lu bisa malas gitu?", kata Yoga asal

Seketika bahu Yoga mendapatkan sebuah pukulan dari tangan Farras,

"Sakit nyet....", kata Yoga kesal

"Makanya kalo ngomong tuh diayak dulu....", kata Farras sewot

"Heh, lu juga tadi asal bilang gue kesambet...", kata Yoga gak mau kalah

"Farras dan Yoga, bisa keluar dari kelas saya?", kata guru matematika

"Dia duluan bu yang mulai....", kata Farras sambil menunjuk Yoga

"Dih kok gue sih?", kata Yoga yang gak terima dituduh

"Diam kalian! Siapapun yang salah, harap keluar dari kelas saya sekarang! mengerti?", kata guru matematika dengan tegas

Mau tidak mau, Yoga dan Farras keluar dari ruangan kelas.

*

Yoga dan Farras sedang duduk di teras kelas mereka sambil bersandar di tembok luar kelas mereka.

Farras menengok ke arah Yoga yang sedang mengantuk. Farras merasa ada yang aneh dengan Yoga,

"Yoga....", panggil Farras pelas

"Apaan?", tanya Yoga

"Lesu amat lo kek gak punya semangat hidup...", kata Farras asal

" Wey gue masih punya semangat hidup. Parah lo parah....", kata Yoga ngambek

"Yaudah maaf maaf....", kata Farras

Mereka memperhatikan anak kelas 10 yang sedang bermain basket dengan seragam olahraga dengan seksama. Sesekali tangan Yoga bergerak seolah-olah sedang bermain basket juga.

Tiba-tiba dada Yoga terasa sakit saat ia bernafas. Dengan cepat Yoga berlari ke toilet cowok. Farras menatap Yoga dengan kebingungan dan menonton anak kelas 10 yang sedang bermain basket lagi.

Dii toilet cowok, Yoga memegang dadanya dan berusaha bernafas seperti biasanya. Namun apa daya, dadanya begitu sesak bahkan untuk bernafas pun rasanya sangat sakit,

Tenang Yoga tenang, sebentar lagi juga hilang rasa sesaknya....

Namun yang terjadi adalah dada Yoga semakin sesak dan sakit, bahkan sudah mulai batuk-batuk sesekali dan terlihat darah di telapak tangannya,

Tolong jangan kambuh! tolong jangan kambuh!

Yoga terus menunduk, dadanya begitu sesak hingga nafasnya begitu cepat. Yoga melirik ke cermin dan terlihat hidung Yoga mulai mimisan. Yoga merogoh obat asma yang berada di saku celananya, namun apa daya obat asmanya tidak mempan untuk mengurangi rasa sesaknya.

Yoga memegang keramik penyangga westafel dengan kuat. Dadanya semakin sesak dan kepala Yoga sudah mulai pusing. Kepala Yoga pusing disertai rasa sakit di kepalanya dan penglihatan Yoga mulai berkunang-kunang sebelum akhirnya menjadi gelap.

================================

Happy Reading ^^

Selama iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang